Anak Penjual Nasi Goreng Jadi Sarjana di Unair Pidatonya soal Orangtua Menyentuh Hati, Rektor Langsung Beri Hadiah Istimewa
Berikut isi pidato anak penjual nasi goreng yang berhasil jadi sarjana di Unair.
Berikut isi pidato anak penjual nasi goreng yang berhasil jadi sarjana di Unair.
Anak Penjual Nasi Goreng Jadi Sarjana di Unair Pidatonya soal Orangtua Menyentuh Hati, Rektor Langsung Beri Hadiah Istimewa
Siapa pun berhak memiliki masa depan yang cerah.
Tidak terkecuali yang berasal dari keluarga sederhana. Seperti pria bernama Reno Khoirul Fadli ini. Ia berhasil menjadi seorang Sarjana lulusan Universitas Airlangga (Unair). Luar biasanya, Ia merupakan anak dari penjual nasi goreng di pinggir jalan.
Lantas bagaimana isi pidato Reno Khoirul saat diwisuda? Melansir dari akun Instagram dunia_kaumhawa, Jumat (21/6), simak ulasan informasinya berikut ini.
- Ayahnya Sopir dan Ibu Penjual Nasi, Pria Ini Dulu Dihina karena Ingin Kuliah, Kini Buktikan Sukses Jadi Dosen
- Anak Penjual Nasi Goreng Jadi Sarjana Pertama di Keluarganya, Begini Kisah Perjuangannya
- Diremehkan Mantan Suami & Diganggu Preman, Janda Cantik 2 Anak Nekat Jualan Bakso Gerobak Kini Omzetnya Rp100 Juta
- Nenek yang Diduga ODGJ Beli Nasi Padang dengan Uang Mainan, Aksi Penjual Tak Menolak dan Tetap Rendah Hati Ini Tuai Pujian
Hal ini lantaran video saat dirinya tengah memberikan pidato di acara kelulusannya beredar luas di media sosial.
Dalam pidatonya, Ia mengatakan bahwa dirinya merupakan anak dari penjual nasi goreng di pinggir jalan.
"Orang tua saya penjual nasi goreng di pinggir jalan," ungkapnya.
Ia mengaku selalu hidup dalam ketakutan sejak kuliah.
Bukan ketakutan dibully atau latar belakangnya yang berbeda dari kebanyakan orang, ia lebih merasa takut jika orang tuanya kelaparan.
Ia bahkan tidak berani mendaftar program MSIB. Hal ini lantaran Reno takut jika dirinya diterima.
Instagram dunia_kaumhawa
"Karena dengan saya mengikuti program ini, ada kemungkinan saya jauh dari orang tua. Saya tidak bisa memonitoring kondisi orang tua," jelasnya.
"Ayah sedang sakit diabetes dan sempat dioperasi," sambungnya.
Adapun Studi Independen Bersertifikat Kampus Merdeka adalah sebuah pembelajaran di kelas yang dirancang dan dibuat khusus berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi oleh mitra atau industri.
Lebih lanjut, Reno menjelaskan bahwa Ia menjadi Sarjana pertama di keluarganya.
Meski berpendidikan tinggi, Ia menegaskan tetap mencintai dan menghormati kedua orang tuanya.
"Saya anak Anda, saya mencintai Anda dan saya menghormati Anda," paparnya.
Instagram dunia_kaumhawa
Pidato Reno rupanya langsung mencuri perhatian Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak.
Sang Rektor lantas menanyakan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Reno. "IPK saya 3,8," jawab Reno.
Lebih lanjut, Mohammad Nasih menyatakan bahwa pihak kampus akan memberikan rekomendasi pekerjaan. Sang Rektor juga tak lupa memberikan ucapan selamat atas kelulusan Reno.
"Untuk rekomendasi kerjaan insya Allah akan kita berikan. Saya terima nanti untuk rekomendasinya segera kita keluarkan. Selamat ya, sehat selalu," ujar Bapak Rektor.
Instagram dunia_kaumhawa
"Terima kasih banyak Bapak Rektor," ujarnya.
Belum berhenti di sana, pihak kampus melalui Rektor turut memberikan hadiah spesial.
Bukan hanya untuk Reno saja, namun juga lulusan Unair yang berasal dari keluarga kurang mampu sekaligus menjadi Sarjana pertama di keluaga dan berprestasi.
"Universitas Airlangga sudah memutuskan bagi para lulusan Universitas Airlangga dari keluarga kurang mampu, anggap saja indikatornya adalah KIP kuliah, kalau yang bersangkutan adalah sarjana pertama di keluarganya dan mempunyai Indeks Prestasi (IP) yang cukup maka kita menyediakan beasiswa bagi yang bersangkutan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Airlangga di jenjang S2,"
jelas Bapak Rektor.