Serang Australia, hacker Indonesia didukung Albania
Hacker Albania bahkan menawarkan bantuannya untuk turut menyerang Australia.
Upaya hacker Indonesia untuk menyerang situs pemerintahan Australia dalam rangka protes penyadapan rupanya mendapat apresiasi internasional. Dalam hal ini, para hacker Albania yang mengikuti perkembangan penyerangan lewat media mulai menunjukkan dukungannya.
Pantauan merdeka.com (4/12), mulai banyak hacker asal Eropa Timur, terutama Albania yang menunjukkan identitas dirinya pada hacker Indonesia. Hal ini dilakukan guna memberikan support dan bantuan untuk menyerang situs-situs milik pemerintah Australia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
"Assalamu'alaikum from , Albanian Hackers Albania & Indonesian," tulis seorang hacker bernama Arber Gashi dalam grup Facebook milik ISD.
Bahkan, ada pula seorang hacker Albania yang juga mau menyumbangkan keahlian peretasannya untuk membantu hacker Indonesia. Disebutkan, dirinya sudah mengantongi beberapa data milik situs pemerintah Australia.
"I found a user in australia.gov.au and in few days I can have acess to all files and probably hack the website.," tulis hacker dengan nama depan Gramos di laman Facebook yang sama.
Menanggapi hal ini, hacker Indonesia yang tergabung dalam grup tertutup tersebut pun terlihat sangat senang. Hal ini terbukti dengan jawaban mereka yang kesannya positif dan menyambut hangat dukungan hacker Albania.
Hingga saat ini sendiri hacker Indonesia yang digawangi ISD masih belum meluncurkan serangan ke situs pemerintah Australia. Terakhir kali serangan terhadap situs pemerintah Australia dilakukan pada 30 November lalu.
(mdk/nvl)