"Jika Pemimpin Dunia Bilang Israel Punya Hak untuk Membela Diri, Di mana Mereka saat Rakyat Palestina Dibunuh dengan Kejam?"
Perang antara Israel dan Palestina kembali Pecah. Usai para pejuang Palestina menyerang, Israel membombardir Gaza dengan sadis.
Perang antara Israel dan Palestina kembali Pecah.
"Jika Pemimpin Dunia Bilang Israel Punya Hak untuk Membela Diri, di Mana Mereka saat Rakyat Palestina Dibunuh dengan Kejam?"
Perang antara Israel dan Palestina kembali pecah. Para pejuang Hamas, Palestina, menyerang Israel melalui darat dan udara, Sabtu (7/10/2023).
Tak cuma itu, para pejuang Palestina juga meluncurkan ribuan roket ke Israel. Ratusan tentara dan warga Israel tewas akibat serangan para pejuang Palestina. Israel pun membalas secara membabi buta dengan mengebom gedung-gedung dan rumah warga di Gaza, Palestina.
- Pertanyaan Polos Gadis Kecil Palestina Dibom Israel: Paman Apakah ini Nyata atau Mimpi?
- Sosok Pejuang Palestina Paling Diburu Israel, Sampai Dibom Pakai F-16 & Apache
- Ditahan Pejuang Palestina, Tentara Israel ini Menangis Minta Ampun Sampai Umbar Janji
- Kemenlu Minta WNI Segera Tinggalkan Palestina dan Israel
Hal ini langsung menjadi perhatian dunia. Terlebih dengan respon beberapa pemimpin dunia tentang konflik tersebut.
Tidak bisa dipungkiri, banyak pemimpin dunia yang mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri. Namun, mereka menutup mata akan kenyataan bahwa rakyat Palestina juga dibunuh dengan kejam oleh Israel.
Melansir dari akun Instagram cordova.media, Rabu (11/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Syed Saddiq, anggota Parlemen Malaysia mengungkapkan pandangannya terhadap Konflik Palestina-Israel yang kembali memanas. Ia kembali mengingatkan bagaimana penderitaan rakyat Palestina selama ini.
"Realita hari ini, rakyat Palestina sedang hidup di dalam penjara terbesar di dunia. Kebebasan sehari-hari dibatasi, dihalau dan diusir dari tanah dan rumah milik mereka sendiri. Listrik dan air dikontrol oleh yang memblokade mereka yaitu Israel," ujarnya. "Mereka setiap hari tidur dalam ketakutan. Sewaktu-waktu, pada pagi dan malam mereka dibombardir. Sewaktu-waktu, penjajah ini bisa mengetuk dan menggedor pintu mengusir mereka dari rumah yang baru dibangun," lanjutnya.
"Kenyataannya mereka hidup dalam ketakutan 24 jam, 7 kali seminggu selama berpuluh tahun lamanya. Permasalahan ini bukanlah permasalahan yang baru, timbul dan muncul pada beberapa minggu yang lalu," tambah Syed Saddiq.
Syed juga mengatakan bahwa masih ada banyak pihak yang menutup mata atas fakta yang ada.
"Oleh sebab itu, jika pihak dunia hanya menggunakan 'selective outrage' kemarahan yang dipilih sesuka hati. Jika ada korban dan rakyat yang tak bersalah dibunuh, tetapi mereka menutup mata, membutakan mata, memekakkan telinga," ujarnya.
Apalagi kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina sendiri sudah termasuk dalam kategori kejahatan perang. Hal tersebut pun berdasarkan laporan Amnesti Internasional.
"Jika rakyat Palestina dibunuh dengan kejam sejak berpuluh tahun lamanya. Dan ini bukanlah permasalahan yang hanya ditanggapi oleh pemimpin dan rakyat Malaysia.
Kalau kita lihat, laporan dari Amnesti Internasional sendiri yang menunjukkan bahwa kekejaman Israel ini dinyatakan sebagai kejahatan perang. Kejahatan besar di tingkat Internasional," ujarnya.
Instagram cordova.media
Bahkan, Perdana Menteri Israel juga telah diselidiki oleh Mahkamah Pidana Internasional atas kekejaman yang dilakukan atas rakyat Palestina.
"Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel juga diselidiki oleh Mahkamah Pidana Internasional karena pembunuhan yang kejam, pengambilan tanah dengan cara paksa, pengusiran besar-besaran,"
Namun siapa sangka, beberapa pemimpin dunia justru mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Sementara, mereka menutup mata di saat rakyat Palestina dibunuh dengan kejam.
"Permasalahan ini jika pemimpin dunia di tingkat dunia mengatakan, Israel memiliki hak untuk membela dirinya.
Di manakah mereka ketika rakyat Palestina dibunuh secara kejam, mana hak Palestina untuk membela dan mempertahankan nasib mereka," tanyanya.
Instagram cordova.media
"Kita tidak boleh ada kemarahan yang selektif. Apakah nyawa seorang Israel jauh lebih berharga daripada nyawa seorang bayi, wanita, anak-anak yang kejam dibunuh di Palestina.
Oleh sebab itu Bapak Pimpinan, saya ingin menyampaikan dalam Dewan ini, kita tidak boleh ada kemarahan yang selektif ini," ujarnya.
Instagram cordova.media