Kursi Ketum PBNU Gus Yahya Digoyang, Sederet Kiai NU Punya Alasan Kuat Dorong Muktamar Luar Biasa
Presidium Penyelamat Organisasi NU (PPONU) hasil Mubes Alim Ulama NU menyerukan Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk mengevaluasi PBNU hasil Muktamar Lampung.
Konflik antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus memanas.
Bermula dari elite PBNU di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang ingin mengevaluasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), berakhir dengan desakan Muktamar Luar Biasa (MLB) dari para kiai NU.
Sejumlah kiai NU yang mengatasnamakan forum Mubes Alim Ulama NU membahas konflik tersebut melalui forum Mubes Alim Ulama NU yang diadakan di Ndalem Kasepuhan PP Al-Kholiliyah An-Nuroniyah Demangan, Madura, Minggu (18/8).
Hasilnya, para kiai Musyawarah Besar (Mubes) Alim Ulama NU menyerukan segera dilaksanakan MLB Nahdlatul Ulama sebagai sarana koreksi langkah PBNU hasil Muktamar Lampung.
Seruan MLB NU itu menjadi salah satu dari delapan alamah Bangkalan hasil keputusan forum Mubes Alim Ulama NU.
Dalam forum tersebut hadir para kiai dan pengasuh pondok pesantren di antaranya Pengasuh Ponpes Denanyar Jombang KH Abdussalam Shohieb, Pengasuh Ponpes Bima Cirebon KH Imam Jazuli, Pengasuh Ponpes Gasek Malang KH Marzuki Mustamar, Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso KH Fahmi, dan Pengasuh Ponpes Mahadul Ilmi, Sarang, Rembang KH Imam Baehaqi.
Selain itu hadir KH Muhaimin, KH Rosihin Roghibi, KH Sholahuddin Azmi, KH Dimyati, KH Nasirul Mahasin, KH Haidar Muhaimin, serta KH Aguk Irawan.
PBNU Muktamar Lampung bawa NU ke Politik Praktis
Juru Bicara Munas Alim Ulama NU, KH Abdussalam Shohieb menuding elite PBNU hasil Muktamar Lampung telah jauh membawa NU ke ranah politik praktis.
Menurut klaimnya tersebut, fenomena ini tampak nyata saat menjelang, saat, hingga setelah Pemilu 2024.
Bahkan dalam beberapa kesempatan, para Elite PBNU tidak malu-malu terlibat aksi dukung mendukung hingga menyediakan panggung bagi elit politik yang terlibat dalam kontestasi Pemilu 2024.
“Manuver-manuver elit PBNU hasil Muktamar Lampung nyata-nyata merupakan pelanggaran berat terhadap qonun asasi, AD/ART, Perkum, serta etika dan moral berorganisasi,” kata Abdussalam dalam keterangan tertulis, Minggu (18/8).
Pasca-Pemilu 2024, manuver politik PBNU pun tak lekas berhenti. Termasuk aktifnya Gus Yahya dalam beberapa acara politik.
PBNU vs PKB
Elite PBNU mencoba untuk membenahi PKB dan secara terbuka menyerang PKB baik secara kelembagaan maupun personal.
Mereka terus mempertotonkan aksi-aksi kebulatan tekad hingga gelar pasukan untuk menunjukkan keseriusan dalam berkonflik dengan saudara mereka sendiri.
“Situasi ini membuat miris kami semua, betapa hanya untuk target-target politik segelintir orang mereka menggunakan tegas mempolitisasi PBNU untuk menyerang sesama Nahdliyin,” sambungnya.
Konflik tersebut menurut Gus Salam sangat meresahkan Nahdliyin. Apalagi sikap Elite PBNU itu dirasa telah merusak Marwah NU sebagai entitas keagamaan yang didirikan para ulama untuk menjadi pengayom bangsa.
“Dalam berbagai manuver elit PBNU lebih tampak sebagai makelar politik alih-alih sebagai alim ulama yang harusnya menjadi pengayom dan berdiri di atas semua kepentingan anak bangsa. Situasi ini tentu meresahkan dan membuat kebingungan di akar rumpur nahdliyin,” terangnya.
Karena alasan itu, sejumlah kiai NU memutuskan untuk membentuk Presidium Penyelamat Organisasi NU (PPONU).
Kelompok ini nantinya menjadi wadah sekaligus sarana komunikasi dan koordinasi untuk menyiapkan ajang Muktamar Luar Biasa NU untuk memutuskan keberlanjutan para Elite PBNU.
“Tugas utama presidium melakukan koordinasi, konsolidasi, dan menyosialisasikan Amanah Bangkalan kepada para pengasuh pesantren, PWNU-PCNU se-Indonesia, PCINU se-dunia, badan otonom dan lembaga NU,” tutupnya.