Pasca Serang Ukraina, Situs Pemerintahan Rusia Tumbang
NetBlocks, situs pemantau gangguan website melalui akun Twitter-nya, Jumat (25/2) sempat melaporkan adanya gangguan pada sejumlah situs pemerintahan Rusia. Kejadian ini diduga manakala pemerintah Rusia melancarkan aksi operasi militer ke Ukraina.
NetBlocks, situs pemantau gangguan website melalui akun Twitter-nya, Jumat (25/2) sempat melaporkan adanya gangguan pada sejumlah situs pemerintahan Rusia. Kejadian ini diduga manakala pemerintah Rusia melancarkan aksi operasi militer ke Ukraina.
"Terkonfirmasi: Sejumlah situs pemerintah di Rusia termasuk Kremlin dan State Duma padam; insiden ini terjadi di tengah serentetan serangan siber yang menargetkan negara tetangga Ukraina," cuit mereka.
-
Kenapa negara-negara tersebut sering menjadi sasaran hacker? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
©2022 Merdeka.com
Situs Kremlin ini merupakan website resmi Presiden Rusia Vladimir Putin. Sementara Duma, adalah situs parlemen Rusia. Selain itu ada juga situs yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Sebelumnya pada pekan lalu, sejumlah situs web pemerintahan dan bank Ukraina tumbang akibat dari serangan DDos (Distributed Denial-of-Service). Beberapa situs web yang tumbang antara lain Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata Ukraina, dua bank milik negara, Privatbank dan Oschadbank.
Mengutip dari Bleeping Computer, sejumlah nasabah bank menerima pesan teks yang mengklaim ATM bank di negara tersebut mati. Polisi siber Ukraina melaporkan, informasi pesan teks tersebut merupakan bagian dari serangan informasi dan tidak sesuai dengan kenyataan.
Sementara, Kementerian Pertahanan Ukraina yang situsnya dihapus setelah serangan tersebut mengatakan "situs web kami mungkin diserang oleh DDoS. Tercatat, terjadi peningkatan jumlah akses per detik dari biasanya."
Tim Tanggap Darurat Komputer negara itu memperingatkan serangan terhadap otoritas Ukraina, dikoordinasi oleh kelompok hacker Gamaredon (terkait dengan Layanan Keamanan Federal (FSB) Rusia). Microsoft juga mengatakan awal bulan ini, Gamaredon telah mengoordinasikan gelombang email spear-phishing dengan target entitas dan organisasi Ukraina sejak Oktober 2021.
Sumber: Liputan6 / Giovani D. Prasasti
(mdk/faz)