Fadli Zon Tanggapi Letjen Dudung soal Patung 3 Jenderal, Sebut Kesalahan Fatal
Fadli Zon tanggapi Letjen Dudung perihal hilangnya 3 patung Jenderal TNI.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mencurigai adanya penyusupan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) di tubuh TNI. Tudingan tersebut dilontarkan menyusul hilangnya tiga patung Jenderal TNI di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad.
Di sisi lain, Panglima Kostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan apa yang disampaikan oleh mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo tidak benar. Terlebih perihal adanya penyusup pendukung PKI dalam tubuh TNI. Fadli Zon lantas menanggapi pernyataan Letjen Dudung perihal pembongkaran tiga patung Jenderal.
-
Dimana pasukan TNI merebut daerah yang dikuasai PKI? Setelah melewati berbagai pertempuran sengit, satu per satu daerah yang dikuasai PKI bisa direbut Pasukan TNI.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Kenapa PKI dan TNI AD berkonflik? Rivalitas antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya tahun 1965.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
Melansir dari akun Instagram fadlizon, Rabu (29/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Curiga Penyusup PKI di TNI
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mencurigai adanya penyusupan pendukung PKI di tubuh TNI. Tudingan ini menyusul fakta hilangnya tiga patung Jenderal TNI di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad.
Adapun patung yang dimaksud antara lain patung Presiden ke-2 RI Soeharto, Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo dan Jenderal AH Nasution. Ketiga patung ini dibuat untuk merekonstruksi sejarah kelam G30S/PKI.
Youtube/Kang Jana Tea ©2021 Merdeka.com
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah museum Kostrad dalam ruang kerja pak Harto (Soeharto) ada patung yang menggambarkan (sejarah penumpasan PKI)," ungkap Gatot pada acara webinar.
"Ini menunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," kata Gatot.
Bantahan Pangkostrad Letjen Dudung
Di sisi lain, Panglima Kostrad, Letjen TNI Dudung Abdurachman menegaskan, pernyataan yang disampaikan mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo tidak benar. Terlebih perihal adanya penyusup pendukung PKI di tubuh TNI.
"Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata Dudung dalam siaran pers yang diterima, Senin (27/9).
©2021 Merdeka.com
Dudung menjelaskan, patung tiga tokoh tersebut memang sebelumnya ada di dalam Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad. Patung tersebut dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012).
Akan tetapi, patung tiga Jenderal TNI ini telah diambil oleh penggagasnya. Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada dirinya selaku Panglima Kostrad saat ini. Dudung mengatakan menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution. Di mana beliau merasa berdosa membuat patung-patung tersebut. Khususnya menurut keyakinan agamanya.
"Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," katanya.
Tanggapan Fadli Zon
Melihat isu sensitif yang beredar, Fadli Zon memberikan tanggapannya. Melalui akun media sosialnya, politikus ini menyampaikan tanggapannya. Menurutnya, ini merupakan kesalahan fatal.
Instagram fadlizon ©2021 Merdeka.com
"Sebelum menuduh tudingan Gatot keji, Dudung harus jelaskan atas biaya siapa patung tersebut dibuat. Jika ternyata atas biaya negara, semestinya permintaan pembongkaran oleh AY Nasution tidak serta merta disetujui Dudung. Kalau tiba-tiba dibongkar, ya wajar saja orang bertanya-tanya," tulis akun Lukman Simandjuntak yang di masukkan ke dalam unggahan Fadli Zon.
"Tidak bisa benda museum seenaknya diangkut atas permintaan seseorang. Apalagi menyangkut tonggak sejarah penting bangsa kita. Ini kesalahan yang fatal," kata Fadli Zon menanggapi.