Ken Dedes Wanita Istimewa Ibu para Raja Jawa, Benarkah 'Jimat' Pria untuk Bertahta?
Kisah legenda Ken Dedes identik dengan sejarah berdirinya Kerajaan Singasari di Jawa Timur. Tokoh Ken Dedes dikenal akan kecantikan parasnya yang menjadi incaran para lelaki.
Kisah legenda Ken Dedes identik dengan sejarah berdirinya Kerajaan Singasari di Jawa Timur. Tokoh Ken Dedes dikenal akan kecantikan parasnya yang menjadi incaran para lelaki.
Ken Dedes bukan wanita sembarangan. Dia merupakan putri yang sangat cantik dan berasal dari kasta tertinggi di agama Hindu, Brahmana.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Sampah apa yang membuat viral tumpukan sampah di Kota Baru Jogja? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa saja cerita lucu bahasa Jawa yang lagi trending? Bagi Anda yang ingin membaca salah satunya, ulasan berikut ini bisa menjadi referensi yang tepat. Melansir dari berbagai sumber, Kamis (2/5), berikut merdeka.com ulas mengenai kumpulan contoh cerita lucu bahasa Jawa yang ampuh mengusir rasa suntuk dan bosan untuk Anda.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
Kecantikannya membuat banyak lelaki terpikat dan berniat menikahinya. Perjalanan cintanya juga terbilang penuh lika-liku terlebih semasa menjadi ratu di Tumapel.
Ken Dedes juga diyakini memiliki sebuah tanda istimewa yang diberikan oleh Dewa. Karenanya Ken Dedes dianggap sebagai 'mahkota' bagi siapapun yang ingin meraih tahta kekuasaan sebagai raja.
Bagaimana kisah seorang Ken Dedes hingga disebut sebagai wanita 'jimat'? Simak berikut ini.
Sosok Ken Dedes, Ibu Raja Tanah Jawa
Ken Dedes merupakan ratu pertama dari Kerajaan Tumapel (Singasari). Sosoknya dikenal sebagai rahim dari para raja yang berkuasa di Pulau Jawa.
Ken Dedes digambarkan dengan sosok yang sangat cantik bak bidadari. Kecantikannya dikatakan tidak ada yang bisa menandinginya termasuk wanita di masanya.
Nama Ken Dedes dikenal sampai wilayah timur Kawi dan Tumapel. Sehingga, dia dijadikan lambang keluwesan, kecantikan, dan tabiat lemah lembut dari seorang perempuan Jawa Kuno.
Meski dikenal dengan kisah besarnya, nama Ken Dedes tak banyak dicantumkan di dalam batu prasasti. Padahal banyak kaum lelaki yang berkuasa melalui dirinya dikisahkan dan memiliki bukti tertulis.
Kisah Cinta Setengah Hati Ken Dedes & Tunggul Ametung
Ken Dedes menikah dengan seorang lelaki bernama Tunggul Ametung. Namun kisah cinta keduanya tak seindah yang dibayangkan. Ken Dedes menjalani cinta dengan setengah hati.
Ken Dedes merupakan putri dari tokoh agama terkemuka bernama Mpu Purwa. Ayahnya sering bercerita tentang keburukan Tunggul Ametung yang amoral dan kerap melecehkan Dewa Siwa.
Suatu waktu, Tunggul Ametung terpikat dengan paras Ken Dedes. Tak memperdulikan hawa nafsunya yang tak terpuji, dia rela melanggar nilai-nilai kebaikan dan norma agama yang tidak layak dilakukan seorang ksatria sepertinya.
Ayah Ken Dedes bersumpah untuk mengutuk Tunggul Ametung dan akan terbunuh karena kecantikan Ken Dedes.
Cinta Segitiga Ken Dedes, Ken Arok & Tunggul Ametung
Ken Dedes pada akhirnya hidup bersama dengan Tunggul Ametung. Namun, dia tampak tak bahagia dengan kepemimpinan Tunggul Ametung. Suaminya sering tak bermoral dan melanggar norma hukum.
Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal bernama Ken Arok. Ken Arok dan Ken Dedes dikatakan saling mencintai dan mendukung pemberontakan kepada Tunggul Ametung.
Sampai pada akhirnya, Ken Arok berhasil menusuk Tunggul Ametung saat tertidur lelap menggunakan keris yang dibuat oleh Mpu Gandring.
Terbunuhnya Tunggul Ametung membuat kutukan ayah Ken Dedes menjadi kenyataan. Hingga akhirnya Ken Arok menjadi pemimpin baru di Tumapel.
Pada saat dinikahi Ken Arok, Ken Dedes tengah mengandung Anusapati. Sedangkan dari Ken Arok, Ken Dedes dikaruniai tiga anak yaitu Mahisa Won Atelen, Panji Sapran, Agni-Bhaya dan Dewi Rambu.
Anak Ken Dedes dan Tunggul Ametung, Anusapati merasa dianaktirikan oleh Ken Arok. Sampai akhirnya dia mengetahui bahwa ayah kandungnya dibunuh oleh Ken Arok. Anusapati berhasil membalaskan dendam ayahnya dengan membunuh Ken Arok dengan keris Mpu Gandring.
Wanita Istimewa, Jimat Pria Meraih Kekuasaan
Kitab Pararaton mencatat kisah seorang Ken Dedes sebagai wanita yang istimewa. Ken Dedes memiliki tanda-tanda Stri Nareswari yang artinya perempuan utama, diunggulkan, dan mulia dari perempuan lain.
Citra tersebut tak lain karena Ken Dedes menguasai karma amamadangi. Karma amamadangi berarti perilaku atau tindakan yang tercerahkan. Sehingga Ken Dedes memiliki tanda berupa kemaluan (rahsya) yang bersinar (prabha).
Pertanda ini dilihat oleh Ken Arok hingga membuatnya jatuh cinta di Hutan Boboji. Tanda tersebut hanya dimiliki perempuan istimewa karunia dari Dewa.
Ken Dedes dikatakan juga sebagai pemberi legitimasi bagi laki-laki yang ingin menjadi suaminya. Ken Dedes adalah simbol dan jalan bagi laki-laki yang ingin berkuasa.
Karena hal tersebut, Ken Dedes dinilai sebagai 'jimat' yang bisa membuat seseorang meraih tahta kekuasaan.
Meski terkesan matriarki dalam Dinasti Rajasa, Ken Dedes merupakan tokoh yang menentukan laki-laki yang tepat dalam meraih kekuasaan. Tak ayal ia disebut sebagai sumber lahirnya para penguasa (raja) di tanah Jawa.
Referensi:
Syamsudin, Muhammad. 2021. Ken Arok Keistimewaan dan Kontroversi Anak Buangan yang Menjadi Raja Besar di Tanah Jawa. Yogyakarta: Araska Publisher.