Soal draft RPP e-commerce, iDEA: Ada yang janggal
Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA) mencurigai ada yang disembunyikan oleh Kemendag terkait RPP Perdagangan Elektronik
Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA), Daniel Tumiwa, menyayangkan sikap dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang tidak kooperatif dan transparan terhadap draf uji publik Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang perdagangan elektronik. Rasa kekecewaan Daniel soal itu, masih terasa saat Merdeka.com menghubunginya.
"Justru kami menyayangkan, kemarin acara sosialisasi RPP tapi draft tidak dibagikan. Jadi kita tidak tahu isinya. Jadi sulit kita kasih masukan kalau draft tidak di bagikan," katanya kepada Merdeka.com, Jumat (19/06).
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebuah ulasan produk di e-commerce adalah palsu? Ulasan produk palsu biasanya ditulis dalam bentuk singkat, tidak jelas, dan tidak menjelaskan detail kegunaan produk yang dijual. Hal ini terlihat dari kalimat yang biasa dipakai yaitu “saya akan merekomendasikan” dan “produk ini sangatlah hebat.” Pertanda lain dari ulasan palsu adalah adanya antusiasme yang berlebih dan hiperbola dalam menjelaskan suatu produk yang dibeli. Biasanya hal ini terjadi pada peralatan dapur atau barang elektronik. Selain itu, tanda ulasan palsu lainnya adalah biasanya reviewer ini berasal dari orang yang tidak tinggal di negara tersebut.
Bahkan, dia mencurigai dalam draf yang enggan diberikan kepada pelaku industri e commerce, nampaknya ada sesuatu yang disembunyikan. "Ada yang janggal," singkatnya.
Selanjutnya, pasca peristiwa ini, Daniel akan menunggu pengesahan draf RPP yang resmi untuk uji publik.
"Menunggu, meminta draft, dan berdoa. Kalau sudah resmi gini. Kita tunggu Kemendag aja. Tunggu draf yang resmi untuk uji publik," ujarnya.
Sekadar informasi, selama dua tahun wacana mengenai RPP tersebut bergulir, tidak sekalipun Asosiasi diberikan akses terhadap materi draf ataupun diinformasikan mengenai status dari dokumen tersebut. Padahal, permintaan secara formal maupun informal sudah disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh iDEA.
Undangan pertemuannya saja dikirim sehari sebelum acara. Bahkan, setelah acara selesai pun draf RPP tidak bisa didapatkan oleh para peserta asosiasi.
"Peran regulasi sangatlah besar dalam menentukan masa depan industri suatu negara. Regulasi yang tidak kondusif dapat beresiko menghambat pertumbuhan atau bahkan mematikan industri e-commerce nasional yang saat ini masih dalam tahap perkembangan awal," ungkap Daniel.
Baca juga:
Trikomsel dan SingPost patungan bikin perusahaan e-commerce
Asosiasi e-commerce nilai Kementerian Perdagangan tak transparan
Elevenia: Hati-hati di level eksekusi penerapan pajak e-commerce
Ini tiga Technopreneur muda Indonesia berpengaruh di Asia Tenggara
Rayakan HUT ke-4, Rakuten gelar EXPO 2015