Kreativitas Tanpa Batas Para Penyandang Disabilitas
Indra Sumedi Rejan bersama Anwar Permana (44) mencetuskan Yayasan Kreatifitas Difabel Mandiri (YKMD). Bersama teman-teman disabilitas lainnya mereka membuat kaki dan tangan palsu. Keterbatasan fisik tak membuat Ia berhenti untuk berkarya.
Keterbatasan fisik terkadang bagi beberapa orang dianggap sebagai kekurangan bahkan menjadi hambatan dalam beraktifitas.Stigma negatif dan anggapan lemah kerap kali datang silih berganti pada penyandang disabilitas. Namun tidak bagi Indra Sumedi, keterbatasan fisik yang dimiliki justru membuat ia terus berkarya.
Indra Sumedi Rejan bersama Anwar Permana (44) mencetuskan Yayasan Kreatifitas Difabel Mandiri (YKMD). Bersama teman-teman disabilitas lainnya mereka membuat kaki dan tangan palsu. Selain membantu para tuna daksa mendapatkan kaki palsu, yayasan yang sudah disahkan legalitasnya pada tahun 2020 inijuga membuka lapangan kerja bagi penyandang disabilitas.
-
Apa yang digambarkan dalam foto yang beredar? Dalam foto yang beredar memperlihatkan orang-orang mengangkut balok batu berukuran besar.
-
Apa yang dirayakan dalam foto-foto tersebut? 8 Foto Ulang Tahun Kayma Jayna Agyra Ke-1, Bukan Cucu Orang Sembarangan!
-
Kapan foto suasana Stasiun Bogor diambil? Suasana Stasiun Bogor Sekitar Tahun 1910 Foto diambil dari Taman Wilhelmina di depan Stasiun Buitenzorg.
-
Kapan tes gambar orang psikotes pertama kali dikenal? Tes ini pertama kali dikenal sebagai tes Goodenough Draw-A-Man.
-
Siapa yang terlihat gagah mengenakan seragam dinas dalam foto pertama yang dibagikan? Sementara itu sang suami, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak berdiri gagah mengenakan seragam dinasnya.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Bermodal kemauan dan semangat yang tinggi, Indra secara otodidak belajar membuat kaki dan tangan palsu. Pria yang tak memiliki kedua kakinya ini mulanya membuat untuk ia pakai sendiri.
Namun, seiring berjalannya waktu ia membuatkan kaki palsu untuk temannya yang juga penyandang disabilitas. Kini, pria kelahiran 23 Mei 1974 itu bergerak dengan napas hidup dan menghidupi.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Bengkel kecil di Jalan Kawaluyaan Baru, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, Bandung ini tak hanya menjual produk kaki dan tangan palsu. Namun juga menerapkan subsidi silang setiap kali berhasil menjual tiga sampai empat kaki atau tangan palsu.
Dengan subsidi silang, maka ada satu kaki atau tangan palsu yang diberikan secara cuma-cuma untuk mereka yang membutuhkan.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Yayasan yang sebelumnya bernama Komunitas Kreatif Difabel (KKD) ini membanderol kaki palsu dengan kisaran harga Rp 1 juta hingga Rp 12 juta. Tergantung dengan model dan usia penggunanya. Ada beberapa jenis kaki palsu, di antaranya kaki palsu biasa dan kaki palsu bersumbu lentur.
Sedangkan untuk tangan palsu mereka membanderol kisaran Rp 1 juta hingga Rp 7 juta. Beberapa jenis di antaranya yaitu tangan palsu biasa dan tangan palsu yang memiliki sistem body power.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Punya kualitas yang mumpuni, yayasan yang beranggota tujuh orang ini sudah memasarkan produknya hampir keseluruh wilayah di Indonesia, seperti Papua, Sulawesi, Jambi, dan Kalimantan. Hasil buah tangan mereka juga sudah dilirik sampai Negeri Jiran.
Tak hanya melayani jasa pembuatan saja, Yayasan Kreatifitas Difabel Mandiri ini juga melayani jasa servis, penggantian komponen, hingga rekontruksi kaki palsu. Tarif untuk jasa ini bergantung pada kesulitan perbaikan yang diperlukan. 11 tahun beroperasi, yayasan ini sudah membantu para tuna daksa dengan kreativitasnya.
(mdk/Tys)