Gerhana Telah Usai, Bersiaplah Sambut Fenomena Alam Ini
Setelah GMT 2016, rupanya masih akan terjadi peristiwa-peristiwa alam langka lainnya.
Masyarakat Indonesia telah menyaksikan peristiwa alam langka pada Rabu 9 Maret 2016 kemarin, yakni Gerhana Matahari Total (GMT). Dan setelah GMT 2016, rupanya masih akan terjadi peristiwa-peristiwa alam langka lainnya.
Seperti diungkapkan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin. Thomas mengatakan, kejadian serupa GMT akan terulang namun setelah 7 tahun lagi. Bedanya, tidak seperti yang terjadi kemarin, gerhana itu nantinya hanya bisa dinikmati di kawasan Indonesia bagian timur.
-
Apa yang terjadi saat gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Bagaimana proses terjadinya Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus. Setelah menempati posisi garis lurus, bagian belakang bulan yang tidak terkena sinar matahari akan membentuk bayangan sendiri, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan samar-samar (penumbra).
-
Apa penyebab Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total merupakan fenomena yang terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Di sini seluruh bagian matahari akan tertutup dengan bayangan bulan. Sehingga cahaya matahari akan menghilang secara total selama beberapa waktu. Dalam kondisi ini, bumi akan mengalami suasana yang gelap seperti malam hari.
-
Kapan Gerhana Matahari Total akan terjadi? Bumi akan mengalami kembali fenomena gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024 mendatang.
-
Apa yang bisa dilihat saat Gerhana Matahari Total tahun 2024? “Gerhana 2024 menawarkan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengukur bentuk dari Matahari dan dengan demikian dapat menyimpulkan struktur bagian dalamnya,” ungkap Profesor Gordon Emslie, peneliti utama dalam proyek SunSketcher.
-
Dimana gerhana matahari total 2024 akan melewati? Jalur gerhana ini akan melintasi Amerika Utara, melewati Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.
"Nanti akan ada GMT lagi tahun 2023 di Indonesia bagian timur, melintasi Papua. Sementara kawasan Indonesia bagian barat harus menunggu sampai 2042 untuk bisa menikmati kembali pemandangan matahari tertutup bulan. GMT 2042 hanya akan melintasi Sumatera dan Kalimantan," terangnya seperti dikutip dari situs lapan.go.id.
Selanjutnya pada 2049, menurut peneliti Lapan Rhorom Priyatikanto, akan ada peristiwa istimewa lainnya, yaitu Gerhana Hibrida. "Artinya gerhana total terjadi berbarengan dengan gerhana cincin," jelas Rhorom.
Gerhana cincin, kata Rhorom, sama seperti gerhana total, namun pinggiran penampakan matahari masih tersisa. "Bulan menutupi piringan matahari, namun kita bisa melihat pinggiran matahari yang berbentuk lingkaran itu. Jadi, pemandangan yang didapat adalah sinar sang surya yang menyerupai bentuk cincin," ujarnya.
Wakil Direktur Ilmiah pada Divisi Ilmiah Heliophysics yang tergabung dalam Goddard Space Flight Center NASA Alex Young menambahkan, area di pinggiran matahari memproduksi fenomena cuaca matahari atau solar weather, seperti kilatan api atau letupan massa korona.
Area itulah yang menjadi lokasi terbentuknya angin matahari atau solar winds. Young menyebut, fenomena-fenomena itu nantinya sangat penting untuk dipelajari karena bisa berdampak pada sistem tata surya lainnya, termasuk bumi. Cuaca matahari dan letupan di permukaannya bisa berdampak pada satelit dan bahkan menciptakan radiasi berbahaya bagi astronot di luar angkasa.
(mdk/outside)