Pria Berjuluk Godfather AI Ini Menyesal Hingga Keluar dari Google Karena Penemuannya
Geoffrey Hinton, seorang peneliti yang dikenal sebagai ahli AI merasa menyesal. Penyesalannya disebabkan makin berkembangnya AI yang ternyata mampu mengancam umat manusia.
Geoffrey Hinton, pria berjuluk 'Godfather AI' ini merasa menyesal. Penyesalannya disebabkan makin berkembangnya Artificial Intelligence (AI) yang ternyata mampu mengancam umat manusia.
Boleh dibilang, dia adalah ilmuwan komputer peletak dasar teknologi kecerdasan buatan. Karena jasanya, AI saat ini bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat daripada perkiraan ilmuwan.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kapan algoritma AI baru ini diuji coba? Para tim pertama kali mencoba algoritma pembelajaran mesin dengan 134 sampel, yang terdiri dari 59 sampel biotik dan 75 sampel abiotik.
-
Mengapa aktivitas paten AI generative meningkat? “Peningkatan tajam dalam aktivitas paten mencerminkan kemajuan teknologi terkini dan potensi dalam GenAI,” kata laporan itu.
Kecepatan pengembangan AI ini tak pernah ada dalam pikirannya. Ia merasa teknologi terbaru ini akan berkembang lama hingga puluhan tahun. Tapi, ternyata tidak.
"Saya pikir itu akan jauh. 30 hingga 50 tahun atau bahkan lebih lama lagi," kata Hinton seperti dikutip NYPost, Jumat (2/6).
Dengan demikian, wajar bila Hinton khawatir ciptaannya itu akan membawa dampak buruk di masa depan. Bahkan mungkin saja berpotensi untuk melakukan kejahatan yang sulit dicegah.
Dia juga menyatakan keprihatinannya tentang kecerdasan buatan yang mulai melampaui pikiran manusia dalam beberapa aspek.
"Lihat bagaimana itu lima tahun yang lalu dan bagaimana sekarang. Bandingkan perbedaannya dan prediksi untuk masa depan, itu menakutkan," ujar dia.
Oleh sebab itu ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai ilmuwan AI di Google.
Perlu diketahui bahwa saat ini, AI sendiri sudah mulai menggantikan beberapa peran umat manusia. Seperti profesi penulis, reporter, akuntan, hingga arsitek yang mulai dipercayakan pada AI.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha