Berkat Puasa dan Yasinan, Meskipun Pistol Rusak TNI AD Juara Umum AARM-31 di Thailand
Pengalaman unik dirasakan oleh kontingen TNI AD saat menjadi Juara Umum Kompetisi Menembak AARM-31 2023 di Thailand. Ini informasinya.
Pengalaman unik dirasakan oleh kontingen TNI AD saat menjadi Juara Umum Kompetisi Menembak AARM-31 2023 di Thailand. Ini informasinya.
Berkat Puasa dan Yasinan, Meskipun Pistol Rusak TNI AD Juara Umum AARM-31 di Thailand
Kontingen TNI AD berhasil menjadi Juara Umum Kompetisi Menembak AARM-31 Tahun 2023 yang diselenggarakan di Thailand pada 19-22 November 2023.
Total TNI AD mampu membawa pulang 4 trofi (3 individu & 1 Juara Umum), 8 medali emas, 8 medali perak, dan 11 medali perunggu.
Di balik keberhasilan kontingen TNI AD, ternyata ada banyak kisah menarik yang tak banyak diketahui.
Melansir dari YouTube TNI AD, Selasa (5/12) Mayor Inf Nur Wahid selaku Komandan Kontingen dan penembak Sugeng Widodo menceritakan pengalaman keduanya selama berkompetisi di Thailand. Simak selengkapnya.
- Jenderal Agus Subiyanto Sampai Hormat & Beri Hadiah Spesial, ini Sosok Prajurit TNI AD Borong Juara Umum Lomba Menembak AARM
- Thailand Batasi Ekspor! Siap-Siap Harga Beras dan Gula di Indonesia Bakal Naik
- Petaka Gudang Kembang Api di Thailand, Satu WNI Alami Gangguan Pendengaran dan Luka di Hidung
- Pabrik Kembang Api Dekat Rumah Jirayut di Thailand Meledak, 300 Rumah Hancur
Latihan Singkat Selama 4 Bulan
Kontingen TNI AD berhasil meraih gelar Juara Umum pertamanya di Thailand selama keikutsertaanya di ajang ASEAN Armies Rifle Meet (AARM).
"Sejarah mengatakan selama 30 kali diselenggarakan lomba AARM, belum pernah kita mendapatkan Juara Umum di tanah Thailand. Dan tahun ini kita bisa mendapatkan itu," kata Mayour Nur Wahid.
Perjuangan keras telah dilakukan oleh seluruh kontingen yang terpilih untuk berangkat ke Thailand.
Bahkan Kontingen TNI AD melakukan latihan singkat selama 4 bulan bila dibanding dengan kontingen lainnya.
Mayor Nur Wahid pun dengan sigap mengatur kebutuhan kontingen termasuk mencari pelatih terbaik hingga membekali program latihan yang terbaik untuk para penembak.
"Kami sempat diskusi dengan komandan-komandan negara lain, mereka mengatakan bahwa persiapan mereka mencapai 7 bulan bahkan sampai 1 tahun."
"Nah karena waktu yang sikat ini kita bener-bener manfaatkan dengan maksimal bagaimana kita bisa mereformulasi para petembak. Pertama saya pilih pelatih yang sangat qualified ya, kemudian perwira-perwira koordinator yang mumpuni di bidangnya, kemudian kami sering sharing pada senior, atasan kami yang pernah membawa kontingen AARM," lanjut Mayor Nur Wahid.
Jeblok di Latihan, Raih Skor Tertinggi di Pertandingan
Pengalaman menarik dialami oleh Serma Sugeng saat mempersiapkan pertandingan.
Saat mengikuti practice, nama besar Kontingen Thailand selaku tuan rumah memang sangat diperhitungkan.
Bahkan mereka berhasil meraih skor tinggi di tiga cabang dari lima cabang yang dipertandingkan.
Mayor Nur Wahid menambahkan bahwa saat itu wakil Indonesia tidak ada yang meraih skor tertinggi.
"Kebetulan saya sendiri waktu nyoba lapangan saya bener-bener saya bidik karena ini di negara orang, baru pertama kali main, ya harus bener-bener. Malah jangan main-main,"
"Sambil baca angin harus bener-bener nembak ini, kebetulan nilai saya jeblok hari pertama. Nilai 80, waduh ini saya bidik bener-bener gak main-main ini. Dan dari situ saya berpikir saya harus ambil keputusan besok main saya harus bagus.
Meski meraih skor rendah, Serma Sugeng berhasil meraih skor tinggi hingga berhasil menjadi peringkat terbaik saat pertandingan.
"Untuk nilai skor saya keseluruhan 96,6. Itu di bawah target, tapi tidak apa-apa yang penting juara karena lawannya di bawah. Lebih baik nilai kecil tapi juara daripada nilai besar tapi gak juara," kata Semra Sugeng
Puasa dan Yasinan, Kunci Juara
Selama persiapan kejuaraan, para kontingen tetap mengutamakan kebutuhan rohani. Bahkan Mayor Nur Wahid mewajibkan anggotanya untuk berpuasa dan shalat selama di sana.
"Selama berhari-hari di sana kita berpuasa. Jadi yang Islam yang kuat berpuasa, tiap malam kita wajib yasinan sama-sama yang Islam. Kemudian yang Nasrani berkumpul jadi satu berdoa sama-sama. Sholat berjamaah kita setiap subuh kita lakukan. Ya mungkin memang tidak terlepas dari doa pasti itu sangat mendukung sekali," kata Mayor Nur Wahid.
Kekuatan doa memang disinyalir menjadi faktor kontingen TNI AD meraih gelar juara. Seperti yang dialami oleh Serma Sugeng saat pertandingan.
"Pak Sugeng menembak dengan kondisi angin sangat kencang lah 10 knott, belum pernah kita latihan. Itu karena mungkin kekuatan doa istrinya pak sugeng, doa kita semua, itu ajaib mbak. Itu dari negara lain pelurunya keluar semua, kosong. Jadi pak sugeng bisa dapat skor 96 itu luar biasa sekali,"
"Termasuk lagi di penembak pistol, Serda Mike ini kan juara satu pistol. Memang di hari-hari nilainya dia biasalah dibanding teman-temannya yang lain. Di saat mau nembak pun senjata utamanya itu gangguan dia, rusak. Untung masih ada waktu untuk tukar senjata. Dan senjata cadangan itu kualitasnya otomatis di bawah senjata utamanya kan.