Menilik Kerajinan Okokan, Alat Musik Penolak Bala Khas Bali
Okokan. Bukan hanya sekedar alat musik atau sarana hiburan saja, Okokan punya nilai yang penting bagi warga Tabanan. Alat yang menyerupai kentongan ini dipercaya sebagai penolak bala.
I Ketut Jegig, pria lanjut usia ini sedari tadi tangannya sibuk berjibaku dengan kayu di hadapannya. Memahat, membentuk menjadi sebuah pola. Kanan kirinya ia cermati kembali, apakah sudah nampak sempurna atau belum.
Rambut yang beruban dan tangan rentanya, tak menyurutkan semangat untuk terus memproduksi alat musik khas Tabanan, Okokan. Bukan hanya sekedar alat musik atau sarana hiburan saja, Okokan punya nilai yang penting bagi warga Tabanan.
-
Siapa yang mengaku membuat foto gurita raksasa di Bali? Namun, temukan gambar yang dibagikan di Instagram bestai_, yang mengaku sebagai "Pembuat Digital" yang bereksperimen "dengan mesin, tema, dan gaya AI yang berbeda".
-
Siapa yang memukau dengan kecantikan alaminya di Bali? Saat liburan di Bali, Prilly Latuconsina memukau dengan kecantikan alaminya dalam beberapa foto terbaru di Instagram pribadinya.
-
Apa yang sebenarnya terjadi pada foto gurita raksasa di pantai Bali? Foto gurita raksasa terdampar di Bali merupakan gambar hasil Artificial intelligence (AI).
-
Bagaimana Prilly terlihat mempesona dalam foto-fotonya di Bali? Tanpa sentuhan makeup, kecantikan asli Prilly bersinar dengan mempesona, memperlihatkan pesona bare face yang menakjubkan.
-
Siapa saja musisi yang terlibat dalam konser "Dunia Saat Mata Terpejam" Aksan Sjuman di Bali? Konser menawan ini didukung oleh musisi handal, antara lain Indra Lesmana dan SB Acoustics. Aksan Sjuman memimpin orkestra, membimbing penonton dalam perjalanan musik yang memikat dengan melodi memukau yang dihasilkan oleh Sjuman + Renanda The Awakening Grand Concert Piano.
-
Apa yang digambarkan dalam foto yang beredar? Dalam foto yang beredar memperlihatkan orang-orang mengangkut balok batu berukuran besar.
Alat yang menyerupai kentongan ini dipercaya sebagai penolak bala. Sudah dilakukan secara turun temurun dari leluhur, setiap desa terkena wabah maka warga desa akan bermain Okokan mengelilingi desa. Mengusir roh-roh jahat yang menyebarkan wabah penyakit.
©2021 Merdeka.com/Dewa Krisna
Alat musik Okokan umumnya terbuat dari bahan kayu. Biasanya kayu yang digunakan ialah kayu sane. Kayu tersebut dibentuk sedemikian rupa dengan ukuran yang cukup besar.
Alat musik ini memiliki lubang cukup besar di bagian tengah. Bagian dalamnya diisi pemukul yang disebut palit. Lubang tengah itulah yang menjadi sumber suara unik Okokan.
Dari seluruh rangkaian pembuatan Okokan, membuat lubang tengah dan menghasilkan suara yang khas ini lah proses yang paling sulit. Perlu keahlian dan ketelitian saat memproduksi alat musik ini.
©2021 Merdeka.com/Dewa Krisna
Jika dilihat, bentuk Okokan memang nampak sederhana. Meski begitu, setidaknya butuh 1 minggu untuk menyelesaikan 1 buah Okokan. Dari pemotongan kayu, memahat, hingga proses lukis. Dalam 1 bulan, perajin ini setidaknya mampu menghasilkan 5 Okokan.
Untuk ukuran yang paling besar, Okokan dijual mulai 1,5 juta- 2 juta rupiah. Selain sebagai alat musik, Okokan banyak dijumpai di hotel-hotel atau villa di Bali sebagai hiasan.
Meski menjadi musik khas Tabanan masih sedikit pengrajin Okokan. Bahan baku yang sulit dan proses pembuatan yang rumit menjadi salah satu faktor sedikitnya perajin Okokan.
©2021 Merdeka.com/Dewa Krisna
Pada awal ditemukan, Okokan masih diberi nama Bandungan oleh penduduk desa. Dulunya, Okokan merupakan alat musik yang digunakan pada hewan binatang ternak seperti sapi atau kerbau, biasanya dikalungkan di leher seperti kerenceng sebagai tanda penghormatan.
Namun kini Okokan tidak dipasang pada binatang piaraan, tetapi dikalungkan langsung pada leher orang dan di ayun-ayunkan. Ukurannya tak lagi kecil, namun cukup besar sekitar 90 cm atau bahkan ada yang lebih besar.
©2021 Merdeka.com/Dewa Krisna
Menurut masyarakat setempat, Okokan wajib dimiliki oleh warga Desa Kediri untuk tolak bala. Hal ini sudah dilakukan secara turun temurun dari leluhur. Saat desa terkena wabah penyakit maka warga desa akan bermain Okokan.
Biasanya musik Okokan dilakukan dalam tradisi Ngerebeg. Nantinya warga akan mengelilingi desa. Mengusir roh-roh jahat yang menyebarkan wabah penyakit. Gemuruh meriahnya menolak bala yang menyebar di tanah kelahiran Okokan.
Semakin berkembang, Okokan tak hanya dilakukan dalam tradisi adat. Dalam penjamuan juga, perayaan permainan Okokan pun masih sering dilakukan.
(mdk/Tys)