Ternyata Daging Sapi Lokal Tak Bisa Dibuat Steak
Jangan harap bisa membuat steak enak dari daging sapi Indonesia. Ternyata daging lokal mengandung...
Memilih daging untuk steak ternyata tak bisa sembarangan. Berbagai komposisi antara daging dengan lemak pun harus sesuai agar mendapatkan hasil bakaran yang sempurna baik rasa maupun hasil sajiannya.
Anda yang membayangkan bisa menikmati hidangan steak dari daging sapi lokal sebaiknya memupuskan harapan itu. Ternyata daging sapi Indonesia tak bisa dibuat steak.
-
Apa yang menjadi ciri khas bumbu krengsengan daging sapi? Seperti disebutkan di atas, bumbu krengsengan daging yang menjadi ciri khas pada hidangan ini adalah penggunaan petis udang.
-
Apa perbedaan utama antara daging sapi dan daging kambing? Kedua jenis daging ini menawarkan berbagai keunggulan nutrisi yang unik, serta perbedaan dalam hal kandungan lemak, tekstur, dan aroma.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari sate sapi di Warung Pak Djamil? Unik Berbeda dari yang lain, sate di warung ini menggunakan daging sapi. Mengutip YouTube Liputan6, sate dibuat menggunakan daging sapi tanpa lemak dicampur bumbu kacang.
-
Kapan kuah bakso sering disantap? Cita rasa gurih dan segar dari kuahnya ini membuat bakso sangat cocok disantap dalam cuaca apapun.
-
Kapan opor daging sapi biasanya dimasak? Untuk menyemarakkan hidangan di hari raya Idul Fitri nanti, tak ada salahnya Anda berkreasi dengan menyajikan opor daging sapi di meja makan.
-
Kapan bakso sapi dianggap matang? Didihkan kembali hingga bakso mengambang dan matang.
Seperti dituturkan Chef Chandra Yudasswara bahwa dalam memilih daging untuk steak harus dipilih komposisi daging merah sebanyak 60 persen dan marbling sebanyak 40 persen saja.
"Harus daging-fat-daging, karena fat kalau pas masuk mulut bikin melting. Fat kalau kena panas meleleh dan dimulut terasa gurih. Jadi kelihatan merah-putih-merah-putih pas masih mentah," jelasnya saat dijumpai di kawasan Jakarta Barat, Rabu, 18 Mei 2016.
Chef berambut panjang ini menegaskan bahwa salah satu daging steak yang sangat enak yaitu jenis wagyu. Sehingga ia berani menjamin hingga 98 persen, restoran-restoran yang menawarkan steak wagyu di bawah harga Rp.50.000 pasti bukan wagyu asli.
"Wagyu harganya Rp. 180.000 dengan ukuran 200 gram. Kalau harganya Rp.50.000 saya gransi pasti palsu karena satu kilo harganya Rp. 340.000,"katanya menambahkan.
Selain itu, Chef Chandra juga menegaskan bahwa daging sapi lokal tidak bisa diolah menjadi hidangan steak. Pasalnya, bibit sapi lokal merupakan jenis sapi pekerja yang banyak membentuk urat dan otot. Berbeda dengan sapi Jepang, Australi atau Amerka yang memang menernak sapi dari jenis bukan pekerja.
"Daging sapi lokal nggak bisa dipakai steak, karena memang jenisnya bukan sapi yang nggak pernah kerja. Kalau sapi kita banyak otot," kata dia.
Selain itu, ia menyarankan memilih daging yang masih segar, serta warna daging yang masih kemerah-merahan sempurna. Kemudian dimasak dengan kematangan wagyu yang paling bagus yaitu di tingkat medium
"Jangan welldone dan medium well ya," tegasnya.
(mdk/outside)