Ketika Garaga, King Kobra Peliharaan Panji Ingin Kembali ke Alam Tapi Takut Dibunuh
Belum lama ini, melalui vlog-nya, Panji memperkenalkan King Kobra berukuran jumbo peliharaannya yang diberi nama 'Garaga'. Semenjak proses evakuasi, Garaga memang kerap muncul di beberapa video yang diunggah oleh Panji hingga menjadi primadona baru. Lantas apakah sebenarnya King Kobra bisa menjadi hewan peliharaan
Panji Sang Petualang merupakan sosok yang memiliki keahlian khusus menangani reptil buas. Di beberapa video yang diunggah dalam akun youtube pribadinya 'Panji Petualang', dia kerap menunjukkan koleksi bintang peliharaanya. Mulai dari ratusan ekor ular, iguana, kadal, ikan, kucing dan lainnya.
Belum lama ini, melalui vlog-nya, Panji memperkenalkan King Kobra berukuran jumbo peliharaannya yang diberi nama 'Garaga'. Semenjak proses evakuasi, Garaga memang kerap muncul di beberapa video yang diunggah oleh Panji hingga menjadi primadona baru. Lantas sebenarnya, apakah sebenarnya King Kobra bisa menjadi hewan peliharaan atau tidak. Berikut ulasannya:
-
Di mana pengamen tersebut melakukan atraksi dengan ular kobra? Viral sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang pemuda asal Grobogan, Jawa Tengah.
-
Bagaimana ular kobra tersebut menyerang pengamen? Namun di tengah atraksi, ular tersebut menggigit hidung korban dan akhirnya dibawa ke klinik terdekat namun tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia.
-
Siapa penemu cokelat pirang? Sejarah cokelat pirang dapat dimulai dari tahun 2004, ketika koki pastry Perancis Frederic Bau sibuk memamerkan keahliannya dalam sebuah pameran di Jepang.
-
Apa yang menjadi ciri khas Anaconda sebagai ular? Anaconda terkenal dengan karakteristiknya yang menakutkan sebagai salah satu jenis ular terbesar di dunia.
-
Bagaimana anaconda ini ditemukan? Kulitnya setebal ban mobil."Bersama 14 ilmuwan lainnya dari sembilan negara, kami menemukan spesies ular terbesar di dunia, anaconda hijau.," jelas Vonk.
-
Kapan spesies baru Anaconda Hijau Utara ditemukan? Baru-baru ini, seekor anaconda raksasa ditemukan di hutan Amazon.
Lokasi Penemuan Garaga
'Garaga' merupakan ular jenis King Kobra yang ditemukan oleh Panji bersama tim-nya di salah satu area pertanian warga di wilayah perbatasan Sumedang dan Majalengka. Pada video yang diunggah tanggal 9 November 2019 menunjukkan saat Panji menemukan King Kobra yang sedang berjemur di tengah pematang sawah yang kering. Sambil berlari Panji mendatangi King Kobra tersebut.
"Lihat gede banget, berjemur, gedenya enggak umum...lihat teman-teman aslinya gede banget...", ungkap Panji.
King Kobra ini diketahui berjenis kelamin jantan dan memiliki panjang kurang lebih
5 meter dan diperkirakan berusia sekitar 15 tahun. Panji akhirnya memutuskan untuk membawa pulang King Kobra tersebut dan merawatnya, karena hal ini bisa membahayakan petani yang berada di sekitar situ jika ular tersebut dibiarkan di situ.
Proses Karantina Garaga
Setelah dibawa pulang, King Kobra tersebut ditaruh dalam sebuah kandang berukuran sekitar 3x2 meter di sebuah rumah karantina. Kandang tersebut dibiarkan tanpa penerangan agar ular liar tersebut beradaptasi dengan lingkungan barunya terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk menghindari agar ular tidak merasa stres.
Dalam video vlog-nya Panji juga kerap terlihat membangun ikatan dengan King Kobra tersebut agar ular tersebut mulai merasa terbiasa dengan manusia.
Tujuan Awal Panji Pelihara Garaga
Panji mengatakan jika tujuan awal ia merawat Garaga ialah nantinya King Kobra ini akan dijadikan sebagai media edukasi pengenalan reptil kepada masyarakat.
"Karena aku lagi bangun taman hewan kan, nah aku berpikir aku butuh sarana edukasi buat orang-orang yang dateng itu dikenalkan King Kobra. Oke, aku pikir Garaga bisa mewakili," ungkap Panji
Garaga Ingin Dilepas Liar Kembali
Panji mengungkapkan dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Youtube Gritte Agatha jika keinginannya untuk menjadikan Garaga sebagai display di taman hewan miliknya sempat hilang lantaran ia merasa Garaga tidak nyaman jika harus berada di kandang sempit dan bertemu dengan orang banyak.
"Ternyata ketika di sini, Garaga enggak bisa didisplay di kandang outdorr itu. Karena ketika ketemu orang dia hajar orang itu dari kaca. Brakk dan itu sakit buat dia. Jadi ego aku untuk memelihara dia sempat hilang," cerita Panji.
Ia sempat berpikir bahwa Garaga memang harus dilepas liarkan kembali jika memang ular ini tidak merasa nyaman jika harus berada dikandang sempit.
Takut Dibunuh
Di sisi lain, Panji juga khawatir jika Garaga dilepas liarkan kembali ia akan dibunuh oleh siapapun yang menemukannya karena dianggap sebagai sebuah ancaman bagi manusia. Hal inilah yang membuat Panji berpikir ulang jika ingin melepas Garaga ke alam liar.
"Orang sekarang itu lagi panik, lagi parno karena banyaknya ular Kobra masuk ke rumah. Yang aku takutin ketika aku lepas Garaga di hutan kemudian dia nyasar lagi ke pemukiman dibunuh. Sisi sedihnya tuh itu," ungkap Panji.
Penyebab Predator menyerang Manusia
Panji juga menyayangkan perburuan-perburuan liar yang mengambil hewan alam yang membuat ekosistem atau rantai makanan menjadi terputus. Hal ini yang menjadi penyebab maraknya hewan buas menyerang manusia karena mereka tidak memiliki makanan lagi di alam ataupun predator pemakan mereka sudah musnah.
"Ketika dia pengin hidup di hutan lagi, dia ingin hidup tenang lagi. Tapi enggak ada tempat. Sama kayak kejadian Raja Hutan di Sumatera yang makan orang hal ini karena babi hutannya banyak ditembakin, rusanya banyak ditembakin. Banyak oknum pemburu yang berburu tidak tahu aturan jadi dihabisin semuanya. Sampai akhirnya ular besar tidak punya makanan, harimau macan kehabisan makanan," ungkap Panji.
Hal ini sama hal-nya dengan populasi ular yang semakin meningkat karena perburuan elang yang semakin marak sehingga predator ular sudah berkurang.
Panji Membangun Kandang Persis Habitatnya
Setelah melewati beberapa pertimbangan, Panji akhirnya memutuskan untuk membuat kandang besar yang dibuat persis seperti habitat asli King Kobra.
"Akhirnya aku bingung kan, si Garaga ini mau kemana karena di alam pun bukan tempat yang aman buat dia dan ditempatku pun bukan tempat yang nyaman buat dia dan akhirnya kita putusin untuk bikinin kandang besar dan ini sudah mulai," tutur Panji.
Panji mengungkapkan bahwa kandang yang dibuat khusus untuk King Kobra nya ini akan dibuat mirip seperti habitat aslinya di alam.
"Displaynya harus gede sama harus sama seperti alam. Jadi ada kayak sungai kecilnya, ada hiding cavenya buat dia sembunyi, ada susunan batu, harus dibikin kaya zona aslinya," ungkap Panji.
Perbedaan Kobra dan King Kobra
King Kobra memiliki ciri mampu membangun sarangnya sendiri untuk melindungi telur-telurnya dan Kobra biasa tidak bisa. King Kobra pemakan ular, sedangkan Kobra memakan unggas dan tikus walaupun sesekali memakan reptil.
Jika dilihat dari ciri fisiknya, King Kobra bisa memiliki panjang hingga 6 meter. Sedangkan Kobra biasa maksimal hanya 2 meter. Untuk melindungi diri, King Kobra akan mematuk dan menyebarkan bisanya dari gigitan, sedangkan Kobra menggunakan semburan.
Cara Penanganan Gigitan King Cobra
Meski Panji memelihara hewan berbahaya ini, tetapi ia mengimbau untuk masyarakat awam yang tidak berkepentingan untuk tidak mengikuti aksinya. Hal ini dikarenakan menangani ular berbisa seperti King Kobra hanya bisa dilakukan oleh ahli yang berpengalaman saja.
Panji membagikan cara penanganan gigitan King Kobra. Pertolongan pertama dengan melakukan imobilisasi yaitu bekas gigitan digips agar tidak bisa banyak bergerak. Semakin banyak bergerak, maka racun akan lebih mudah menyebar.
"Bisa ular itu tidak langsung masuk dan menjalar lewat darah, melainkan akan tertahan dulu di kelenjar getah bening... jadi semakin bagian tubuh yang tergigit bergerak maka semakin bisa tersebut menyebar kemana-mana", kata Panji.