Situs Polri masih tumbang, APJII siap lacak peretas
Sepertinya, peretasan tersebut merupakan balas dendam atas hukuman yang diberikan Wildan, sang peretas situs Presiden.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengaku siap membantu kepolisian dalam melacak pembobol situs-situs Polri.
Adapun, situs-situs Polri yang diretas hacker adalah www. Polri.go.id, www.divkum.polri.go.id, dan situs www.jatim.polri.go.id yang kini berubah domain jadi www.polda.masansoft.com.
Ketua Umum APJII, Semmy Pangerapan, mengatakan Internet Service Provider sebenarnya bisa melacak atau pun mencegah peretasan situs, termasuk situs kepolisian.
"Kalau dikoordinasikan bisa, namun kepolisian belum meminta bantuan kami," ujarnya kepada merdeka.com, Selasa (21/5).
Situs Kepolisian RI di www.polri.go.id tumbang pada hari Minggu, (19/5) sejak pukul 07:00 WIB sampai saat ini, Selasa (21/5).
Situs tersebut sama sekali tidak bisa diakses dan yang tampil di laman tersebut adalah 'The connection was reset'.
Sebagaimana diketahui, sejak 16 Mei situs-situs Polri mendapatkan serangan dari hacker yang menamakan dirinya Jember Hacker dan Larcensiels feat WeNNex.
Ajakan meretas situs Polri secara massal bahkan ditayangkan di Facebook lewat akun milik Pembela Tauhid disertai petunjuk meretasnya.
Pada 16 Mei, tampilan depan situs Divhum Polri berganti rupa dengan gambar seseorang memakai topeng putih dengan background hitam. Walaupun belum diketahui apa maksud dari serangannya tersebut, namun kelompok peretas ini dengan 'sukarela' memberitahukan identitas mereka.
Tidak hanya satu situs saja, ternyata website Kepolisian Daerah Jawa Timur juga berhasil dibobol oleh peretas. Dalam serangan di situs ini, peretas tidak mengganti tampilan depannya, namun mengganti nama dan domain dari websitenya. Artinya, peretas sudah menyatroni hingga ke level admin, sehingga bila mau, bisa mengubah-ubah sesuka hati.
Semula situs Kepolisian Daerah Jawa Timur ini memiliki nama alamat www.jatim.polri.go.id dan kini telah berubah menjadi http://polda.masansoft.com.
Setelah mereda, situs Divkum Polri di www.divkum.polri.go.id kembali diretas hacker, Minggu (19/5) sejak pukul 07:00 WIB sampai pukul 19:00 WIB.
Begitu situs dibuka, yang tampil adalah gambar kartun polisi dan tulisan 'hacked by larcenciels'. Di bawah tulisan tersebut terdapat juga tulisan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Ada juga sejenis tulisan bernada protes bahwa "heker 6 tahun penjara, nyuri sandal 3 tahun penjara, koruptor 2 tahun penjara, dan anak menteri nabrak tewas 1 tahun penjara"
Sepertinya, peretasan tersebut merupakan balas dendam atas hukuman yang diberikan Wildan, sang peretas situs Presiden SBY.
Sejumlah pejabat Polri belum mengkonfirmasi mengenai serangan cyber crime tersebut. Kadivhumas Mabes Polri, Irjen Suhardi Alius, belum menjawab pertanyaan merdeka.com lewat layanan pesan singkat (SMS), demikian juga dengan Direktur Tindak Pidana Ekonomi Bareskrim, Brigjen Arief Sulistiyo.
Baca juga:
Situs Polri kembali diretas, RI siaga cyber crime
Disusupi peretas, situs polri.go.id tumbang semalaman
Situs Polri kembali diretas, balas dendam vonis terhadap Wildan
Muncul ajakan meretas situs Polri secara massal di Facebook
Jember Hacker Team kembali beraksi, tidak kapok?
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.