Tumbang semalaman, kini situs AU Australia kembali aktif
Situs ini terpantau sudah bisa diakses kembali.
Tak butuh waktu lama bagi situs Angkatan Udara Australia untuk menghindari serangan DDoS dari hacker Indonesia. Setelah dibuat jatuh bangun semalaman, kini situs tersebut terpantau aktif kembali.
Pantauan merdeka.com (23/11), ketika situs dengan alamat http://airforce.gov.au/ pagi ini, tak tampak adanya kendala berarti dalam situs tersebut. Bahkan, aksesnya dari sini terpantau tak bermasalah meskipun sesekali butuh waktu lama untuk mengakses beberapa laman tertentu.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
Pantauan dari status.ws pun menunjukkan hal yang sama. Situs pelacak aktivitas server ini mencatat Airforce.gov.au masih aktif.
Padahal sebelumnya, setelah situs kepolisian federal Australia jebol dihajar serangan bertubi-tubi dari hacker-hacker Indonesia, website Angkatan Udara Negeri Kangguru itu pun sempat lumpuh semalam.
Melihat perkembangan atau update dari laman fanspage Indonesia Security Down Team, satu situs pemerintahan Australia, Airforce.gov.au, akhirnya tumbang setelah berusaha dengan sekuat tenaga untuk 'berdiri.'
Menerima berondongan serangan yang sangat bertubi-tubi tersebut, akhirnya website Angkatan Udara Australia tersebut tak mampu lagi menahan dan jebol.
Sebelumnya, selain situs kepolisian federal Australia, hacker Indonesia juga sempat melumpuhkan website Bank Sentral Australia.
Diperkirakan, serangan tidak berhenti untuk hari ini (23/11) saja dan akan terus berlanjut dengan menyasar situs-situs besar milik pemerintah Australia.
Baca juga:
Hacker Australia gemas akan tuduhan-tuduhan dari Indonesia
Terseok-seok, akhirnya website Angkatan Udara Australia tumbang
Hacker tanpa nama ancam hancurkan bandara Indonesia
Hacker Sinchan bobol email dan password polisi Australia
Untuk sementara, hacker Indonesia tak usili situs Australia