Satu ISP dari Indonesia \'berhasil\' lumpuhkan Google
Hari Selasa (06/11) kemarin, salah satu ISP dari Indonesia 'berhasil' melumpuhkan Google kurang lebih 30 menit lamanya.
Hari Selasa (06/11) kemarin, layanan Google sempat berhenti selama kurang lebih 27 menit. Dari penelitian seorang pekerja jaringan di California bernama Tom Paseka, ternyata offline-nya Google tersebut dikarenakan salah satu ISP di Indonesia.
Seperti yang dilansir Wired (06/11), mayoritas pengguna internet di Amerika Serikat dan Hong Kong kesulitan mengakses Google. Offline-nya Google ini juga berdampak ke berbagai perusahaan serta bisnis layanan internet lain yang salah satunya adalah Cloudflare.
Salah seorang pekerja jaringan di Cloudflare bernama Tom Paseka langsung melakukan investigasi akan hal ini. Setelah dia menelusurinya, Paseka mendapati bahwa koneksi Cloudflare dan Google mengerucut ke gateway milik Moratel.
Moratel atau Moratelindo ini adalah salah satu ISP yang ada di Indonesia. Perusahaan ini memiliki data center dengan standar internasional yang terletak di 6 kota di Indonesia seperti Medan, Batam, Surabaya, Bali, Palembang dan Jakarta.
Dalam penjelasannya, Paseka mengatakan bahwa internet adalah kumpulan jaringan yang disebut juga dengan nama autonomous systems. Sistem ini akan berkomunikasi dengan sistem lainnya dengan menggunakan apa yang disebut Border Gateway Protocol (BGP). BGP ini adalah sistem untuk saling bertukar informasi seputar rute yang ditempuh dari satu lokasi dalam satu jaringan ke lokasi lain.
"BGP adalah sistem berbasis kepercayaan atau trust-based system," jelas Paseka. Dia juga mengatakan bahwa setiap jaringan yang ada di internet saling percaya satu dengan lainnya. Ketika satu jaringan mengirimkan permintaan untuk melewati jaringan lainnya, ISP yang bersangkutan akan terintegrasi ke upstream provider dan akan diberitahukan path terpendek untuk mencapai jaringan yang dituju.
Kembali ke masalah Google, ternyata dari hasil penelitian Paseka, Moratel mengirimkan informasi routing yang salah ke upstream provider PCCW. Dikarenakan informasi salah tersebut, banyak pengguna internet di Hong Kong dan Amerika Serikat yang tidak dapat mengakses Google padahal server mesin pencari raksasa ini pada saat itu masih dalam status online.
Untuk menanggulanginya, Paseka menghubungi salah seorang kenalannya yang bekerja di Moratel dan memberitahukan permasalahan tersebut. Setelah pihak Moratel menyadari ada kesalahan dan segera memperbaikinya, dalam waktu cepat Google kembali dapat
diakses oleh pengguna internet di Hong Kong dan Amerika Serikat.
Seperti yang dikutip Arstechnica (06/11), "Hal ini adalah sisi buruk dari sistem berbasis kepercayaan. Tidak peduli seberapa besar sebuah perusahaan, contohnya Google, faktor dari luar pun masih bisa untuk memberikan dampak buruk. Oleh karenanya dibutuhkan tim khusus yang bertugas untuk mengawasi route serta mengelola koneksitas selama 24 jam," jelas Paseka.