Milisi Irak Ancam Hancurkan Pangkalan Militer AS Jika Turun Tangan Bantu Israel Perangi Gaza
Israel sampai saat ini masih memborbardir Jalur Gaza.
Milisi Irak Ancam Hancurkan Pangkalan Militer AS Jika Turun Tangan Bantu Israel Perangi Gaza
Milisi Irak yang didukung Iran mengancam Amerika Serikat agar jangan ikut campur dalam perang Israel di Gaza. Jika AS turun tangan membantu Israel, maka milisi ini akan menjadikan pangkalan dan pasukan AS di Irak menjadi "target sah".
Kataib Sayyid al-Shuhada, milisi Irak yang merupakan bagian dari Pasukan Mobilisasi Rakyat (PMF, atau Hashd al-Shaabi dalam bahasa Arab) dan memiliki hubungan yang erat dengan Iran, memperingatkan AS dalam pernyataan pada Minggu malam untuk tidak turut membantu Israel dalam perang tersebut.
"Jika Amerika ikut campur langsung dalam peristiwa yang terjadi di sana untuk mendukung (Israel), semua kepemilikan Amerika di kawasan itu akan menjadi sasaran sah bagi poros perlawanan," demikian pernyataan dari Dewan Jihad kelompok tersebut, dikutip dari Rudaw Net.
"Maka kami akan menyerang dengan pukulan, dan pada hari itu tidak akan ada garis merah yang tersisa," ancamnya.
Profil Kataib Sayyid al-Shuhada dirilis Washington Institute pada tahun 2021 menggambarkannya sebagai "cabang dari Kataib Hizbullah yang bekerja langsung dengan Korps Garda Revolusi Islam dan memiliki fokus lintas negara pada agenda regional bersama dari poros perlawanan yang didukung Iran."
Foto: Ahmad Al-Rubaye
Pemimpin mereka, Abu Mustafa al-Sheibani, dimasukkan AS dalam daftar Teroris Global Terkait Khusus pada Juli 2008, dan kelompok ini menjadi bagian dari pasukan keamanan Irak ketika mereka membentuk brigade ke-14 PMF.
Kelompok ini juga menikmati "hubungan yang kuat dan mendukung" dengan Hizbullah Lebanon, yang meluncurkan serangan roket ke posisi Israel di utara pada hari Minggu, memicu serangan artileri balasan oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF).
Lebih dari 1.100 orang dilaporkan tewas baik di Israel maupun di Gaza sejak Sabtu. Israel memborbardir Jalur Gaza setelah Hamas menyerang wilayah Israel dengan menembakkan ribuan roket. Serangan yang mendadak dan mengejutkan Israel dan sekutu Baratnya.
Wall Street Journal melaporkan pada Minggu, Iran membantu Hamas merencanakan serangan mendadak terhadap Israel dan memberikan "lampu hijau terakhir" dalam pertemuan di Beirut pada hari Senin lalu.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa Washington "sedang mengirimkan peralatan dan sumber daya tambahan, termasuk amunisi, yang akan tiba di Israel dalam beberapa hari mendatang" dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, setelah setidaknya empat warga AS tewas dalam serangan Hamas.
Hamas menyebut pengiriman amunisi dan bantuan AS ke Israel sebagai tindakan "agresi" terhadap warga Palestina.