Kisah Para Korban Selamat Kecelakaan Pesawat, Bersyukur Meski Fisik Tak Lagi Sempurna
Meski selamat, mereka harus berlapang dada hidup dalam kondisi yang tak lagi sempurna.
Takdir Tuhan tak pernah ada yang tahu. Meski musibah dan maut senantiasa mengancam umat manusia, namun kuasa Tuhan lah sang penentu segalanya.
Seolah mustahil, beberapa pemilik kisah berikut ini bak mendapatkan mukjizat dari Tuhan. Lolos dari maut.
-
Bagaimana ciri khas Pura Giri Salaka Alas Purwo? Ciri Khas Pura Giri Salaka Alas Purwo memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pura lain di Banyuwangi. Pelinggih padmasana di Pura Giri Salaka Alas Purwo menghadap ke utara, sedangkan kebanyakan pura di Banyuwangi padmasananya menghadap ke timur. Selain itu, ada bangunan rajahkolocokro pada Pura Giri Salaka Alas Purwo yang tidak ditemukan di pura lain.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa Darma Mangkuluhur? Darma Mangkuluhur menjadi sorotan karena rencananya membangun lapangan golf di Sentul, Bogor, Jawa Barat dengan dana Rp1,2 triliun. Miliki Bisnis Yang Berkembang Pesat, Ini Potret Darma Mangkuluhur Putra Tommy Soeharto yang Akan Bangun Lapangan Golf Senilai Rp1,2 Triliun Merupakan Komisaris Darma adalah komisaris di PT Intra GolfLink Resorts (IGR) dan PT Wisma Purnayudha Putra, perusahaan properti, seperti dilaporkan oleh CNN Indonesia.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu? Tentunya dengan menggunakan pola yang berirama dan penuh humor, patun dapat menghadirkan keceriaan di tengah-tengah kegiatan sehari-hari.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
Bukan satu hal mudah untuk menerima keadaan kala itu. Mereka harus berlapang dada hidup dalam kondisi yang tak lagi sempurna.
Seperti apa kisahnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Laura Lazarus, Dua Kali Lolos dari Maut
Salah satu sosok yang lolos dari maut adalah seorang pramugari bernama Laura Lazarus. Tahun 2004 silam, Laura yang saat itu masih berusia 19 tahun bekerja sebagai seorang pramugari di maskapai penerbangan Lion Air.
Usai selamat dari kecelakaan pesawat pada tahun 2004, Laura kembali mengalami kecelakaan di Bandara Adi Sumarmo Solo.
©2021 Merdeka.com/youtube The Hermansyah
Saat itu, ketika pesawat hendak mendarat, terjadi goncangan hebat di udara. Saat mencoba mendarat, pesawat tiba-tiba keluar landasan dan menabrak pagar serta berhenti di tanah kuburan.
Beberapa pramugari dan penumpang dinyatakan meninggal dunia. Puluhan mengalami luka parah. Laura ditemukan tak sadarkan diri dalam himpitan badan pesawat.
Selamat dengan Kondisi Berbeda
Sang ibunda yang saat itu mendengar kabarnya, langsung menuju ke lokasi. Meski selamat, ibunda Laura mengaku iba dengan kondisi fisik sang putri. Banyak luka ringan hingga berat yang ada di tubuh Laura kala itu.
Youtube/TRANS TV Official ©2021 Merdeka.com
Akibat kecelakaan itu, Laura pun harus menjalani sekitar 17 kali operasi untuk memulihkan kondisinya pasca kecelakaan.
Cerita Haru Sigit Hani Hadiyanto & Dwi Krismawan
Selain Laura, dua pilot bernama Sigit Hani Hadiyanto dan Dwi Krismawan juga menjadi saksi bisu mengenai kuasa Tuhan yang tak terbatas. Mereka berhasil selamat dan lolos dari maut usai pesawatnya menabrak gunung.
Kedua pilot tersebut hilang kesadaran sesaat usai pesawat mengalami kerusakan. Api menjalar dari sayap pesawat dan ikut membakar tubuh keduanya.
Channel YouTube metrotvnews ©2021 Merdeka.com
"Memang pada saat impact atau crush itu, kemungkinan kita berdua kehilangan kesadaran. Dan tadi yang saya sampaikan, sayangnya terus kemudian pesawatnya terbakar. Dan kita berdua masih di dalam akhirnya kami menderita luka bakar seperti ini," ujar Sigit menceritakan.
Alami Luka Bakar & Trauma
Kapten Sigit harus menjalani serangkaian operasi dan perawatan paru-paru usai terbakar parah. Jari jemarinya tak bisa bergerak leluasa. Ia mengalami luka bakar 27 persen.
Sementara itu, Dwi Krismawan mengalami Luka bakar 50 persen telah mengubah tubuhnya. Sampai Dwi Krismawan mengaku pernah meminta suntik mati lantaran takut akan masa depannya.
Bangkit & Lanjutkan Hidup
Tak ingin terpuruk lantaran hidup dengan fisik yang tak lagi sempurna, kini Kapten Sigit bekerja sebagai Kepala Subdirektorat Standarisasi Kelaikan Keudaraan dan Operasi Pesawat Udara Kementerian Perhubungan. Cinta sang istri lah yang membuatnya bangkit untuk melanjutkan hidup dan tetap mengabdi di dunia penerbangan Tanah Air.
Channel YouTube metrotvnews ©2021 Merdeka.com
Dwi pun juga demikian. Ia lebih memilih untuk menyibukkan diri menjadi pengabdi masyarakat terutama bagi anak-anak korban kekerasan serta mengajar Bahasa Inggris secara sukarela.
"Saya bersyukur, ada kesulitan dari kehidupan saya, dan Tuhan hadirkan penolong yang luar biasa," terang Dwi.
(mdk/mta)