Sempat dikisruh, hacker Indonesia tak kapok serang Australia
Malah, serangan pada Australia tetap dilanjutkan.
Bukan hacker Indonesia namanya kalau tak pantang menyerah. Tim hacker Indonesia Security Down Team misalnya, meski pusat komando serangan mereka di Facebook sempat menghilang, hacker Indonesia ini ternyata tak kapok untuk serang kembali situs pemerintah Australia.
Seperti diketahui, di awal minggu ini, koordinasi mereka sempat kocar-kacir akibat fanspage Facebook dengan alamat Indonesia Security Down Team tiba-tiba hilang. Padahal, malamnya mereka merencanakan serangan pada situs keamanan nasional Australia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
Akibat hilangnya pusat komando tersebut, hacker Indonesia yang rajin serang situs pemerintah Australia tersebut pun harus lakukan koordinasi dadakan lewat Twitter. Namun, di tengah keterbatasan tersebut, serangan yang telah direncanakan akhirnya berhasil dijalankan meskipun efeknya tidak sebesar di saat ada pusat komando di Facebook.
Kini, hacker Indonesia tersebut juga tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengendurkan serangannya pada situs pemerintahan Australia. Malah, malam nanti sepertinya bakal ada serangan lanjutan ke negeri kanguru.
Pantauan merdeka.com (27/11), hal ini terlihat dari akun resmi Twitter mereka @ISDOfficialTeam. Dalam pusat komando sementara setelah fanspage mereka hilang, pengasuh akun Twitter ini baru saja meminta para hacker Indonesia untuk segera bersiap-siap.
"siapkan diri kalian . bergabunglah dengan kami !! facebook.com/ISDofficialTeam," tulis akun tersebut.
Baca juga:
Hacker Indonesia isyaratkan kembali beroperasi malam ini
Diciduk polisi, hacker Singapura mengaku gangguan mental
Australia gandeng Facebook tutup fanpage hacker Indonesia
Situs Keamanan Australia sempat pingsan semalaman
Hacker Indonesia kembali tebar mimpi buruk untuk Australia
Pusat komando hacker Indonesia tiba-tiba hilang