Jerit "Komando" Prajurit Luka Ditembaki KKB Papua Depan Panglima TNI dan Kasad
Beberapa prajurit yang menjadi korban dan mengalami luka akibat pertempuran dengan KST Papua bertemu Panglima dan Kasad dan masih sempat mengatakan ‘komando’. Simak ulasannya sebagai berikut.
Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua semakin hari semakin mengkhawatirkan. Hal ini membuat beberapa prajurit TNI yang bertugas menjadi korban. Bahkan, satu di antaranya gugur atau meninggal dunia.
Oleh karena itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi di Papua menjadi siaga tempur.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Apa yang sedang dilakukan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam video yang viral? Sebuah video memperlihatkan Panglima TNI dengan santai beli nasi di warteg.
Beberapa prajurit yang menjadi korban dan mengalami luka bertemu Panglima dan Kasad. Mereka masih sempat mengatakan ‘komando’. Simak ulasannya sebagai berikut.
Kenaikan Status Operasi
Naiknya status operasi menjadi siaga tempur ini bukanlah pertama kali dilakukan. Sebelumnya, status siaga tempur juga pernah dilakukan di Natuna. Kenaikan status ini merupakan buntut dari serangan yang terus dilakukan oleh KST Papua.
©2023 Merdeka.com
"Artinya ditingkatkan dari yang tadi itu soft approach menghadapi serangan yang seperti ini, yang seperti terjadi tanggal 15 April lalu," jelas Panglima.
"Tentunya kita tingkatkan menjadi siaga tempur untuk pasukan kita. Sehingga, naluri tempurnya terbangun untuk itu," sambungnya.
Rotasi Pasukan
Meskipun menaikkan status operasi dari pendekatan soft approach menjadi siaga tempur, Panglima TNI mengaku bahwa dirinya tidak menambah jumlah pasukan untuk bertugas ke Papua.
Pemberangkatan yang dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia itu hanya sebuah rotasi pasukan yang sudah hampir satu tahun mendapatkan mandat untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara di Papua.
“Tidak ada. Saya kira tidak ada penambahan pasukan. Saya sampaikan bahwa pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi. Merotasi dari pasukan yang ini yang termasuk pasukan tembak ini sudah hampir setahun bertugas. Tentunya, ini akan kita tarik dan kita rotasi dengan pasukan yang baru,” terang Panglima Yudo kepada wartawan.
Korban Luka Prajurit TNI di Papua
Beberapa prajurit TNI mengalami luka-luka ketika bertempur dengan KST Papua. Luka-luka tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari tergelincir karena medan yang miring, dan ada juga yang terkena luka tembak.
©2023 Merdeka.com
“Iya ada luka yang karena tembak ada juga luka yang karena jatuh karena memang medannya itu kan miring. Jadi ada tiga yang luka tembak tadi sudah kita evakuasi,” jelas Yudo.
Jeritan Komando Prajurit
Meskipun mengalami luka-luka ketika bertempur, para pasukan yang menjadi korban itu pun masih dalam kondisi sehat. Panglima menuturkan hal itu karena para prajurit masih bisa mengenalinya.
“Tapi alhamdulillah kondisinya mereka sehat semuanya. Karena masih bisa melihat saya itu tadi. Langsung bilang ‘selamat siang, Panglima’ berarti masih sadar. Tadi sudah saya jemput di sana,” sambung Yudo.
©2023 Merdeka.com
Panglima Yudo bahkan bilang bahwa salah satu prajurit yang mengalami luka-luka itu masih sempat bilang ‘komando’ kepada Kasad.
“Dengan pak Kasad juga demikian. Malah ada yang bilang ‘komando’ artinya mereka masih sadar alhamdulillah ini semoga mereka bisa sehat kembali dan pulih dari luka yang diderita,” pungkas Yudo.