Pengamat soal telepon misterius tim IT KPU: Jangan dibesar-besarkan
Pengamat soal telepon misterius tim IT KPU: Jangan dibesar-besarkan. Usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang dilakukan secara serentak, seorang konsultan sistem IT Pilpres 2019 Harry Sufehmi mengaku dibombardir panggilan misterius dari nomor luar negeri.
Usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang dilakukan secara serentak, seorang konsultan sistem IT Pilpres 2019 Harry Sufehmi mengaku dibombardir panggilan misterius dari nomor luar negeri.
Akhirnya, ia memutuskan untuk menonaktifkan nomor ponsel miliknya untuk sementara waktu karena jumlah panggilan yang mencapai ratusan.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
-
Bagaimana Pantarlih membantu KPU dalam Pilkada 2024? Pantarlih berperan dalam membantu KPU Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam menyusun daftar pemilih dan melakukan pemutakhiran data pemilih.
-
Apa yang didemo Mayjen Purn Sunarko di KPU? Soenarko menjelaskan, tuntutan yang akan disuarakan adalah mendesak agar KPU tidak mengumumkan hasil pemilu yang dianggapnya curang. Soenarko pun berharap, aksinya nanti bisa menjadi pengingat bagi penyelenggara pemilu.
Menanggapi aksi tersebut, peneliti keamanan siber Pratama Persadha mengatakan hal itu merupakan aksi iseng belaka.
Pratama pun menyebut aksi ini tak perlu dikategorikan sebagai upaya peretasan. "Kalau menurut saya iya (aksi ini tak dapat dikategorikan sebagai upaya peretasan). Terlalu dibesar-besarkan itu," tuturnya.
Ia beralasan aksi peretasan tersebut biasanya membuat sistem rusak, mencuri data, termasuk mengambil alih perangkat korbannya. Selain itu, aksi peretasan umumnya memakai teknik tertentu dan mencari kelemahan dari suatu sistem untuk dapat menerobosnya.
Terlebih, menurut Pratama, sebenarnya ada banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan panggilan telepon dari luar negeri, termasuk memilih asal negaranya.
"Contohnya, menggunakan Skype dengan membeli credit untuk melakukan panggilan telepon," tuturnya usai dihubungi Tekno Liputan6.com, Kamis (28/6).
Terkait aksi permintaan me-reset Telegram atau WhatsApp memang pasti membutuhkan SMS otentikasi ke smartphone pemilik aslinya.
Karenanya, ia mengatakan semua orang dapat melakukan aksi semacam ini, selama memang memiliki nomor telepon pengguna lain.
Ia juga menuturkan, modus mengirimkan beragam telepon spam ini sering dilakukan agar perangkat sasarannya sulit digunakan.
"Bahkan, kalau pihak yang mengganggu konsultan itu pintar, dia bisa mengirim ratusan SMS dalam satu waktu. Akibatnya, smartphone pasti hang dan tidak bisa digunakan, karena setiap di-restart akan masuk terus ratusan SMS spam," tutur chairman lembaga riset keamanan siber CISSReC (Communication System Security Research Center) itu.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustinus Mario Damar
(mdk/ega)