Ini Potret Pemudik Rela Jalan Kaki Jakarta-Solo, Kena PHK Hidup Susah di Jakarta
Tidak berlakunya moda transportasi umum di tengah PSBB ini, membuat Maulana Arif Budi Satrio (38) atau yang akrab disapa Rio, seorang sopir bus nekat jalan kaki dari Jakarta menuju ke Solo.
Sebagai upaya Pemerintah dalam memutus rantai persebaran virus Corona (Covid-19), Pemerintah telah memberlakukan larangan mudik lebaran 2020. Pihak Kementerian Perhubungan telah melakukan penjagaan di titik checkpoint perbatasan Jabodetabek untuk mengantisipasi adanya arus mudik lebaran.
Tidak berlakunya moda transportasi umum di tengah PSBB ini, membuat Maulana Arif Budi Satrio (38) atau yang akrab disapa Rio, seorang sopir bus nekat jalan kaki dari Jakarta menuju ke Solo untuk mudik. Berikut informasi selengkapnya:
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Kena PHK
Mewabahnya virus Corona di Indonesia selama kurang lebih dua bulan belakangan ini membuat banyak perusahaan kocar kacir menjalankan bisnisnya.
Buntut dari permasalahan tersebut, Rio harus terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari perusahaan tempatnya bekerja.
"Saya di-PHK tanggal 8 Mei lalu. Saya sebelumnya bekerja sebagai sopir bus pariwisata. Gaji bulan April belum dibayar," ujar Rio Selasa (19/5).
Tak Punya Biaya
Sadar akan kondisinya yang sudah tak memiliki pekerjaan, Rio merasa dirinya tak akan bisa bertahan hidup di Jakarta dalam waktu yang lebih lama lagi. Untuk itu, ia akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah.
Nekat Jalan Kaki
©2020 Merdeka.com/Arie Basuki
Jalan kaki menjadi pilihan terakhir Rio, sebelumnya ia sempat mencoba membeli tiket bus seharga Rp500 ribu namun hal tersebut gagal karena armada yang digunakan bukanlah bus melainkan mobil travel dengan kapasitas melebihi muatan.
Akhirnya Rio memutuskan untuk berjalan kaki. Ia memulai perjalanan pada tanggal 11 Mei 2020 dari rumah kontrakannya di Cibubur, Jakarta Timur selepas salat subuh.
Jalan Kaki Empat Hari
Dengan membawa bekal seadanya yakni tas punggung, tas selempang, sandal, dan sepatu dibungkus plastik Rio berjalan menyusuri jalan pantai Utara (Pantura).
"Saya berjalan kaki 12 jam sampai 14 jam per hari. Jadi kalau dihitung rata-rata 100 kilometer per hari. Saya mandi, istirahat di SPBU," katanya.
Bertemu Temannya
Setelah berhari-hari melakukan perjalanan, sesampainya Rio di kawasan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ia bertemu dengan sejumlah rekan seprofesinya di Persatuan Pengemudi Pariwisata Indonesia (Peparindo).
Ia pun akhirnya diantarkan oleh rekan-rekannya ke tempat tujuan, dan sampai di Terminal Tirtonadi Solo pada Jumat (15/5).
Jalani Karantina
©2020 Merdeka.com
Setelah sampai di Solo, Rio pun harus menjalani masa karantina selama 14 hari di Gedung Graha Wisata seperti pemudik yang lain.
"Saya baru bisa pulang dari karantina tanggal 29 Mei. Saya nekat mudik jalan kaki karena tidak punya biaya untuk hidup di Jakarta," pungkas dia.