Kebaikan Istri Jenderal Besar AH Nasution Terungkap, Anak-anak PKI Ditampung Sampai Ada yang Jadi Dokter
Ada serangkaian kebaikan yang dilakukan sang jenderal beserta istri kepada putra-putri anggota PKI.
Peristiwa G30S PKI menyisakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Khususnya kepada keluarga besar Jenderal Besar Abdul Haris Nasution.
Sang putri, Ade Irma Suryani Nasution tewas tertembak pasukan Cakrabirawa usai menjadi tameng bagi ayahnya sendiri. Meski mendapat luka mendalam, keluarga Jenderal Besar AH Nasution justru berlapang dada.
- Geger Dokter Gantung Diri di Ruang Praktik, Ternyata Ini Penyebabnya
- Resmi Jadi Dokter Spesialis Jantung, Begini Sosok Yislam Kakak Fadil Jaidi yang Curi Perhatian
- Cerita Pengantin Baru Buah Zakar Diambil Dokter Tanpa Izin hingga Tak Mampu Layani Istri
- Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Ada serangkaian kebaikan yang dilakukan sang jenderal beserta istri kepada putra-putri para anggota PKI. Bahkan, istri sang jenderal kedapatan memberi nafkah hingga memperkerjakan mereka di sektor penting. Berikut ulasan selengkapnya.
Beri Atensi ke Anak PKI
Cerita mengenai kebaikan istri Jenderal Besar AH Nasution, Johanna Sunarti tersebut selayaknya yang diungkap dalam video milik kanal YouTube halo biru beberapa waktu lalu.
Secara khusus, cucu dari Jenderal Nasution, Marina Edyarti Nasution bercerita mengenai serangkaian kebaikan sang nenek dan kakek kepada anak-anak anggota PKI selepas peristiwa G30SPKI.
Keduanya disebut Marina telah berlapang dada. Meski demikian, mereka menegaskan jika peristiwa kelam itu bakal tetap menjadi luka mendalam.
"Ada satu pelajaran yang kita tangkap dari oma dan opa, bahwa kita itu memang harus memaafkan. Allah saja itu memaafkan hamba-Nya, tapi memang kita juga tidak bisa melupakan sejarah," ungkapnya.
"Anak-anak yang orangtuanya PKI, orangtuanya sudah tidak diberi hak apapun. Tapi anaknya kan enggak salah," imbuhnya.
Kebaikan Johanna Terungkap
Berbekal dari rasa empati, Johanna beraksi. Dia memberi banyak hal baik bagi anak-anak dari para anggota PKI.
Diungkap Marina, sang nenek ternyata gemar memberi pertolongan dalam bentuk nyata.
Anak-anak tersebut mendapat pekerjaan layak di sektor kesehatan hingga akses pendidikan secara cuma-cuma.
"Ada juga yang anaknya (PKI) itu jadi dokter, tapi oma ambil. Oma punya RS di Cengkareng untuk orang yang tidak mampu. Itu sama oma diperkerjakan di sana, ada juga yang diberi beasiswa," terangnya.
Ungkapannya Menenangkan Hati
Bagi Johanna, ternyata hal tersebut merupakan wujud dukungannya kepada anak-anak yang dijulukinya 'tak berdosa' itu.
Johanna disebut Marina memberi kesempatan hidup bagi keluarga anggota PKI pasca peristiwa berdarah yang menelan korban para jenderal TNI itu.
"Oma bilang begini 'kan itu bapaknya saja, kan mereka (anak-anak) enggak tahu dan enggak salah.' Jadi kita beri kesempatan lagi," terang Marina.
Terungkap, bukan tanpa alasan Johanna berlaku demikian. Rupanya, hal itu justru membuat luka Johanna dan sang suami cukup mereda.
"Itu semua cara opa dan oma untuk meredakan rasa sakitnya," tegas Marina.
Jenderal AH Nasution Lolos G30S
Jenderal Besar Abdul Harris Nasution merupakan satu-satunya perwira tinggi TNI AD yang lolos dari peristiwa maut G30SPKI. Padahal, Nasution merupakan target utama dalam operasi tersebut.
Hal itu diketahui berkaitan dengan sikap dan pandangannya terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI). Terlebih, Nasution merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang merangkap sebagai Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi saat itu. Pengaruhnya dalam tubuh TNI dianggap masih sangat besar.
Saat disergap pasukan Cakrabirawa di kediamannya yang terletak di Jalan Teuku Umar, Gondangdia, Menteng, Kota Jakarta Pusat, Nasution berhasil meloloskan diri.
Sayangnya, pada 4 Oktober 1965, ajudannya yakni Lettu Pierre Tendean dan enam jenderal TNI AD ditemukan di sebuah sumur berdiameter 75 sentimeter dan kedalaman 12 meter dalam keadaan tidak bernyawa di Lubang Buaya, Jakarta Timur.