Gaza Jadi Kamp Konsentrasi Terbesar & Paling Memalukan di Abad 21, Israel & Senjata Amerika-Eropa Bantai Warga Palestina
Jumlah korban yang terus bertambah membuat Gaza menjadi kamp konsentrasi terbesar dan paling menakutkan dalam sejarah.
Hingga kini, situasi konflik di Gaza masih terus memanas. Palestina menjadi negara yang mendapat serangan berat secara bertubi-tubi dari pasukan militer Israel di bawah naungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Begitu pula mengenai korban tewas maupun luka di lokasi. Jumlah korban yang terus bertambah membuat Gaza menjadi kamp konsentrasi terbesar dan paling menakutkan dalam sejarah manusia di abad 21 ini.
- Omong Kosong Amerika Ngaku Kerja Keras Hentikan Perang di Gaza tapi Terus Veto Resolusi PBB soal Gencatan Senjata
- Kesaksian Perwira Tentara AS Biadabnya Israel Sengaja Membom Warga & Anak-Anak Gaza, Ungkap Keterlibatan Amerika
- Jumlah Sesungguhnya Warga Palestina Jadi Korban Haus Darah Israel di Gaza Terungkap, Sungguh Biadab!
- Israel Bom Kamp Pengungsi di Gaza Pada Malam Idulfitri, 14 Orang Terbunuh Termasuk Anak-Anak
Israel pun diketahui bekerja sama dengan Amerika-Eropa dalam hal pasokan senjata. Berikut ulasan selengkapnya.
Israel Bom Sekolah Berisi Pengungsi saat Salat Subuh
Israel berkali-kali memberikan serangan ke berbagai lokasi di Gaza yang diklaim sebagai pembalasan usai peristiwa 7 Oktober. Konyolnya, serangan Israel ke Gaza justru menargetkan warga sipil dan fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah hingga rumah warga.
Seperti yang belum lama ini terjadi, lebih dari 100 warga Palestina wafat dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di Kota Gaza. Demikian menurut para pejabat setempat, dilansir dari Al Jazeera, Minggu (11/8/2024).
Tiga bom dengan berat masing-masing setara dengan 907 kg dijatuhkan saat warga sipil diketahui tengah melaksanakan salat subuh. Buntutnya, ledakan memicu kebakaran hingga melalap habis gedung sekolah.
Lantaran hal ini, badan pertahanan sipil Gaza menggambarkan kejadian pilu tersebut sebagai sebuah 'pembantaian yang mengerikan'. Ribuan warga terpenjara di negaranya sendiri.
Bahkan, kematian bisa menimpa mereka sewaktu-waktu. Banyak korban luka yang dilarikan ke Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza berada dalam kondisi kritis.
Serangan Israel membuat Gaza menjadi penjara terbesar dan mengerikan sepanjang sejarah.
Bagaimana tidak, pasukan Israel diketahui beberapa kali menyerang bangunan sekolah. Mereka menyebut jika bangunan itu menjadi pusat komando Hamas hingga tempat menyembunyikan pejuang hingga senjatanya. Namun klaim itu tak pernah terbukti.
Ledakan hingga serangan udara membuat area sekolah dipenuhi mayat dan berbagai bagian tubuh yang sulit dikenali.
“Area sekolah dipenuhi mayat dan bagian-bagian tubuh. Sangat sulit bagi paramedis untuk mengidentifikasi seluruh jenazah. Ada lengan di sini, ada kaki di sana. Mayat-mayat terkoyak.” ujar juru bicara badan pertahanan sipil Mahmoud Basal.
Diplomasi demi terjadinya gencatan senjata antara kedua belah pihak pun seolah dibuat tak pernah bakal bisa terjadi.
Israel melakukan serangan-serangan besar menjelang perundingan kedua belah pihak berlangsung.
Hassan Barari, profesor hubungan internasional di Universitas Qatar, mengatakan serangan itu adalah bagian dari strategi Israel untuk menggagalkan upaya perdamaian.
“Mereka menargetkan rumah sakit dan sekarang sekolah, dan ini adalah cerminan dari pola pikir Israel yang ingin menjadikan Gaza sebagai tempat yang sulit untuk ditinggali,” kata Barari.
PBB: Israel Genosida Gaza Pakai Senjata Amerika-Eropa
Serangan Israel yang beruntun pun mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Di antaranya Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa yang terus mengirimkan senjatanya.
Pelapor khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyatakan, Israel telah melakukan genosida di Gaza dengan senjata Amerika Serikat dan Eropa di tengah bungkamnya negara-negara yang disebut beradab.
Pernyataan itu ditegaskannya pada hari Sabtu sebagai reaksi atas serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah di Kota Gaza yang berisi warga Palestina yang mengungsi. Lebih dari 100 orang wafat dan puluhan lainnya luka akibat ulah biadab zionis itu.
"Gaza: Di kamp konsentrasi terbesar dan paling memalukan di abad ke-21, Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di satu lingkungan pada satu waktu, satu rumah sakit pada satu waktu, satu sekolah pada satu waktu, satu kamp pengungsi pada satu waktu, satu 'zona aman' pada satu waktu. Dengan senjata AS dan Eropa dan di tengah ketidakpedulian semua "bangsa beradab".
"Semoga Palestina memaafkan kami atas ketidakmampuan kolektif kami untuk melindungi mereka, dengan menghormati makna paling mendasar dari hukum internasional," lanjutnya dalam unggahannya di media sosial X.
Kementerian Kesehatan Gaza menuturkan per Sabtu (10/8/2024) kemarin, sedikitnya 29.790 warga Gaza menjadi korban tewas akibat serangan Israel pasca 7 Oktober 2023. Sementara 92.002 warga mengalami luka cukup serius.
Di sisi lain, 1.139 warga Israel dilaporkan tewas usai serangan Hamas 7 Oktober 2023 silam. Sementara lebih dari 200 orang menjadi tahanan. Namun belakangan terungkap saat serangan Hamas, militer Israel banyak menembaki warganya sendiri.