Untuk sementara, hacker Indonesia tak usili situs Australia
Belum ada lagi situs milik Australia yang dinyatakan jatuh ke tangan hacker Indonesia.
Untuk sementara, mimpi buruk para pemerhati keamanan internet Australia terhenti. Hal ini dikarenakan para hacker Indonesia memutuskan untuk menunda serangan lanjutan.
Pantauan merdeka.com (22/11), hal ini terlihat dari laman Facebook milik Indonesia Security Down Team. Fanspage yang selama ini jadi pusat komando serangan para hacker Indonesia ke Australia tersebut kemarin malam menyatakan bahwa serangan ke negeri kanguru dihentikan sementara.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
"Assalamualaikum. untuk malam ini kita tahan dulu serangan!
Kita akan liat perkembangan selanjutnya !! Kalo masih belum ada Kejelasan Kemabali kita sate Kangguru **** my Brian :v," tulis salah satu pengasuh laman tersebut dengan alias Om-Jin.
Hal ini pun sepertinya dipatuhi para hacker Indonesia. Terpantau, tidak ada lagi situs pemerintah Australia yang jatuh atau tak bisa diakses hingga berita ini dimuat.
Selama beberapa hari ini sendiri para hacker Indonesia kompak melakukan serangan ke berbagai situs penting milik pemerintahan Australia. Tercatat, setidaknya ada tujuh situs pemerintahan yang dipimpin Tony Abbott tersebut terserang DDoS sehingga jatuh bangun dan sulit untuk diakses.
Baca juga:
7 Situs Australia ini dihajar hacker Indonesia
Situs BNN yang diduga terserang hacker mulai pulih
Australia tanggapi serius serangan hacker Indonesia
Diduga kena serangan hacker, situs BNN tidak bisa diakses
Tiga situs kepolisian Australia masih lumpuh
Situs Klik BCA sempat down malam ini