Spek dan harga bukan jaminan produk flagship laris manis
Spek dan harga bukan jaminan produk flagship laris manis. Belakangan ini, beberapa produsen smartphone berlomba-lomba meluncurkan produk flagshipnya di tanah air. Sebut saja Samsung S8, iPhone 7, LG G6, Huawei seri P, dan lain sebagainya. Sudah pasti, mereka bakal memerebutkan pasar yang lebih niche.
Belakangan ini, beberapa produsen smartphone berlomba-lomba meluncurkan produk flagshipnya di tanah air. Sebut saja Samsung S8, iPhone 7, LG G6, Huawei seri P, dan lain sebagainya. Sudah pasti, mereka bakal memerebutkan pasar yang lebih niche. Mencoba menggoda konsumen dengan sederet penawaran menarik dari sisi spesifikasi dan fitur-fitur yang mendukung.
Memang, di segmentasi ini tidak terlalu banyak produsen smartphone yang bermain. Hanya beberapa saja yang serius menggarap lahan ini. Lantas, bagaimana gambaran peta persaingannya? Pengamat Gadget Lucky Sebastian menyampaikan pendapatnya terkait persaingan smartphone flagship ini.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Bagaimana manusia beradaptasi dengan teknologi smartphone di masa depan? Tubuh manusia pada umumnya beradaptasi dengan keadaan lingkungan di sekitarnya. Jika demikian, bisa saja bentuk tangan dan leher manusia di masa depan akan berbeda.
-
Apa yang dimaksud dengan kemampuan "menguping" smartphone dalam konteks iklan? “mereka tidak mendengarkan,” jawabnya. Lantas hal ini menjadi pertanyaan, mengapa platform seperti Facebook begitu sering menampilkan iklan tertentu. Bahkan, beberapa contoh iklan yang hadir menampil produk-produk yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang dimaksud dengan ponsel lipat? Seperti namanya, ponsel lipat dapat diartikan sebagai ponsel cerdas yang memiliki layar yang dapat dilipat menjadi dua. Ini memungkinkan pengguna untuk memiliki perangkat dengan ukuran layar yang lebih besar namun tetap dapat dilipat menjadi ukuran yang lebih kecil dan portabel.
-
Bagaimana penggunaan smartphone saat berjalan dapat memengaruhi mood kita? Tidak hanya berdampak pada postur tubuh, penggunaan ponsel saat berjalan juga dapat memengaruhi mood kita. Penelitian telah menunjukkan bahwa multitasking, seperti berjalan sambil menggunakan ponsel, dapat meningkatkan tingkat stres seseorang. Bahkan, semakin banyak orang menggunakan ponsel saat berjalan, semakin tinggi tingkat hormon stres, seperti kortisol, yang diproduksi dalam tubuh mereka.
Menurutnya, saat produsen merilis sebuah produk premium, maka secara tidak langsung hal itu merupakan pertaruhan besar bagi nama brand itu sendiri. Sebab, tak mudah memperlakukan konsumen di segmentasi ini. Ada banyak hal yang dituntut yang ingin benar-benar diperhatikan mereka. Wajar, mereka berkantong tebal.
"Membangun penjualan seri flagship tidak mudah, karena harganya yang cenderung mahal, pembeli juga menuntut after sales yang lebih bagus dan premium. Ini salah satu faktor yang tidak mudah dipenuhi oleh berbagai brand di Indonesia," jelasnya saat dihubungi Merdeka.com melalui pesan singkat, Jumat (21/4).
Dia mencontohkan beberapa brand yang pernah merilis smartphone flagshipnya kemudian tiada kabar lagi. Salah satunya ada OnePlus. Kata dia, OnePlus berhasil berkibar namanya, sebagai Chinese brand dengan produk flagshipnya. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka pun 'tumbang'. Kemudian OPPO yang sempat mencoba peruntungan di produk flagship. Singkat kata, segment flagship mereka pun hanya untuk sesaat. Alhasil, OPPO pun berpaling ke pasar yang lebih gemuk.
"OPPO juga pernah mencoba bertarung di produk flagship di Indonesia, tetapi tidak bisa fight dengan brand-brand global. Walau sekarang OPPO sangat dikenal di Indonesia, tetapi produk yang mereka tawarkan hanya mid-range," terangnya.
Jadi, kata Lucky, brand-brand yang bertarung dengan spesifikasi dan harga murah saja belum tentu bisa mendapat tempat di pasar flagship Indonesia. Ramuan untuk jadi flagship yang digemari ini bukan sekedar spek dan harga.
"Pasar flagship ini cukup 'sempit' tetapi sangat berpengaruh. Bukan hanya sekadar spesifikasi atau value for money, tetapi memang banyak pertimbangan," ungkap dia.
Sederhananya, Lucky menjelaskan bahwa nama brand merupakan tolok ukur yang akan selalu dijadikan landasan konsumen untuk membawa pulang smartphone flagship. Sejauh ini, berdasarkan pengamatannya sejatinya hanya ada dua brand ponsel yang notabene merepresentasikan premium, yakni Samsung dan iPhone. Selain itu, hanya dianggap sebagai pemanis pasar saja.
"Sementara ini flagship dengan nama brand, hanya dua yang kuat, Samsung dan iPhone. Flagship Samsung terakhir menguasai 70 persen pasar smartphone flagship Indonesia. Tahun ini, iPhone resmi masuk Indonesia, tetapi sangat terlambat. Namun, kita masih menunggu next iPhone, apakah setelah resmi masuk Indonesia kembali setelah skema Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), bisa hadir tepat waktu, dan bersaing dengan Samsung?" papar dia.
Baca juga:
Rumor kencang: iPhone 8 akan usung 'dual kamera vertikal'
Usung dual kamera, mampukah Xiaomi Mi 6 saingi iPhone 7 Plus?
Smartphone Luna G sesumbar anti ngelag
Luncurkan produk baru, Luna G siap gebrak pasar Indonesia
Konsumen suka layar smartphone lebar tapi kerap tak nyaman
Sama-sama flagship, apa beda LG seri V dan G?
LG resmi pasarkan G6 mulai besok