Pengguna internet paling takut dengan ancaman hacking
Aksi hacking masih lebih ditakuti daripada aksi pelacakan aktivitas online
Pengguna internet saat ini ternyata lebih takut dengan serangan berbentuk hacking daripada aksi pelacakan aktivitas online.
Seperti dilansir BGR (20/12), kebanyakan pengguna internet masih lebih takut jika hacker mengakses informasi pribadi mereka daripada kegiatan pelacakan data yang sudah jamak dilakukan pengiklan berbayar di internet.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk mengakses data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password).
Padahal hampir setiap tindakan yang Anda lakukan saat online dipantau oleh pengiklan, dari produk yang Anda beli hingga link apa saja yang Anda klik. Jenis pelacakan ini biasanya dilakukan oleh penyedia iklan yang dibuat khusus untuk setiap pengguna, seperti Pandora.
Berdasarkan data yang dikutip AllThingsD dari berbagai hasil survei, terungkap data yang mana 75 persen responden mengatakan bahwa mereka khawatir pada ancaman hacking, namun hanya 54 persen responden yang memiliki kekhawatiran akan aksi pengiklan yang melacak setiap gerakan mereka.
Selain itu, 15 persen responden mengatakan peringkat privasi pemerintah sebagai kekhawatiran atas keamanan mereka.
Ancaman hacking seperti seseorang secara sengaja mengakses ke akun email-nya dengan membobol passwordnya masih menjadi ancaman yang paling ditakuti di 2013 ini.