Cerita Polisi Wanita Diminta 'Bos' Berpakaian ala PSK, Hidung Belang Sudah Menunggu
Cerita Bripka Popy Puspasari menyamar jadi PSK untuk mengungkap kasus perdagangan orang.
Seorang anggota polisi wanita (polwan) bernama Bripka Popy Puspasari menceritakan pengalamannya ketika harus menyamar menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK), untuk mengungkap kasus perdagangan orang di Pulau Dewata, Bali.
Bermodalkan doa dan kemampuan bela diri yang dimilikinya, Popy pun berangkat ke Bali menemui 'Bos' PSK berpura-pura sebagai orang yang meminta untuk dipekerjakan.
-
Siapa yang disebut memiliki kecantikan yang mencolok? Elif menjadi sorotan utama karena kecantikannya yang sangat mencolok, bahkan beberapa netizen menyebut bahwa kecantikannya tidak kalah dengan ibunya sendiri.
-
Mengapa menjadi polwan menjadi pilihan yang menarik? Polisi wanita atau yang biasa disingkat polwan adalah salah satu profesi yang banyak dicita-citakan. Menjadi aparat penegak hukum artinya Anda akan berkontribusi terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat, khususnya dalam menumpas tindak kejahatan.
-
Kapan senja selalu cantik? Senja selalu cantik kecuali saat kau patah hati.
-
Siapa yang kamu pikir paling cantik? Apa bedanya gitar sama kamu?Kalau gitar dipetik, Kalau kamu tercantik
-
Kenapa pantun terimakasih lucu bisa menghibur? Dalam pantun ini, ucapan terima kasih disampaikan dengan nada yang lebih santai dan menyenangkan.
-
Bagaimana Guzel terlihat sangat cantik dalam foto-foto terbarunya? Di foto terbarunya itu, Guzel berpose bak model memakai outfit warna hitam lengkap dengan sepatu mungil dan kaus kaki berenda. Penampilan Guzel semakin sempurna dengan dua jepit pita yang menghiasi rambut ikalnya.
Berkat keberaniannya itu, Popy pun berhasil mengecoh pemilik bisnis prostitusi tersebut dan menyelamatkan para pekerja di bawah umur yang dimanfaatkan. Berikut informasi selengkapnya:
Berawal dari Laporan Orang Hilang
Penyamaran tersebut dilakukan oleh Bripka Popy pada tahun 2018 lalu. Bermula dari adanya laporan seorang warga Garut yang kehilangan anggota keluarganya, polisi pun berhasil mengungkap adanya praktik prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur tersebut.
"Saat melapor ke kita, anak perempuan ini mengaku akan dipekerjakan sebagai pelayan di Bandung di sebuah kafé, tapi setelah itu keluarganya hilang kontak,” ujar Popy saat ditemui di Mapolres Garut, Jumat (16/4).
Setelah dilakukan penelusuran, keberadaan korban pun terdeteksi berada di Bali setelah dijual oleh seseorang pencari 'bakat'. Tim Reskrim Polres Garut kemudian memutuskan untuk melakukan penyamaran guna mengungkap praktik prostitusi tersebut.
Bripka Popy Ditugaskan untuk Menyamar jadi PSK
Awalnya, polisi berhasil menangkap terlebih dahulu seorang penghubung korban dengan bos yang ada di Bali. Tim Reskrim pun kemudian melakukan pengembangan dan merencanakan skema pengungkapan.
"Skema yang dilakukan akan dengan melakukan penyamaran menggunakan penghubung itu. Jadi foto saya oleh pelaku yang sudah diamankan bersama satu lainnya dikirimkan ke bosnya, ngakunya akan dijadikan PSK. Jadi kaya profiling gitu. Ternyata bosnya menyetujui dan menunggu saya di Bali," ungkap Popy.
Setelah itu, Popy pun berangkat ke Pulau Dewata Bali bersama penghubung tersebut menggunakan pesawat. Sementara tim lainnya menyusul menggunakan pesawat berbeda agar tidak mencurigakan.
Sempat Merasa Takut
©2021 Merdeka.com
Saat mendapat tugas tersebut, Popy mengaku sempat merasa takut dan khawatir. Terlebih lagi, pada saat itu ia sudah memiliki seorang anak yang menunggunya di rumah.
Dalam penyamarannya itu, Popy bahkan meninggalkan segala atribut kepolisian hingga senjata api agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dengan bermodalkan doa dan kemampuan bela diri yang dimilikinya, ia pun memberanikan diri untuk menjalani tugas berbahaya tersebut.
"Sebelum berangkat ya minta doa lah ke orang tua, ke siapa. Ini kan betul-betul saya sama temen saja berdua, pasti takut apa-apa dan diapa-apa. Walau sudah dibekali bela diri polisi, tetap saja ada rasa takut mah ya, namanya juga manusia," katanya
Menemukan Korban Perdagangan Orang di Bawah Umur
Sesampainya di Bali, Bripka Popy pun langsung menuju ke alamat yang sudah diberikan tepatnya di salah satu villa di kawasan Sanur. Saat sampai di villa, Popy mengaku kaget karena lokasinya sangat eksklusif dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu.
"Sampai di villa, saya langsung celengak celinguk nyari orang Garut yang jadi korban. Dan ternyata memang ada di sana, kaya di dalam akuarium gitu. Di dalam akuarium juga banyak perempuan lainnya yang juga korban," sebutnya.
Setelah itu, Popy mengatakan bahwa ia sempat diajak ngobrol oleh seseorang yang dipanggil bos dan seorang bendahara. Namun di dalam ruangan itu tidak hanya ada dua orang itu saja, ada juga sejumlah lelaki hidung belang lainnya yang diduga sebagai pelanggan.
"Alhamdulillah tidak ada kecurigaan dari bos itu, kita juga jalani komunikasi biasa saja. Was-was mah mah ada, tapi yakin saja, demi masyarakat," kata Popy.
Diminta Berganti Baju Layaknya PSK
Setelah mengobrol selama beberapa saat, Popy mengatakan bahwa ia diminta untuk berganti pakaian seksi layaknya PSK sebelum masuk ke dalam akuarium. Momen tersebut oleh Popy digunakan untuk berkomunikasi dengan tim yang sudah siap melakukan penyergapan. Tidak lama setelah itu, tim yang sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat langsung menyergap lokasi tersebut.
©2021 Merdeka.com
Berhasil Selamatkan Anak di Bawah Umur yang Dipekerjakan
©2021 Merdeka.com
Dari penyergapan tersebut, Bripka Popy dan tim pun berhasil menyelamatkan sekitar 10 wanita yang kebanyakan di bawah umur.
"Ada 10 orang wanita yang kebanyakan yang di bawah umur yang Alhamdulillah bisa kita selamatkan, termasuk dua di antaranya orang Garut. Kalau untuk tersangkanya ada sekitar delapan orang yang berhasil diamankan, mereka ini jaringan," ungkapnya.
Meski tergolong tugas yang cukup berbahaya, Popy mengaku bahwa dirinya senang bisa terlibat dalam operasi penyergapan tersebut.
"Kalau hal-hal itu sebetulnya bukan tujuan yang utama. Tugas kita sebagai polisi adalah memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Dan tugas anggota adalah taat kepada pimpinan, selama itu tidak melanggar aturan, harus kita laksanakan," tutur Popy.
Bripka Popy juga mengatakan jika aksi nekatnya itu sempat mendapat apresiasi dari pimpinannya pada saat itu. Lebih dari itu ia pun sempat mendapat undangan dari Polda Jabar dan Mabes Polri.