Kisah Jajaran Pejuang Ekonomi Rendah Menggapai Cita-Cita Sebagai TNI
Beberapa kisah inspiratif ikut membangkitkan semangat untuk terus maju, meski dihadang badai cibiran orang lain.
Menggapai cita sebagai abdi negara di jajaran TNI menjadi impian banyak insan. Semua kalangan memiliki kesempatan yang sama. Dibutuhkan kerja keras dan tekad yang kuat. Para pemuda anak penjual cilok keliling, jagung, bakar, hingga petani bisa membuktikan.
Beberapa kisah inspiratif ikut membangkitkan semangat untuk terus maju, meski dihadang badai cibiran orang lain. Inilah kisah jajaran perjuangan keluarga ekonomi rendah demi menjadi aparat TNI, dirangkum dari berbagai sumber.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Anak Tukang Ojek Jadi Koswad TNI
Gadis bernama Desi Setiasari merupakan anak tukang ojek yang memiliki cita-cita sebagai Prajurit Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI. Keluarganya kerap menerima ejekan dari tetangga.
Ibunda Desi, Ati Kusmiati mengaku bahwa tetangga sering menimpali untuk tidak perlu bermimpi bisa menyekolahkan anak di TNI, karena butuh banyak biaya dan perlu orang dalam.
©2020 Merdeka.com
Berkat keteguhan dan niat yang kuat dari Desi, seleksi pertamanya menjadi Prajurit Kowad TNI bisa dijalani hingga ke pusat.
"Saya coba ke TNI sekarang, ini baru yang pertama kali, Alhamdulillah saya lolos sampai pusat," papar Desi pada video yang diunggah Channel Youtube TNI AD, Jumat (6/3).
Akhirnya perjuangan Desi dan kedua orangtuanya membuahkan hasil luar biasa. Desi dilantik menjadi prajurit dan mengucap sumpah di Pusdik Kowad. Mereka mampu menepis segala cibiran tetangga dengan bukti nyata.
Anak Tukang Jagung Bakar jadi Pilot Wanita Pertama TNI AD
Melalui video channel Youtube resmi TNI AD, Jumat (9/1), Letda CPN (K) Puspita Ladiba, penerbang wanita pertama di TNI AD menceritakan kisah perjuangannya. Kini ia menjabat sebagai Co Pilot TNI AD.
Ladiba pernah menjadi anggota Paskibraka Kota Medan. Hingga kegigihannya mampu menggiringnya mewakili Sumatra Utara, menjadi Paskibraka tingkat nasional di Istana Negara.
©2020 Merdeka.com
Ayah Ladiba seorang sopir dan ibunya penjual jagung bakar. Hal ini tidak pernah menyurutkan semangat juangnya untuk bergabung dengan TNI. Hingga pada masa SMA, untuk membeli handphone saja tidak cukup. Ladiba menabung sendiri dari hasil Paskibra untuk bisa memilikinya.
Pengalaman di Paskibraka membuka kesempatan baru untuk masuk Akmil. Setelah lulus, dia direkrut untuk menjadi penerbang di TNI AD. Dia merasa bangga dapat menjadi wanita pertama di angkatan darat.
Anak Penjual Cilok Jadi Taruna Akmil
Kisah perjuangan selanjutnya dari seorang pria penjual cilok dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Pemuda bernama Emanuel Selviano sudah lama bercita-cita menjadi bagian dari anggota militer.
Setelah Selvano menyelesaikan pendidikannya di SMA, dia banyak membantu ayahnya berjualan cilok keliling. Ibunya yang menyiapkan dagangan.
©2020 Merdeka.com
Pria yang akrab disapa Ivan ini mengaku awalnya ingin menjadi sersan atau bintara, karena terlihat gagah, perkasa, dan berwibawa. Orang tua sempat ragu lantaran biaya yang harus dipersiapkan pasti besar.
Betapa besar perjuangan dan kegigihan Ivan hingga akhirnya kini bisa bergabung di taruna Akademi Militer TNI AD tahun ajaran 2019.
Driver Ojol Jadi Polisi Militer TNI
Menjadi seorang supir ojek online sesekali mendapat cap profesi rendah. Hal ini tidak pernah menyurutkan semangat juang Aan Akbar Ibrahim untuk menjadi seorang Polisi Militer TNI.
©2020 Merdeka.com
Kini dia berhasil dan mengunggah potret perubahan dirinya saat masih mengenakan jaket ojol. Kemudian berdampingan dengan potret Aan Akbar begitu gagah menggunakan seragam anggota polisi militer.
Dia mengutarakan dalam caption di Facebook, betapa bahagia dan bersyukur atas perjuangan selama ini. Semua ini tidak ada yang tidak mungkin, selama mau berusaha.
Anak Petani Jadi Kapten TNI
Kedua orang tua berasal dari desa dan berprofesi sebagai seorang petani. Dialah Kapten Amito Surya Mutiara yang kini menjabat sebagai Danki Yonzipur 9/Kostrad TNI AD.
Kapten Amito berhasil meruntuhkan doktrin masyarakat, bahwa hanya kalangan tertentu saja yang bisa menjadi seorang kapten.
©2020 Merdeka.com
Namanya tertuang sebagai penerima penghargaan Adhi Makayasa dari Taruna Akmil 2009, yang disematkan langsung oleh Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebuah prestasi luar biasa dan termasuk penghargaan tertinggi di jajaran militer, baik Darat, Laut dan Udara serta Kepolisian.
Perjuangan serta doa orang tua menjadi penyemangatnya. Kapten Amito menerima nilai tertinggi dalam tiga aspek selama di akademi, yakni jasmani, akademis, dan kepribadian atau mental.