Surat kaleng konyol kembali ancam hacker Indonesia
Surat ini mengancam akan merusak dunia maya Indonesia.
Sebuah laman pastebin tanpa nama kembali muncul di saat hacker Indonesia baru saja menyerang situs bank sentral Australia. Kemungkinan, penulis laman ini sama dengan yang mengaku retas Angkasa Pura dan coba adu domba hacker Indonesia dan Australia.
Pantauan merdeka.com (20/11), penulis tanpa nama ini menyatakan apa sebenarnya tujuan dari hacker Indonesia menyerang situs RBA. Penulis merasa serangan itu tak perlu dan mengaku akan melakukan balas dendam pada hacker Indonesia.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana Anonymous melakukan serangan terhadap situs web Gereja Scientology? Anonymous merupakan sebuah grup hacker yang aktivitas peretasannya berpusat untuk tujuan penegakan keadilan sosial. Salah satu operasi peretasan yang dilakukan Anonymous adalah peretasan terhadap berbagai situs web Gereja Scientology, yang diklaim telah melakukan penyensoran terhadap tulisan yang mengkritik Gereja tersebut, dengan melakukan serangan serangan penolakan layanan secara terdistribusi (DDoS).
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
Namun, lagi-lagi, sang penulis rupanya tidak belajar dengan benar kesalahan penulisannya dalam bahasa Inggris seperti ancaman yang sama beberapa waktu lalu. Dalam ancaman kali ini, kesalahan tata bahasa pun masih bisa ditemukan dengan kasat mata.
Hal ini pun membuktikan bahwa sebenarnya sang penulis atau pengancam bukanlah warga negara Australia yang tiap harinya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu. Sehingga, bisa disimpulkan penulisnya bukanlah anggota dari hacker Australia.
Salah satu kesalahan tata bahasa ini ada dalam kalimat berikut:
- Gentlemen, we are not going to ask apologize yang seharusnya Gentlemen, we are not going to apologize.
- But why do you attempting to attack us? seharusnya But why are you attempting to attack us? atau But why do you attack us?
- We will be put a little anger to your government yang harusnya We will put a little anger to your government.
Selain itu, masih banyak lagi kesalahan terutama dalam kaidah penggunaan bahasa Inggris yang dalam hal ini terkesan diterjemahkan langsung dari bahasa lain. Kesahalan-kesalahan elementer yang harusnya tak dilakukan oleh penutur asli bahasa Inggris ini pun membuat surat yang bernada mengancam ini terlihat konyol.
Sebelumnya, surat ancaman dengan gaya penulisan yang sama juga muncul di pastebin. Surat ini mengaku berasal dari Anonymous Australia yang menyatakan geram dengan aksi hacker Indonesia. Namun, setelah ditelisik lebih dalam, terdapat banyak kejanggalan dalam penggunaan bahasa Inggris di dalamnya.
Baca juga:
Kejanggalan dalam surat ancaman Anonymous Australia di Pastebin
Halt the war! Kemungkinan memang bukan Anon Australia pelakunya
Ada yang coba adu domba hacker Indonesia dan Australia?
'Bukan Anonymous Australia yang serang situs Indonesia'