Kenali Penyebab Kusta yang Patut Diwaspadai, Lengkap dengan Gejala dan Pencegahan
Penyakit Kusta atau Morbus Hansen ini termasuk infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Proses menyerangnya secara bertahap, sehingga banyak pasien yang baru menyadari dan berobat saat sudah stadium berat.
Kusta atau disebut juga Lepra termasuk penyakit yang mematikan. Hingga sempat dianggap sebagai kutukan di tahun 1873 di bagian Eropa.
Penyakit Kusta atau Morbus Hansen ini termasuk infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Proses menyerangnya secara bertahap, sehingga banyak pasien yang baru menyadari dan berobat saat sudah stadium berat.
-
Apa itu penyakit keturunan? Penyakit keturunan juga dikenal sebagai penyakit genetik, yaitu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
-
Apa saja jenis-jenis penyakit keturunan? Ada tiga jenis penyakit keturunan, yaitu Penyakit Monogenik, Penyakit Multifaktorial, dan Penyakit Kromosom.
-
Apa itu penyakit kulit kurap? Penyakit kulit kurap tubuh (tinea corporis) adalah ruam yang disebabkan oleh infeksi jamur. Kondisi ini biasanya berpa ruam berbentuk cincin yang gatal, bersisikl dan sedikit menonjol. Lingkaran ruam biasanya mulai kecil dan kemudian melebar ke luar.
-
Apa itu penyakit langka? Penyakit langka adalah penyakit yang jumlah penderitanya sangat sedikit, yaitu kurang dari lima orang dari 100.000 orang penduduk. Ada banyak jenis penyakit langka yang telah diidentifikasi, yang sebagian besar bersifat genetik, kronis, dan mengancam jiwa.
-
Kenapa kuku kuning bisa jadi tanda penyakit? Sindrom kuku kuning ini biasanya terjadi bersamaan dengan masalah pernapasan dan pembengkakan anggota badan.
Infeksi bakteri tersebut akan menyerang jaringan kulit, saraf tepi, hingga saluran pernapasan. Seiring berjalannya waktu, penderita akan kehilangan pengindraan.
Berikut kenali penyebab kusta sekaligus gejalanya, yang patut diwaspadai sebagai bentuk pencegahan.
Penyebab Kusta
©Manan VATSYAYANA / AFP
Kusta atau lepra disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang menular dari seseorang ke orang lainnya. Penularan bisa melalui cairan dari saluran pernapasan atau droplet, seperti ludah, dahak, cairan bersin atau batuk.
Namun tidak perlu terlalu khawatir. Melansir dari alodokter, bakteri ini membutuhkan waktu lama untuk berkembang biak, sehingga penderita tidak mudah menularkan.
Kusta dapat tertular jika kontak percikan droplet dari penderita berlangsung secara terus menerus dalam waktu lama. Seseorang tak akan tertular kusta jika hanya bersalaman, duduk bersama, atau berhubungan seksual. Serta tidak ada penularan ibu hamil pada bayi yang dikandung.
Dikutip dari halodoc, bakteri kusta memerlukan waktu inkubasi yang cukup lama di tubuh seseorang, antara 40 hari sampai 40 tahun. Rata-rata membutuhkan 3 hingga 5 tahun setelah tertular, sampai timbulnya gejala.
Faktor Penyebab Kusta
Melihat penyebab kusta di atas, beberapa pemicu risiko tertular di antaranya:
- Memiliki kelainan genetik pada sistem imun atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
- Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta (Mycobacterium leprae), seperti armadillo atau simpanse.
- Tinggal lama atau berkunjung ke kawasan endemik kusta. Sehingga melakukan kontak fisik secara rutin dengan penderita kusta.
Gejala Kusta
©dailyrecord.co.uk
Gejala menderita kusta yang kerap muncul, yakni muncul bercak perubahan warna jadi lebih putih dan lesi di kulit. Terdapat benjolan yang tidak hilang setelah beberapa minggu atau lebih. Lesi kulit disertai gejala kebas pada bagian tersebut dan kelemahan otot. Beberapa gejala ada yang tak nampak jelas.
Gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri berkembang biak dalam tubuh penderita sekitar 20 hingga 30 tahun.
Penyakit kusta juga menyebabkan gejala lain pada kulit. Kondisi ini bergantung dari pertumbuhan bakteri itu sendiri, serta jenis kusta yang memengaruhi.
Gejala Umum Penderita Kusta
Dilansir dari alodokter, beberapa gejala kusta yang biasanya dirasakan oleh penderitanya sebagai berikut:
- Kulit menjadi mati rasa. Termasuk hilangnya kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, maupun rasa sakit.
- Muncul lesi pucat (jaringan kulit abnormal), atau berwarna lebih terang, dan menebal di kulit.
- Muncul luka tapi tidak terasa sakit.
- Muncul pembesaran saraf di bagian siku dan lutut.
- Otot melemah, terutama kaki dan tangan.
- Mimisan, hidung tersumbat, atau yang terparah sampai kehilangan tulang hidung.
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip otomatis.
- Kehilangan alis dan bulu mata.
Jenis Kusta
©2013 Merdeka.com/Arie Basuki
Masih dari lansiran yang sama, mengenal jenis kusta untuk memahami diagnosis sekaligus cara pengobatan. Sebab setiap jenis kusta memberi tanda atau gejala yang berbeda.
Intermediate Leprosy
Jenis intermediate leprosy kadang bisa sembuh dengan sendirinya. Ditandai dengan beberapa lesi datar berwarna pucat atau lebih cerah dari warna kulit sebenarnya.
Tuberculoid Leprosy
Selanjutnya jenis Tuberkuloid, ditandai dengan beberapa lesi datar yang kadang berukuran besar. Kemudian kulit mulai mati rasa disertai dengan pembesaran saraf.
Borderline tuberculoid leprosy
Jenis kusta yang ditandai dengan munculnya lesi berukuran lebih kecil dan lebih banyak dari tuberculoid leprosy.
Mid-borderline leprosy
Berikutnya jenis kusta yang gejalanya dengan muncul banyak lesi kemerahan. Tersebar secara acak dan asimetris. Lalu mati rasa, serta membengkaknya kelenjar getah bening setempat.
Borderline lepromatous leprosy
Jenis kusta dengan gejala muncul lesi yang jumlahnya banyak. Terkadang bentuknya datar, benjol, nodul, dan sesekali mati rasa.
Lepromatous leprosy
Jenis kusta terakhir, Lepromatous leprosy ditandai dengan lesi yang tersebar dengan simetris. Lesi yang timbul umumnya mengandung banyak bakteri. Disertai dengan rambut rontok, gangguan saraf, serta kelemahan anggota gerak.
Cara Mencegah Kusta
Penderita Kusta ©AFP PHOTO/TAUSEEF MUSTAFA
Melihat bahaya penularan bakteri kusta, alangkah baiknya melakukan pencegahan. Mengutip dari klikdokter, berikut beberapa rekomendasi yang patut dijalankan demi mencegah penularan kusta.
- Memperkuat sistem imunitas, bisa dengan olahraga dan menambah konsumsi nutrisi seimbang.
- Membatasi kontak fisik erat dengan penderita kusta dengan jangka waktu lama.
- Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan.
- Lakukan pengobatan sejak dini secara rutin terhadap penderita kusta. Supaya bakteri yang dibawa tidak menyebar.
- Pastikan tidak meludah sembarangan, karena basil bakteri masih bisa hidup beberapa hari dalam droplet.