Waspada, ada aplikasi rekam layar smartphone
Waspada, ada aplikasi rekam layar smartphone. Para peneliti menguji 17.260 aplikasi untuk mengetahui hal tersebut. Hasilnya, lebih dari 9.000 aplikasi ternyata memiliki izin untuk mengakses kamera dan mikrofon.
Para peneliti dari Northeastern University tidak menemukan bukti terkait smartphone yang bisa merekam aktivitas pengguna demi iklan tertarget (targeted ads).
Sebelumnya hal ini ramai dibicarakan gara-gara Facebook mendaftarkan paten sebuah sistem yang secara rahasia bisa mengaktifkan mikrofon di smartphone penggunanya.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk mengakses data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password).
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja layanan hacking yang ditawarkan? Seorang pengembang dengan pengalaman hampir satu dekade menawarkan layanan pembuatan halaman phishing, kloning bank, kloning pasar, penguras kripto, spoofing SMS, dan spoofing email.
Jika menerapkan sistem ini, pihak Facebook bisa menguping apa saja aktivitas penggunanya, misalnya iklan apa yang ditontonnya.
Meskipun tak menemukan bukti yang kuat, para peneliti menyebut ada kemungkinan pengembang aplikasi bisa melihat segala aktivitas yang dilakukan oleh pengguna dengan merekam (screenshot) layar smartphone.
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari The Verge, Kamis (5/7), para peneliti menguji 17.260 aplikasi untuk mengetahui hal tersebut. Hasilnya, lebih dari 9.000 aplikasi ternyata memiliki izin untuk mengakses kamera dan mikrofon.
Oleh karenanya, pengembang aplikasi kemungkinan besar bisa mendengar apa yang dikatakan pemiliknya saat bicara dengan orang lain, termasuk tentang merek kesukaannya.
Gizmodo melaporkan, para peneliti menggunakan 10 smartphone Android dan menjalankan program otomatis yang terhubung dengan masing-masing aplikasi. Kemudian mereka menganalisis trafik data yang diambil oleh pengembang dari smartphone melalui aplikasi tertentu.
Hasilnya, aplikasi tidak bisa melakukan apa yang dilakukan manusia, misalnya membuat username dan password untuk masuk ke sebuah aplikasi. Para peneliti juga melihat tipe file apa saja yang dikirim, terutama saat file dikirimkan ke pihak lain.
Dengan cara ini, para peneliti melihat ada sejumlah rekaman screenshot dan video terkait aktivitas pengguna yang dikirim ke domain pihak ketiga.
Misalnya, salah satu smartphone menginstal aplikasi GoPuff, sebuah aplikasi pemesanan dan pengiriman junk food, kemudian merekam aktivitas penggunanya.
Rekaman itu kemudian dikirim ke domain yang berafiliasi dengan Appsee, sebuah perusahaan analisis seluler.
Sekadar diketahui, dalam rekaman screenshot tersebut, terdapat alamat tempat si pemesan serta informasi pribadinya.
Pada laman Appsee, dengan bangganya disebutkan mereka memiliki kemampuan untuk merekam apa yang dilakukan pengguna di smartphone masing-masing. Sayangnya menurut peneliti, pengguna tidak menyadari kalau aktivitasnya di smartphone telah direkam oleh sejumlah aplikasi.
Salah satu anggota tim peneliti David Choffnes pun mengatakan, dirinya tidak melihat ada bukti bahwa mikrofon smartphone mampu mengetahui obrolan penggunanya secara diam-diam.
"Apa yang tidak dipahami, ternyata banyak yang melacak kehidupan sehari-hari pengguna. Tidak butuh kamera smartphone atau mikrofon," katanya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani
Baca juga:
Cerita sukses Tik Tok melejit hingga jutaan kali download
FamilyMart ciptakan aplikasi sebar info lokasi gerai hingga diskon produk
Cara membuat ask me question di Instagram
Umumkan jajaran manajemen baru, OVO sebut bakal makin agresif
Piala Dunia 2018 bikin penggunaan Google Translate melonjak tajam
Instagram rilis fitur video chat, penasaran?