Peneliti jelajahi tempat beradiasi paling parah di dunia
Teknologi pemindaian mirip CT scan izinkan peneliti jelajahi PLTN Fukushima
Setelah terkena sapuan tsunami Jepang pada tahun 2011 lalu, reaktor nuklir di daerah Fukushima tidak dapat didekati akibat kebocoran nuklir yang parah. Guna mengamankan sisa-sisa zat radioaktif di reaktor tersebut, peneliti akan jelajahi tempat itu dengan teknologi pemindaian muon. Apa itu?
Teknologi yang dimaksud adalah pemindaian tomografi (mirip CT scan) menggunakan partikel bermuatan yang disebut 'muon'. Pergerakan partikel tersebut akan dianalisis menggunakan sensor raksasa yang akan ditempatkan di kedua sisi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang kini jadi tempat dengan kebocoran radiasi terparah di dunia.
-
Apa yang dimaksud dengan asam nukleat? Asam nukleat adalah molekul polimer rantai panjang. Monomer atau unit berulang dikenal sebagai nukleotida dan karenanya terkadang asam nukleat disebut sebagai polinukleotida. Asam nukleat dapat didefinisikan sebagai molekul organik yang ada dalam sel hidup.
-
Kenapa Fajar Nugroho meninggal? Saat berada di dalam kolam, Fajar mengalami masalah pada kakinya. Ia mengaku kram sehingga kesulitan untuk kembali ke permukaan. Padahal, Fajar sedang terkena setrum listrik dari dalam kolam. Teman-temannya pun berinisiatif untuk menolong Fajar.
-
Di mana Niki kuliah? Setelah beranjak dewasa, NIKI memutuskan pindah ke Amerika untuk kuliah. Serius dengan musik, Niki pun berkuliah di Universitas Lipscomb dan mengambil jurusan musik.
-
Kapan Nurra Datau lahir? Tepat pada 31 Juli kemarin, Nurra Datau baru saja genap berusia 19 tahun. Diketahui, Nurra Datau lahir pada 31 Juli 2004.
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Siapa Laksamana Muda Mohammad Nazir? Nama Mohammad Nazir Isa mungkin banyak orang yang tidak mengetahui siapa sosok yang satu ini.
Teknik tomografi muon akan menghasilkan gambar yang bisa digunakan untuk memetakan bagian dalam PLTN, termasuk bagian inti reaktor yang sangat berbahaya dan tidak dapat ditembus, bahkan oleh sinar X sekalipun. Hasil pemetaan bisa digunakan untuk merancang misi pengamanan sisa zat radioaktif di reaktor itu.
Mengapa muon yang dipilih untuk pemetaan tersebut?
Muon sejatinya adalah partikel dasar bermuatan yang mempunyai bobot 200 kali lebih berat ketimbang elektron. Partikel ini terdapat di udara bebas dan akan mengalami benturan saat melewati materi lain karena muatan yang dimilikinya. Benturan ini mirip dengan yang terjadi saat kita mencoba mendekatkan dua kutub magnet yang bermuatan sama, keduanya akan saling tolak menolak.
Efek tolakan muon akan meningkat secara drastis saat bertabrakan dengan zat-zat radioaktif seperti uranium, plutonium, dan cesium yang ada di dalam reaktor. Perubahan gerak muon yang ekstrem itulah yang digunakan pemindai untuk memetakan dan menganalisis keadaan dalam reaktor secara detail.
Dikutip dari The Verge (18/6), teknologi tomografi muon ini sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam bidang teknologi. Amerika Serikat diketahui telah menggunakan teknologi ini untuk melakukan pemindaian pada kargo-kargo yang akan memasuki negara tersebut, mencegah terjadinya aksi penyelundupan zat-zat radioaktif.
Uniknya, muon juga pernah digunakan untuk meneliti isi dalam piramida raksasa di Giza, Mesir, pada sekitar tahun 1960.
(mdk/bbo)