7 Potret Terbaru Rumah Bersejarah Gus Dur di Masa Kecil, Jadi Griya Pergerakan
Gus Dur terlahir dengan lingkungan agamis, dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Gus Dur banyak menghabiskan masa kecilnya di rumah Matraman, Jakarta Pusat. Saat ayahnya menjabat sebagai Menteri Agama dalam kabinet pertama Indonesia.
Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur menjadi sosok yang dikagumi rakyat Indonesia hingga saat ini. Tak ayal berbagai kehidupan keluarga, hingga masa lalunya masih menarik diulas.
Terlahir dengan lingkungan agamis, dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Gus Dur banyak menghabiskan masa kecilnya di rumah Matraman, Jakarta Pusat. Saat ayahnya menjabat sebagai Menteri Agama dalam kabinet pertama Indonesia.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Apa pesan yang ingin disampaikan Gus Ipul kepada jamaah dalam haul KH Abdul Qodir Nur? "Meskipun beliau sudah wafat, kita masih merindukan, mengingat, mendoakan, dengan barapan doa kebaikan itu kembali ke kita semua," kata Gus Ipul membuka sambutannya. Menurut Gus Ipul, hal itu juga sekaligus sebagai pengingat bagi dirinya dan semua orang agar bagaimana untuk memberikan kesan baik ketika diberikan sebuah amanah.
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Kenapa Gus Ipul beranggapan bahwa Haul KH Abdul Qodir Nur penting bagi dirinya dan masyarakat Pasuruan? Dia menyatakan bahwa KH Abdul Qodir Nur dan para alim ulama, menjadi suri tauladan baginya pribadi dan masyarakat Kota Pasuruan pada umumnya.
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Siapa yang menemui Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).
Ingin tahu potret rumah bersejarah Gus Dur di masa kecil? Simak informasinya berikut ini.
Miliki Halaman Luas dan Taman yang Asri
Channel YouTube Ismail Fahmi ©2020 Merdeka.com
Tak banyak yang diubah dari rumah masa kecil Gus Dur. Lebih pada pergantian warna dinding, serta penataan ruangan. Bagian halaman yang luas, dilengkapi taman hijau terasa sangat nyaman nan asri.
"Aktivitas saya, jadi sekarang ini saya mengerjakan dua jalur utama. Yang pertama merawat jaringan murid-murid Gus Dur di berbagai tempat di Indonesia, bahkan ada juga di luar negeri. Kemudian yang kedua sebagai seorang psikolog keluarga, Nahdlatul Ulama sebagai Kemaslahatan Keluarga NU. Jadi dua hal ini yang paling menyita kesibukan," ucap Alissa Wahid.
Rumah Bersejarah yang Dilestarikan
Channel YouTube Ismail Fahmi ©2020 Merdeka.com
Rumah yang telah berdiri kokoh sejak 1940-an dan menjadi persinggahan orang kenamaan dari masa ke masa. Abdul Wahid Hasjim bertolak dari Jawa Timur ke Jakarta Pusat bersama keluarga, guna mempermudah pekerjaannya sebagai seorang Menteri Agama kala itu.
"Dari tahun berapa ya, empat puluh delapan atau empat puluh sembilan. Jadi rumah ini menyimpan kontribusi kepada perjalanan sejarah Indonesia juga," ujar Alissa.
Ruang Tamu Kedua
Channel YouTube Ismail Fahmi ©2020 Merdeka.com
Putri sulung Gus Dur mengajak masuk ke ruang tamu selanjutnya. Terdapat sofa mewah dengan bahan kulit yang nampak elegan. Tak beda jauh dengan ruang tamu depan.
"Sejak eyang putri, ibunya Gus Dur itu wafat, Nyai Solihah Wahid Hasyim kami melihat bahwa rumah ini memiliki sejarah yang jangan sampai hilang. Apalagi Gus Dur telah memutuskan diri untuk tinggal di Cijanjur," ungkap Alissa.
Penuh Pajangan Foto Mendiang Gus Dur
Channel YouTube Ismail Fahmi ©2020 Merdeka.com
Dari awal memasuki rumah masa kecil Gus Dur sudah disambut jajaran potret lawas sang mantan presiden. Termasuk saat bertandang ke luar negeri, serta hobinya menonton bola, tak lupa ditampilkan.
"Ini ada foto almarhum sedang pegang bola, jadi dulu hobinya juga nonton bola," ujar Ismail Fahmi.
"Iya. Ini di PBNU waktu itu sedang diwawancarai soal beliau dan sepak bola," tukas Alissa.
Lukisan Besar
Channel YouTube Ismail Fahmi ©2020 Merdeka.com
Salah satu yang menarik perhatian di ruangan yang lebih dalam, terdapat lukisan besar Gus Dur dari salah seorang seniman. Alissa mengatakan, kala itu banyak seniman yang mengirim lukisan dan berbagai seni sebagai bentuk penghormatan pada Gus Dur.
"Ini lukisan sumbangan. Jadi setelah Gus Dur wafat, banyak sekali orang yang membuat lukisan, ekspresi senilah ya, untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada Gus Dur. Nah ini salah satunya," ungkap Alissa.
Aula untuk Berbagai Kegiatan
Channel YouTube Ismail Fahmi ©2020 Merdeka.com
Berlanjut pada ruangan tepat di samping lukisan besar. Terdapat aula yang cukup luas yang dipetuntukkan sebagai tempat pertemuan organisasi dari masyarakat umum.
"Ruang sebelah aula kita untuk teman-teman organisasi masyarakat sipil sering pakai aula ini," jelas Alissa.
Resmi Dijadikan Sebagai Griya Pergerakan
Channel YouTube Ismail Fahmi ©2020 Merdeka.com
Sejak 2016 rumah masa kecil Gus Dur akhirnya resmi dijadikan sebagai Griya Pergerakan. Bangunan yang secara umum dapat digunakan demi kemaslahatan masyarakat.
"Makanya kita pertahankan, sekarang ini menjadi Griya Pergerakan Gus Dur, griya Gus Dur, rumah pergerakan begitu," ucap Alissa.