Cicipi Sajian Shabu Shabu dalam Menu Personal yang Ekonomis
Jika biasanya menu Shabu Shabu identik dengan negara Jepang, maka restoran ini menawarkan sajian menu yang lebih kaya rasa.
Bingung? Mau makan Shabu Shabu tapi tak ada teman untuk berbagi menu. Tidak usah khawatir karena sekarang menikmati Shabu Shabu bisa dalam personal pot.
-
Kuliner kekinian apa saja yang ditawarkan di Chillax Sudirman? Di sana, Anda bisa mencoba berbagai makanan dan minuman dari yang ringan sampai berat seperti sushi, steak, ramen, dan berbagai jajanan khas Korea atau Jepang.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Kenapa sentra kuliner PKL Sultan Agung ramai? Diakui para pedagang, lokasi berjualan setelah ditata menjadi lebih rapi dan nyaman, ini tentu mengundang banyak pembeli.
-
Apa yang ditawarkan di warung Abah Unang? Menyesap kopi dan menyantap jajanan di warung Abah Unang menawarkan pengalaman mirip negeri di atas awan.
-
Kapan Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut diresmikan? Dikutip dari ANTARA, Rabu (28/6) sentra ikan tersebut diketahui baru diresmikan pada Selasa 26 Juni 2023 lalu.
Seperti yang ditawarkan restoran Double Pots yang terletak di lantai UG Mall Gandaria City, Jakarta Selatan. Menurut sang pemilik, Jacky Yen restoran ini memang ingin menyediakan menu Shabu Shabu dari berbagai negara di Asia dalam menu yang bisa dinikmati sendirian.
Jika biasanya menu Shabu Shabu identik dengan negara Jepang, maka restoran ini menawarkan sajian menu yang lebih kaya rasa. Beragam Shabu Shabu dimodifikasi menjadi menu fusion yang telah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
"Kenapa Shabu Shabu karena di Indonesia lagi booming, ramai jadi kita buka menu fusion dari Jepang, Korea, Taiwan, Malaysia dan China," ungkap Jacky saat dijumpai di restorannya, Rabu, 31 Agustus 2016.
Tak hanya dari luar negeri saja, sang pemilik juga turut memasukkan unsur makanan tradisional ke dalam buku menunya. Sehingga sup buntut ikut bertengger sebagai salah satu menu andalan di sini.
"Kita cari makanan tradisional yang cocok untuk masuk sini, sekarang baru sop buntut selanjutnya sedang kita pikirkan untuk mengembangkan soto," imbuhnya.
Sejak dibuka Desember tahun lalu, restoran yang mengusung konsep modern kontemporer ini ramai didatangi para pekerja kantoran saat makan siang. Ditambahkan pendiri lainnya, William Wongso bahwa menu Korean Spicy, Taiwanese Spicy dan Beef menjadi menu yang paling difavoritkan pengunjung.
"Menu telah disesuaikan karena kalau dari Taiwan langsung rasanya terlalu hambar. Sedangkan Tom Yum dari Thailand terlalu asam sedangkan orang Indonesia lebih suka yang pedas," terang William.
Meskipun telah berubah menjadi fusion, mereka tetap mengupayakan agar rasa tetap mirip sehingga mengimpor sebagian rempahnya. Seperti biji mala dari Taiwan, mie khas Taiwan dan Korea serta daging khas dari Australia.
"Korean spicy memakai impor saus, jadi rasanya tetap seperti makanan Korea. Sedangkan kalau Taiwan Spicy itu lebih kaya rasa dan berbumbu dengan campuran buah mala yang rasanya pedas kayak lada," imbuh Jacky.
Nah, buat yang penasaran ingin makan menu-menu tersebut dapat menuju Double Pots yang baru ada di Gandaria City atau di Cilandak Towns Square. Cara mencarinya pun cukup mudah, karena kedua restoran ditandai dengan mural anak kecil lucu dan ceria sedang makan.
"Kapasitas 68 orang. Kisaran harga appetizer Rp 18.000-24.000. Main course dari Rp 75.000-88.000 sedangkan Double Pots Rp 90.000-98.000," pungkas Jacky.
(mdk/dream)