Selain matahari, ini 6 tempat paling mematikan di tata surya
Tempat-tempat ini 'haram' dikunjungi manusia
Apabila dilihat dari Bumi, atau gambar-gambar yang berhasil didapat satelit NASA, tata surya tempat kita tinggal terlihat sangat indah. Akan tetapi, ada bagian-bagian tata surya kita yang menyimpan bahaya yang puluhan bahkan ribuan kali lipat dari bahaya yang ada di Bumi.
Ya, banyak sudut-sudut tata surya Bumi yang jauh lebih aman bila dilihat atau dibaca lewat buku ketimbang berusaha dikunjungi. Contoh paling jelasnya tentu adalah matahari. Dengan suhu permukaan sampai 2 juta derajat Celcius, astronot dengan teknologi pesawat luar angkasa saat ini diklaim hanya bisa mendekat hingga jarak 1,3 juta mil dari matahari. Lebih dari itu, hal-hal mengerikan bisa terjadi.
-
Kenapa para ilmuwan yakin Planet Kesembilan itu ada? Hasilnya menunjukkan bahwa penjelasan paling logis untuk pergerakan tidak teratur dari objek-objek tersebut adalah adanya sebuah planet besar yang belum teridentifikasi.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Siapa yang memimpin penelitian penemuan planet-planet baru ini? Penelitian ini dipimpin oleh Faith Hawthorn, peneliti PhD di Universitas Warwick, dan diterbitkan pada hari Rabu di Monthly Notices Of The Royal Astronomical Society (MNRAS). Kini, ada harapan besar bahwa planet-planet tersebut akan secara resmi dikonfirmasi sebagai exoplanet, dengan 60 benda langit merupakan temuan baru. “Kami menjalankan algoritma awal untuk mencari transit pada sampel 1,4 juta bintang. Setelah proses pemeriksaan yang melelahkan, kami menguranginya menjadi hanya 85 sistem yang tampaknya menampung exoplanet yang hanya transit dua kali dalam kumpulan data,” kata dia.
-
Gimana cara para ilmuwan menemukan Planet Kesembilan? Para peneliti telah melacak pergerakan jangka panjang dari objek trans-Neptunian (TNO) di wilayah luar tata surya.
-
Planet-planet baru seperti apa yang ditemukan oleh ilmuwan? Jumlah planet baru yang ditemukan ini tak tanggung-tanggung. Pencarian kehidupan di alam semesta mengalami perkembangan yang menarik, setelah para astronom menemukan 85 planet yang berpotensi menjadi rumah bagi kehidupan makhluk hidup. Suhunya sangat menarik bagi para ilmuwan yang menemukannya karena suhunya tepat untuk menopang kehidupan.
-
Mengapa penemuan ini penting bagi studi tentang pembentukan planet? Jika ini dikonfirmasi, akan menjadi penemuan besar. Nebula matahari purba mungkin lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, yang dapat memberikan implikasi bagi studi tentang proses pembentukan planet di Tata Surya kita.
Nah, selain matahari, ternyata masih banyak tempat lain yang disarankan tidak dikunjungi manusia, baik saat ini atau di masa depan. Misalnya 6 tempat ini.
Cincin Saturnus
Cincin Saturnus ditemukan oleh Galileo Galilei di tahun 1610. Sejak ditemukan, cincin ini diselimuti berbagai misteri, contohnya, dari mana asalnya. Namun ilmuwan tahu satu hal, cincin Saturnus adalah tempat yang berbahaya. Alasannya?
Cincin yang diameternya bisa mencapai 200 kali lebih lebar dari Saturnus ini disesaki oleh triliunan partikel es dan batu. Meski disebut 'partikel', ukuran es dan baru itu bisa sebesar rumah. Partikel-partikel itu saling bertabrakan, membuatnya menjadi zona merah yang harus dihindari.
Bahkan, ilmuwan kerap menyadari adanya hempasan gelombang di cincin itu. Setelah diteliti, ternyata hempasan itu bersumber dari meteor yang menghujani si cincin.
Pluto
Berkat kedatangan pesawat luar angkasa New Horizon, NASA berhasil mengungkap jati diri Pluto yang sebenarnya, misalnya warnanya yang ternyata coklat meski selama ini digambarkan sebagai planet dingin dengan daratan es.
Berbicara soal dingin, Pluto memiliki salah satu permukaan paling berbahaya, bisa membunuh manusia dalam sekejap. Semua disebabkan oleh suhu super dingin, mencapai -228 sampai -238 derajat Celcius. Suhu itu dapat membekukan manusia sampai sel dalam waktu tak sampai 1 detik. Tak aneh bila oksigen di Pluto berubah jadi es sekuat besi.
Venus
Berdasarkan pengamatan dari pesawat luar angkasa Venus Express milik European Space Agency (ESA), planet Venus memiliki badai berukuran raksasa, panjangnya sampai 4.000 kilometer.
Tidak hanya besar, badai ini juga sangat kuat dan diperkirakan mempunyai kecepatan angin 400 kilometer per jam! Angka itu menunjukkan bila badai Venus jauh lebih kuat dari badai Patricia yang berkecepatan 250an kilometer per jam.
Perlu diketahui, badai di planet Venus bisa membunuh manusia dengan sangat cepat. Sebab, selain kuat badai ini sudah tercampur dengan atmosfer dan gas di udara Venus yang terkenal panas dan beracun.
Contohnya, salah satu pesawat luar angkasa Uni Soviet, Venera 13, yang berhasil mendarat dengan selamat di permukaan Venus pada tahun 1981 dinyatakan hanya mampu bertahan sekitar 127 jam sebelum akhirnya hancur, atau lebih tepatnya meleleh.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh, sebab suhu rata-rata dari permukaan Venus ternyata mencapai 462 derajat Celsius, empat kali lipat dari suhu air mendidih di Bumi!
Tidak hanya itu, atmosfer dari planet ini juga sangat beracun karena dipenuhi oleh asam sulfat, zat yang biasa dipakai untuk cairan aki motor yang jika disentuh bisa membuat kulit melepuh dan merusak logam. Kombinasi suhu tinggi dan udara asam membuat manusia meleleh dalam hitungan menit.
Io
Satelit Jupiter yang bernama Io merupakan benda langit yang paling aktif di tata surya. Hal ini didasari oleh jumlah gunung berapi di permukaannya yang mencapai 400 lebih.Â
Aktivitas geologis ini disebabkan oleh tarikan kuat gravitasi Jupiter dan satelit-satelit raksasa lain terhadap kerak dan inti Io.
Meskipun satelit Jupiter ini hanya sebesar Bulan, suhu yang mengalir dari inti menuju kerak atau permukaan Io hampir 30 kali lebih panas dari yang ada Bumi.Â
Ini menyebabkan kawah yang terdapat di permukaan Io bisa mencapai luas ratusan kilometer dan muntahan gas panas setinggi 500 kilometer. Tahun 2013 lalu saja ditemukan 3 gunung berapi raksasa yang meletus hampir bersamaan di permukaan Io.
Salah satunya berasal dari titik bernama P171. Letusan P171 disebut NASA jauh lebih dahsyat dari dua erupsi lain karena memuntahkan material pijar dengan suhu hingga 1.600 derajat Celcius. Tentu bukan tempat yang bisa disinggahi manusia.
Titan
Tidan adalah satelit Saturnus yang besarnya setengah Bumi, atau nyaris sebesar planet Mars. Ilmuwan di tahun 2010an lalu memprediksi bila satelit ini mempunyai makhluk hidup karena Titan memiliki lapisan atmosfer yang tebal.
Namun nyatanya, atmosfer Titan jauh berbeda dengan Bumi. Atmosfer itu terbentuk dari 95 persen nitrogen dan 5 persen metan atau gas yang bisa meledak bila terkena oksigen.
Yang lebih seram, suhu permukaan Titan sangat dingin, sekitar minus 179 derajat Celcius. Suhu sedingin itu membuat air membeku sekeras besi dan membuat gas seperti metan berubah jadi air alias mengembun.Jadinya, air dan udara di Titan sangat rawan meledak bila tak sengaja kontak dengan oksigen.
Jupiter
Planet terbesar di tata surya, Jupiter, juga masuk dalam daftar tempat paling berbahaya. Pertama tentu karena planet ini adalah planet gas yang tidak mempunyai daratan padat seperti Bumi.
Selain itu masih ada,'Giant Red Spot' atau bintik merah raksasa di permukannya. Meski nampak indah, bintik merah raksasa Jupiter sejatinya adalah pusaran badai berukuran hingga dua kali bumi kita dengan kecepatan 360 kilometer per jam. Kecepatan angin permukaan Jupiter secara keseluruhan bahkan bisa mencapai 640 kilometer per jam!
Secara teori manusia mustahil mendekat ke Jupiter meski ada di dalam pesawat luar angkasa. Sebab, level radiasi planet ini mencapai 1000 kali di atas batas aman radiasi pada tubuh. Tidak hanya itu, gravitasi Jupiter setara dengan 20.000 gravitasi Bumi, sehingga bisa menarik apa saja di dekatnya untuk jatuh ke dalam tubuh gasnya.
Apabila benar-benar bisa singgah di planet ini, manusia akan disambut oleh hujan kristal dari amonia (salah satu bahan pupuk urea di Bumi).
Sumber: Space.com, iO9(mdk/bbo)