Riset Pacmann: Pengaruh Ramadan dan Kebijakan WFO pada Mobilitas Pekerja Kantoran
Perusahaan dan instansi pemerintahan di wilayah Jabodetabek mulai menerapkan kebijakan Work From Office (WFO) kembali, terutama saat Ramadan. Apakah kebijakan ini mempengaruhi mobilitas pekerja kantoran?
Perusahaan dan instansi pemerintahan di wilayah Jabodetabek mulai menerapkan kebijakan Work From Office (WFO) kembali, tiga tahun setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pertama kali diterapkan dan beberapa bulan setelah pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir Desember 2022.
Namun, pada bulan Ramadan ini, beberapa perusahaan dan instansi pemerintahan melakukan penyesuaian dan/atau pengurangan jam kerja. Apakah kebijakan ini memengaruhi mobilitas pekerja kantoran?
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
-
Kenapa Kue Talam diminati selama Ramadan? Jenis kue talam yang paling banyak diburu selama Ramadan adalah amparan tatak. Selain itu, ada juga bingka banjar yang laris manis.
-
Kenapa ucapan menyambut Ramadhan penting? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Apa yang dimaksud dengan ucapan menyambut Ramadhan? Kata-kata ucapan menyambut Ramadhan 2024 dapat menjadi perekat silaturahmi, sekaligus disisipi doa-doa baik untuk Ramadhan esok.
-
Bagaimana ciri khas bakwan Pontianak di Pasar Ramadan Kebon Kacang? Ukurannya lebih besar, dengan tekstur yang lebih padat dan gemuk menjadi ciri khasnya. Uniknya, bakwan Pontianak ini memiliki isian berupa udang, rebon dan ikan teri.
-
Kenapa puasa ganti Ramadhan penting? Sebagian umat Islam ada yang memiliki utang puasa Ramadhan karena beberapa hal.
Sebuah research startup yang berfokus pada penerapan dan pengembangan algoritma machine learning, Pacmann mencoba menganalisisnya bersama Nurvirta Monarizqa, Data Scientist di Microsoft. Analisis yang dilakukan, perjalanan pulang-pergi kerja antara daerah perkantoran dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Jabodetabek.
Tim Pacmann memilih pekan ke-3 bulan Ramadan selama hari kerja dan jam berangkat/pulang dinyatakan dalam waktu Indonesia Barat (WIB) agar data yang dianalisis bersifat representatif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara rata-rata, mayoritas durasi perjalanan (baik pulang maupun pergi) berkisar antara 30-120 menit dengan tendensi (median) 75 menit. Namun, terdapat beberapa daerah yang durasi pulang/perginya di atas 2 jam, di antaranya kecamatan Nanggung, Sukajaya, Pamijahan dan Tanjungsari, yang masuk ke dalam daerah administrasi Kabupaten Bogor.
Durasi perjalanan pada beberapa variasi jam berangkat maupun jam pulang memiliki deviasi yang kecil. Secara umum, durasi perjalanan di seluruh kecamatan cenderung sama baik ketika berangkat pada pukul 7.00 atau 10.00, dan tidak banyak perbedaan. Namun, durasi perjalanan pulang paling tinggi terjadi jika pulang pada pukul 17.00 (rata-rata jam pulang kantor yang dipercepat agar bisa berbuka di rumah).
Selain itu, ada pola berbeda untuk tiap kecamatan. Ada yang berangkat lebih pagi akan lebih cepat (beating the rush hour) namun ada pula yang lebih siang justru lebih cepat. Pun berbeda untuk tiap proxy kantor.
"Dalam melakukan analisis tren ini, tentunya dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan pengaturan jam kerja karyawannya. Dengan mengetahui durasi perjalanan yang optimal untuk setiap titik kantor proxy, perusahaan dapat mengatur jam kerja karyawannya agar lebih efisien, misalnya dengan memberikan pilihan waktu berangkat yang fleksibel untuk menghindari kerumunan atau waktu-waktu padat," ujar Erisha Aryanti, Tim Sekolah Data sekaligus Data Analyst di Pacmann dalam keterangan persnya, Rabu (19/4).
Nurvirta Monarizqa, Data Scientist di Microsoft juga mengatakan, secara umum, dari hasil analisis ini, menemukan bahwa ternyata ketika rush hour (7-10 pagi dan 4 sore - 8 malam), tipikal waktu tempuh dari titik tengah kecamatan ke proxy kerja adalah 25 persen lebih lama daripada tidak ada traffic.
"Dan 50 persen lebih lama ketika sedang macet-macetnya," kata Monarizqa.
Sehingga apabila dari rumah ke tempat kerja tanpa traffic butuh waktu 40 menit, siap-siap waktu tempuh rush hour nya menjadi 50 menit, dan waktu tempuh ketika macet menjadi 60 menit.
"Durasi perjalanan pada beberapa variasi jam berangkat maupun jam pulang memiliki deviasi yang kecil. Namun, durasi perjalanan pulang paling tinggi terjadi jika pulang pada pukul 17.00 atau rata-rata jam pulang kantor yang dipercepat agar bisa berbuka di rumah," ungkap dia.
(mdk/faz)