11 Gejala Covid-19 XBB & Cara Ampuh Menghadapi Lonjakan, Masyarakat Diminta Waspada
Gejala Covid-19 XBB dan cara ampuh menghadapi lonjakan yang perlu diwaspadai oleh masyarakat luas.
Pandemi Covid-19 rupanya masih belum berakhir. Faktanya, negara Singapura tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat munculnya sub-varian baru yaitu Covid-19 Omicron XBB. Sub-varian Covid-19 Omicron XBB ini juga telah menjadi perhatian dunia karena menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara.
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, sejak pertama kali ditemukan, setidaknya sebanyak 24 negara melaporkan temuan sub-varian Omicron XBB. Termasuk salah satunya yaitu Indonesia. Kasus pertama Covid-19 XBB di Indonesia yang merupakan transmisi lokal terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa tenggara Barat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Bukan hanya Indonesia saja, sub-varian yang disebut juga dengan BA.2.10 ini juga telah terdeteksi di sejumlah negara. Seperti Thailand, Bangladesh, India, Jepang, Denmark, Australia hingga Amerika Serikat. Para ahli bahkan mengatakan, sub-varian Omicron XBB ini lebih menular dibanding dengan varian lainnya. Sehingga berpotensi menjadi gelombang pandemi yang baru.
Lantas apa saja gejala Covid-19 XBB dan cara ampuh menghadapi lonjakan yang perlu diwaspadai oleh masyarakat luas? Melansir dari berbagai sumber, Senin (24/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Gejala Covid-19 XBB
Melansir dari halodoc, sub-varian Omicron XBB ini tidak menyebabkan gejala yang buruk bagi penderitanya. Varian ini juga tidak menyebabkan jumlah perawatan intensif meningkat secara signifikan. Sejauh ini virus Omicron XBB telah dilaporkan mampu menimbulkan gejala yang ringan. Khususnya bagi orang-orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19.
Secara umum, gejala Covid-19 X tampak serupa dengan gejala varian lainnya. Adapun gejala Covid-19 XBB yang bisa diperhatikan dan waspadai adalah sebagai berikut:
- Demam atau kedinginan
- Sakit kepala
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Hidung tersumbat atau pilek
- Sakit tenggorokan
- Hilangnya rasa atau bau baru
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Mual atau muntah
- Diare
Meski gejala sub-varian Omicron XBB tergolong ringan, namun masyarakat tetap diimbau untuk selalu waspada. Sebab, sub-varian ini diduga lebih menular jika dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya.
Cara Ampuh Menghadapi Lonjakan Kasus Baru
Cara ampuh menghadapi lonjakan kasus baru sebenarnya sama dengan menghadapi varian sebelumnya. Masyarakat tetap masih perlu meningkatkan kesadaran akan protokol kesehatan. Apabila terpapar Omicron XBB, masyarakat diimbau untuk segera melakukan isoman dengan pantauan dokter. Pada saat-saat seperti inilah sangat penting untuk tetap tenang, tidak panik dan tidak cemas.
Tindakan protokol kesehatan bisa menjadi salah satu cara ampuh dalam menghadapi lonjakan kasus baru. Mulai dari rajin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menggunakan masker, menjaga jarak, membatasi pergerakan hingga melakukan vaksin Covid-19 yang telah tersedia.
Ada baiknya untuk melengkapi vaksin Covid-19 serta booster. Lantaran, vaksin booster dapat membantu memperkuat memori antibodi untuk melawan virus. Selain itu juga mampu membantu meringankan gejala apabila terinfeksi dan menurunkan risiko paparan virus.
Kasus Pertama Omicron XBB di Indonesia
Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September 2022," kata Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril.
Kemudian pasien menjalani isolasi mandiri, dan pihak dokter menyatakan pasien telah sembuh pada 3 Oktober 2022. Syahril mengatakan, meski varian baru XBB cepat menular, tapi fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron pendahulunya.
"Meskipun demikian, negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19. Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi," katanya.
Dalam sepekan terakhir, kata Syahril, juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus COVID-19 di 24 provinsi. Per Jumat (21/10), kasus aktif harian bertambah 239 orang, kasus konfirmasi 2.227 orang.
Protokol Kesehatan & Booster
Syahril mengatakan peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat, mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2.
Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala COVID-19.
Selain itu juga menyegerakan vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19. Kemenkes juga sudah meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk negara.
"Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19," katanya.