Inilah Waktu Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids, Bisa Dilihat Langsung
Disuguhkan hujan Meteor Eta Aquarid. Bulan Mei ini akan ada beberapa Fenomena Astronomi yang terjadi. Masyarakat bisa mengamatinya dengan mata telanjang maupun menggunakan teleskop di tempat yang terbuka dan gelap.
Berdasarkan kalender astronomi, seperlima jalan dari abad 21 st. Tahun 2020 melengkapi tahun terakhir dekade kedua. Disuguhkan hujan Meteor Eta Aquarids. Bulan Mei ini akan ada beberapa Fenomena Astronomi yang terjadi.
Masyarakat bisa mengamatinya dengan mata telanjang maupun menggunakan teleskop di tempat yang terbuka dan gelap. Hal penting lainnya, pastikan menunggu sabar, kondisi langit cerah atau tidak berawan, serta lingkungan tidak terganggu oleh polusi cahaya yang parah.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa.
-
Bagaimana meteor menghantam Bulan? Dampak kecepatan tinggi itu menghasilkan panas yang hebat dan menciptakan kawah, sekaligus memberikan kilatan cahaya tampak cerah.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Kapan meteor itu menghantam Bulan? Pada 23 Februari 2023, seorang astronom Jepang menangkap kilatan meteor yang menabrak Bulan.
-
Di mana meteor menghantam permukaan Bulan? Meteor itu tampaknya menghantam dekat kawah Ideler L, sedikit di barat laut kawah Pitiscus.
-
Kapan puncak hujan meteor Geminid terjadi? Pada tahun ini, puncak hujan meteor geminid diperkirakan terjadi pada tanggal 14 hingga 15 Desember 2023.
Ingin tahu fenomena hujan meteor Aquarids dan fenomena langit lainnya yang menakjubkan? Berikut ulasannya.
Hujan Meteor Eta Aquarids, 6-7 Mei 2020
Melansir dari Lapan (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), hujan meteor Eta Aquarids merupakan hujan meteor di atas rata-rata. Sudah diamati sejak zaman kuno.
Pada saat puncak, menghasilkan hingga 60 meteor per jam. Sebagian besar aktivitas terlihat di belahan bumi selatan. Sedangkan di belahan bumi utara mencapai sekitar 30 meteor per jam.
LAPAN RI ©2020 Merdeka.com
Hujan meteor ini berlangsung setiap tahun dari 19 April hingga 28 Mei. Tampilan terbaik bisa Anda peroleh di lokasi yang gelap, puncaknya pada tengah malam 6 Mei dan pagi hari 7 Mei.
Eta Aquarids terjadi ketika partikel puing komet memasuki atmosfer bumi dan terbakar, sehingga muncul sebagai bintang jatuh dengan jumlah banyak. Puing-puing atau partikel debu dari Komet Halley, yang diduga berasal dari titik di konstelasi Aquarius.
Bulan Purnama, 7 Mei 2020
Bulan purnama yang terang menjadi salah satu penghalang melihat hujan meteor. Tapi Anda tidak perlu khawatir, sebab ada meteor-meteor yang paling terang.
Masih dari lansiran yang sama, wajah bulan akan sepenuhnya diterangi matahari. Bulan purnama terjadi setiap 29,5 hari, ketika Bumi secara langsung sejajar di antara matahari dan bulan.
Puncak fase ini terjadi pukul 17:45 WIB pada Kamis, 7 Mei 2020. Jarak bumi dengan bulan, 361.184 kilometer (0,967 X karak rata-rata bumi bulan) dengan ukuran diameter 33.08 menit busur.
LAPAN RI ©2020 Merdeka.com
Suku asli Amerika awal menyebut Bulan Purnama sebagai Bulan Bunga Penuh, karena saat bunga musim semi muncul besar. Serta dikenal sebagai Bulan Tanam Jagung Penuh dan Bulan Susu.
Kali ini menjadi yang terakhir dari empat supermoon untuk tahun 2020. Sebaiknya jangan sampai Anda terlewat. Bulan akan berada di posisi terdekatnya Bumi. Sehingga mungkin terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Bulan Baru, 22 Mei 2020
Fase Bulan Baru pada Jumat (22/5) bulan akan melakukan perjalanan antara bumi dan matahari. Bulan terletak di sisi bumi yang sama dengan matahari dan tidak terlihat di langit malam.
LAPAN RI ©2020 Merdeka.com
Fase ini terjadi pukul 17:39 GMT. Fase ini menjadi waktu terbaik untuk mengamati benda-benda redup, seperti galaksi dan gugusan bintang. Karena cahaya bulan tidak mengganggu.
Sinar matahari hanya menyinari sisi bulan yang diarahkan dari bumi. Bulan berada di wilayah yang sama dengan matahari dan tersembunyi dari pandangan, selama sekitar satu hari.
Matahari di Atas Kabah, 28 Mei 2020
Fenomena langit menakjubkan selanjutnya pada 28 Mei 2020, matahari berada tegak lurus di atas Ka'bah. Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, bahwa saat itu merupakan waktu yang tepat untuk memperbaiki kiblat.
Thomas menjelaskan dalam blog pribadinya, perlunya penyempurnaan atau pemeriksaan ulang kiblat. Sebab, sebagian besar masjid atau musala arah kiblat ditentukan sekadar perkiraan. Mengacu secara kasar arah kiblat masjid yang sudah ada atau menggunakan kompas yang tidak akurat.
"Dengan bayangan matahari pada saat-saat tertentu yang disebutkan di bawah ini, arah kiblat dapat lebih mudah dan lebih akurat ditentukan. Waktunya diberikan banyak pilihan, silakan gunakan waktu yang sesuai dengan mempertimbangkan keadaan cuaca dan konversi waktu setempat. Arah kiblat bisa ditentukan dari bayangan benda vertikal, misalnya tongkat, kusen jendela/pintu, atau sisi bangunan," tukasnya tertuang dalam blog.
Thomas mereferensikan untuk menggunakan benda tegak, untuk menentukan arah kiblat dari bayangannya pada waktu yang ditentukan. Beri tanda arah bayangan, seperti menggunakan sajadah.
"Buat garis saf baru berdasarkan arah yang telah ditentukan. Jangan ragu menyempurnakan arah kiblat demi kebenaran," jelasnya.
Hujan Meteor Kali Terakhir, Desember 2019
Kita baru saja menikmati hujan meteor kali terakhir pada bulan Desember 2019. Menyuguhkan hujan meteor, konjungsi planet, hingga gerhana matahari cincin. Pastikan Anda tidak ketinggalan waktu berharga melihat fenomena langit malam bulan Mei ini.