PANDI: Aksara Kawi dan Pegon Siap Masuk Pembakuan Digital Nasional pada 2023
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI mendaftarkan aksara Kawi dan Pegon ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) memasuki babak baru.
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI mendaftarkan aksara Kawi dan Pegon ke Badan Standardisasi Nasional (BSN) memasuki babak baru.
Pasalnya, PANDI telah menyerahkan dokumen Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) untuk pembakuan fon dan papan ketik aksara Kawi dan Pegon ke BSN dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
-
Bagaimana PANDI ingin memperkuat identitas digital Indonesia? Oleh karenanya, PANDI juga tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerjasama dengan instansi pemerintahan terkait.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa pengertian website? Pengertian website adalah lokasi pusat halaman web yang saling terhubung dan diakses dengan mengunjungi halaman rumah dari website menggunakan browser.
-
Kapan website menjadi penting? Dalam era digital yang terus berkembang, keberadaan website menjadi suatu hal yang tak terelakkan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
Menurut rencana, pada hari ini, Senin (28/11), diadakan kembali Rapat Teknis kedua bersama anggota Komisi Teknis (Komtek) 35-02 Komunikasi Digital. Aksara Pegon akan menjadi pembahasan utama pada Rapat Teknis kedua tersebut. Sementara aksara Kawi sudah menjadi pembahasan utama Rapat Teknis pertama pada 3 Oktober silam dengan kawalan PANDI.
Ilham Nurwansah, salah satu pengusung rancangan standar aksara Kawi, berpendapat dengan masuknya aksara Kawi ke Standar Unicode dan Nasional, maka dapat membuka peluang besar untuk digunakan dalam keperluan riset di masa mendatang.
"Aksara Kawi masuk ke standar Unicode dan kini ke Standar Nasional Indonesia (SNI), tentu semakin membuka peluang aksara ini untuk diperkenalkan dan digunakan kembali dalam dunia modern, baik untuk pengembangan penelitian epigrafi, filologi maupun teknologi informasi," kata Ilham dalam keterangan resminya, Senin (28/11).
Rancangan SNI aksara Pegon akan dikirimkan ke BSN dan Kemenperin RI, setelah terlaksana Kongres aksara Pegon pada 21-23 Oktober lalu. PANDI berharap revisi SNI Aksara Nusantara untuk fon dan papan ketik aksara Kawi dan Pegon dapat segera ditetapkan.
©2021 Merdeka.com
Menanggapi hal tersebut, Mayastria Yektiningtyas, Analisis Standardisasi Ahli Madya selaku Koordinator Kelompok Substansi Pengembangan Standar Transportasi dan Teknologi Informasi BSN, menyatakan saat ini proses perumusan masih berlangsung dan diharapkan selesai pada tahun depan.
"Perumusan amandemen atau revisi SNI tersebut diproyeksikan dapat ditetapkan pada 2023," ungkap Maya.
Di sisi lain, Diaz Nawaksara yang juga pengusung rancangan standar aksara Pegon, berpandangan yang diupayakan saat ini dapat menjadi terobosan baru bagi penggunaan Pegon di lingkungan keagamaan.
“Aksara Pegon adalah salah satu aksara nusantara yang paling banyak penggunanya dan masih dipakai hingga saat ini. Melalui standardisasi font dan papan ketik yang diajukan ke BSN, kami berharap aksara Pegon dapat tetap eksis di ranah digital dan relevan dengan kemajuan teknologi sebagai penunjang fasiitas pendidikan, keagamaan, atau kebutuhan penulisan lainnya yang menggunakan aksara Pegon," pungkas dia.
(mdk/sya)