Sudah puluhan website Australia di-deface hacker Indonesia
Aksi hacker Indonesia ini merupakan aksi penolakan tindakan penyadapan telepon dan internet di Indonesia
Hari ini dikabarkan jika hacker Indonesia menyerang website Australia terkait isu penyadapan telepon dan internet di Indonesia.
Jika di pagi hari tadi dikabarkan sudah ada lima website Amerika Serikat yang diserang oleh hacker Indonesia yang mengatasnamakan dirinya hacker sakit hati dan Newbie xCrotz. Siang ini berdasarkan pengamatan merdeka.com (3/11), sudah ada puluhan website yang berhasil di-deface oleh hacker Indonesia.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Selain itu, jika tadinya hanya dua kelompok hacker saja yang melakukan aksi ini, maka kali ini ada satu kelompok lagi yang melibatkan diri. Kelompok yang menamakan diri Java Cyber Army ini salah satunya melakukan aksi hack di situs http://www.towninsight.com.au/ dengan men-deface tampilan menjadi simbol dari Java Cyber Army dengan tulisan "Sorry Admin, this is not joke or dream, this is f*ck*ng reality, tell on Your Government, stop all forms of tapping into Indonesia, or we will make your internet networl destroyed" di bawahnya.
Sebelumnya temuan Citizen Lab tentang adanya software FinFish di jaringan telekomunikasi Indonesia merupakan bukti adanya penyadapan telepon dan internet di Indonesia.
Ronald Deibert, Director Citizen Lab, mengatakan didapat fakta bahwa Kementerian Pertahanan Republik Indonesia juga telah menandatangani kontrak senilai USD 6,7 miliar dengan Gamma TSE untuk mengimpor alat-alat penyadapan.
Berikut daftar websites yang berhasil di-defaced oleh hacker Indonesia:
http://btsheds.com.au/
http://daewoobus.com.au/
http://daewoobuses.com.au/
http://www.heirloomlinen.com.au/
http://www.towninsight.com.au/
http://immaculateproductions.com/
http://minebus.com/
http://livingnowmail.com/
http://miningbuses.com.au/
http://miningbuses.com/
http://newsite.daewoobuses.com.au/
http://omegachildproductions.com/
http://reddragoninn.com.au/
http://reddragonorganics.com.au/
http://reddragonorganics.com/
http://theorganicwinemerchants.com.au/
http://www.theorganicwinemerchants.com.au/
http://www.misshumanityaustralia.com.au/
http://australianprovidores.com.au/
http://www.ecoislandwater.com.au/
http://plapackaging.com.au/
http://bioecof1foodware.com.au/