Bintang Terang Moeldoko Selama Berkarier di TNI, Jadi Panglima di Era Presiden SBY
Bintang terang Moeldoko di TNI saat era Presiden SBY.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa menyesal dan meminta maaf pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko sebagai Panglima TNI saat menjadi Presiden RI. Penyesalan itu terlontar usai melihat KSP Moeldoko mengkudeta kepemimpinan AHY sebagai Ketum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
SBY menilai Moeldoko telah melakukan perebutan kepemimpinan yang jauh dari sikap kesatria dan tidak terpuji. Moeldoko juga telah membuat malu perwira dan prajurit yang pernah bertugas di TNI. Karenanya, SBY bahkan sampai memohon ampun kepada Tuhan. Lantas bagaimana rekam bintang terang Moeldoko selama di TNI hingga era Presiden SBY?
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang mewakili TNI dalam perundingan Wonosobo? Pasukan TNI diwakili Kolonel Sarbini, sedangkan dari Belanda diwakili Kolonel Breemouer.
-
Bagaimana anggota TNI dikeroyok oleh warga? Personel dari Koramil yang dikeroyok menerima banyak sekali pukulan dan tendangan dari warga.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Kenapa warga mengeroyok anggota TNI? Pada momen itulah warga yang sedang berada di situasi tersulut emosi kemudian melakukan pengeroyokan terhadap anggota TNI tersebut.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
Simak ulasannya berikut ini.
Menyesal Beri Jabatan ke Moeldoko
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa menyesal dan meminta maaf pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko sebagai Panglima TNI ketika menjadi Presiden RI. SBY juga merasa malu dan bersalah. Dia memohon ampun kepada Tuhan.
"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya mohon ampun kehadirat Allah SWT tuhan yang maha kuasa atas kesalahan saya itu," ujar SBY dalam konferensi pers, Jumat (5/3)..
©2021 Merdeka.com/istimewa
SBY menilai, Moeldoko melakukan perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji dan jauh dari sikap kesatria. Moeldoko juga membuat malu para perwira dan prajurit TNI.
Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji dan jauh sikap kesatria dan nilai moral. Hanya mendatangkan malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," sambungnya.
Bintang Terang Karier Moeldoko di TNI
Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. merupakan salah satu tokoh militer Indonesia. Dia adalah lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) tahun 1981. Nama Moeldoko tidak asing lagi di dunia militer ataupun politik. Dia menduduki jabatan pada dua periode SBY sejak 2004 hingga 2014 menjadi Presiden.
©2014 merdeka.com/arie basuki
Adapun bintang terang karier Moeldoko di TNI saat era Presiden SBY yakni sebagai berikut:
- Komandan Rindam VI/Tanjungpura pada tahun 2005
- Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone pada tahun 2006
- Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi pada tahun 2007
- Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD pada tahun 2008
- Kasdam Jaya pada tahun 2008
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad pada tahun 2010
- Panglima Kodam XII/Tanjungpura pada tahun 2010
- Panglima Kodam III/Siliwangi pada tahun 2010
- Wakil Gubernur Lemhannas pada tahun 2011
- Wakasad pada tahun 2013
- KSAD pada tahun 2013
- Panglima TNI pada tahun 2013-2015
Moeldoko Bersedia Jadi Ketum Demokrat
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima pinangan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa. Moeldoko menyampaikan melalui sambungan telepon kepada peserta KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3).
Awalnya dia meminta keseriusan peserta KLB terkait pinangan ketua umum itu. Ia juga turut mempertanyakan apakah penetapan itu sudah sesuai dengan AD/ART partai. Mantan Panglima TNI ini juga menagih kembali keseriusan kader Demokrat untuk bekerja atas nama integritas. Kemudian, Moeldoko menyatakan siap menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026.
©2021 Merdeka.com
"Saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua atas amanah ini. Dengan demikian saya menghargai dan menghormati permintaan saudara untuk kita terima menjadi ketua umum," kata Moeldoko.
Kongres Luar Biasa Partai Demokrat akhirnya dibuka di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3) sore. Kongres tersebut mengusung tema 'Kembali ke Asal: Demokrat yang Demokratis'. Meski DPP Partai Demokrat menyatakan ilegal, KLB tetap dijalankan. Mereka menyatakan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) demisioner dan menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026.
Dalam KLB, peserta yang hadir mengusulkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie. Berdasarkan hasil voting cepat, Moeldoko lebih banyak mendapat dukungan dibanding Marzuki. Sehingga diputuskan secara langsung Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026 menurut hasil Kongres Luar Biasa.
"Memutuskan menetapkan pertama calon ketua tersebut atas voting berdiri maka pak Moeldoko ditetapkan menjadi ketua umum Partai Demokrat 2021-2026," ujar pimpinan rapat Jhoni Allen Marbun di Deli Serdang, Sumut, Jumat (5/3).