Di Tengah Ancaman Serangan Israel, Iran Justru Bakal Latihan Perang dengan Arab Saudi di Laut Merah
Hingga saat ini, Arab Saudi belum memberikan konfirmasi terkait pernyataan yang disampaikan oleh Iran.
Iran baru-baru ini mengumumkan rencana untuk melaksanakan latihan militer bersama dengan Arab Saudi di Laut Merah. Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada hari Selasa (22/10/2024), Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Shahram Irani, mengungkapkan bahwa Arab Saudi telah meminta mereka untuk berpartisipasi dalam operasi tersebut.
"Arab Saudi telah meminta kami untuk menyelenggarakan latihan gabungan di Laut Merah," ungkapnya, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Iran, ISNA, dan dilansir oleh Middle East Eye pada Kamis (24/10).
- Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Iran, Sebut Negara Zionis Itu Langgar Hukum Internasional
- Perang Iran Vs Israel di Depan Mata, Ini Senjata yang Dikirimkan Rusia & Amerika buat Bantu Sekutunya
- Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah
- Iran Batal Serang Israel dengan Rudal Jelajah Jarak Jauh Jika Syarat Ini Dipenuhi, Begini Tuntutannya
Ia juga menambahkan bahwa saat ini koordinasi antara kedua negara sedang berlangsung, dan delegasi dari Iran serta Arab Saudi akan melakukan konsultasi yang diperlukan untuk merencanakan pelaksanaan latihan tersebut. Namun, Laksamana Irani tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai waktu pelaksanaan latihan ini.
Menariknya, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, telah melakukan kunjungan ke Riyadh awal bulan ini dan mengadakan pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, yang menunjukkan adanya peningkatan hubungan antara kedua negara penghasil minyak tersebut.
Hubungan antara Iran dan Arab Saudi sempat memburuk sejak tahun 2016, ketika eksekusi seorang ulama Syiah terkemuka yang juga merupakan kritikus pemerintah Arab Saudi terjadi. Tindakan tersebut memicu kemarahan di Iran, yang berujung pada pembakaran Kedutaan Arab Saudi di Teheran oleh para pengunjuk rasa.Sejak saat itu, hubungan kedua negara tetap tegang selama bertahun-tahun.
Namun, pada tahun 2023, keduanya berhasil menormalkan hubungan mereka melalui pertemuan puncak yang diadakan oleh China, dan sejak itu, hubungan mereka semakin erat meskipun Iran masih memberikan dukungan kepada Houthi di Yaman, yang telah bertempur melawan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi selama delapan tahun terakhir.
Meski demikian, gencatan senjata antara Arab Saudi dan pemerintahan yang berpusat di Sanaa, Yaman, telah berlangsung sejak tahun 2022.
Jika benar terlaksana, latihan militer antara Iran dan Saudi ini tentu menarik di tengah makin panasnya hubungan Iran dengan Israel. Apalagi dokumen rahasia Israel soal rencana menyerang Iran bocor.
Dokumen tersebut merinci persiapan Israel untuk melakukan serangan balasan besar-besaran pasca Iran menembakan 200 rudal ke Israel 1 Oktober lalu. Tindakan Iran tersebut dilakukan sebagai respons atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah dan pemimpin Hamas, Ismael Haniyeh.
Dokumen bertanggal 15 dan 16 Oktober itu mulai beredar setelah dibagikan di saluran Telegram Middle East Spectator, Jumat (18/10/2024). Kebocoran ini dilaporkan berasal dari sumber dalam komunitas intelijen AS.
Salah satu dokumen, yang diduga disusun oleh Badan Intelijen Geospasial Nasional Departemen Pertahanan, mengindikasikan bahwa rencana Israel melibatkan pemindahan amunisi.
Berdasarkan isi dokumen itu, Angkatan Udara Israel melanjutkan penanganan rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM), menutup operasi UAV, dan melakukan latihan penerapan kekuatan besar kedua dari tanggal 15 hingga Oktober 2024, berdasarkan analisis citra.
Dokumen itu mencatat bahwa sejak 8 Oktober, Angkatan Udara Israel telah menangani setidaknya 16 ALBM Golden Horizon dan lebih dari 40 ALBM IS02 (Rocks). Dokumen tersebut mengatakan penanganan ALBM terus berlanjut di Lapangan Udara Hatzerim hingga 16 Oktober.
Dokumen lain yang dikaitkan dengan Badan Keamanan Nasional merinci latihan Angkatan Udara Israel yang melibatkan rudal udara ke darat, yang diyakini juga merupakan bagian dari persiapan untuk menyerang Iran.