Limbah Kain dan Plastik Menggunung di Pinggir Jalan, Demul Tegur Pemilik Pabrik
Dedi Mulyadi tegur pemilik pabrik yang buang limbah kain dan plastik di pinggir jalan.
Dedi Mulyadi dibuat tercengang dengan adanya limbah kain dan plastik. Bagaimana tidak tumpukan limbah tersebut sampai menggunung dan bahkan ada dua titik.
Tak tinggal diam, Dedi lantas mendatangi pabrik agar bertanggung jawab. Dedi tampak menegur sang pemilik perusahaan.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Lantas bagaimana Dedi menegur pemilik pabrik yang buang limbah kain dan plastik di pinggir jalan?
Melansir dari akun YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Kamis (16/12), simak ulasan informasinya berikut ini.
Kemarahan Lihat Limbah
Dedi tampak begitu kaget saat melihat tumpukan limbah kain dan plastik di pinggir jalan. Sebab, tumpukan limbah tersebut sudah terlalu banyak hingga terdapat gunungan-gunungan sampah.
"Lihat tumpukan sampah, semuanya sampahnya plastik," kata Dedi Mulyadi menunjuk area limbah.
YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL ©2021 Merdeka.com
"Dan ini yang buang bukan rumah tangga. Ini yang buang pasti pengelola limbah," tambahnya.
"Plastik, kain," jelas Dedi saat masuk ke area limbah.
"Plastik, kain, benang. Ini yang buang pasti pengelola limbah," ulangnya.
"Dia buang di sini dan dibiarkan tanpa tindakan. Biarkan terus menumpuk-menumpuk, di bawahnya tuh Sungai Cikao," sambungnya.
Sengaja Buang & Bikin Kamuflase
Menurutnya, limbah ini sengaja dibuang oleh pengelola limbah. Mirisnya, mereka juga membuat pagar yang berisi tanaman rambat di sekitar jalan. Hal itu bertujuan untuk kamuflase adanya tumpukan limbah pabrik.
"Yang satu, titik ini. Pasti ada titik yang lain," ujarnya.
YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL ©2021 Merdeka.com
"Tuh ini titik kedua," kata Dedi Mulyadi menemukan titik pembuangan limbah kedua.
"Ini tumpukan sampah lagi, yang ini titik kedua. Numpuk banyak sekali limbahnya. Ini sengaja ini buang di sini dan dia mengkamuflase (pagar tanaman) dengan ditutup," jelasnya.
Dedi Telepon Pemilik Pabrik
"Bu saya Dedi Bu. Tadi saya jalan-jalan di kawasan kemudian saya nemuin tumpukan sampah banyak banget. Kemudian saya cek ternyata perusahaan Ibu ini yang buang ke situ," kata Dedi Mulyadi dalam sambungan telepon.
"Bapak baru lihat sekarang?" tanya ibu ini.
"Ya iya saya baru lihat sekarang," kata Dedi.
YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL ©2021 Merdeka.com
"Itu kan sudah kemarin Pak, sudah dari kemaren juga telepon saya kok, sudah ke kantor," kata ibu ini.
"Maksudnya kenapa enggak ditangani?" tanya Dedi.
"Bapak tanyanya jangan sekarang, saya sekarang lagi dijalan, nanti Pak," kata ibu ini.
"Ya sudah gini saja, ibu saya tunggu di tempat sampah ya. Saya sudah bawa 20 truk mau saya angkut. Ibu kalau galak-galak, saya bawa ke Gakkum DPR," ujar Dedi kepotong.
"Bukan galak-galak Bapak, ini lagi di jalan," potong ibu ini.
"Enggak, ibu santai saja ngomongnya, jangan sombong amat. Kalau ibu sombong-sombong amat, saya suruh Dirjen Gakkum yang nanganin Kementerian Lingkungan Hidup," kata Dedi.
Datang Minta Maaf
"Kenapa buang sampahnya ke sini?" tanya Dedi saat bertemu dengan Ibu pemilik perusahaan pabrik.
"Buangnya sebetulnya enggak tahu kalau di sini," jawabnya.
"Nah ibu punya kontrak?" tanya Dedi.
"Enggak, ini tanahnya bukan tanah saya sih Pak," jelas ibu ini.
YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL ©2021 Merdeka.com
"Iya bukan, tapi kan enggak boleh dong buang limbah. Kan limbah ada aturannya, ini numpuk sudah lama loh bu. Makanya ibu, saya tadi agak kesal sama ibu, saya bilang 'Bu saya benarin sampah' nada ibu tinggi. Saya datang ke sini tuh tujuannya untuk beresin, enggak menuntut apa-apa. Saya datangi ke perusahaan ibu hanya untuk ingatkan, jangan ulangi. Tapi kalau gini saya mau bawa ke Dirjen Gakkum deh, nanti berat loh," kata Dedi membuat ibu ini diam tak berkutik.
"Saya selalu ingin bersihkan lingkungan ini bersih, segitu saja kok niat awal. Tapi begitu nada ibu tinggi banget sama saya, aduh," ungkap Dedi.
"Enggak Pak, maaf Pak. Tadi itu bilangnya Pak siapa ya yang telepon ya," jawab ibu ini beralasan.
"Siapa pun yang telepon ibu harus dihargai, jangan lihat jabatan bu," saran Dedi Mulyadi.
"Iya Pak, maaf Pak," kata ibu ini.
Video Dedi Mulyadi Tegur Pemilik Pabrik
Dedi Mulyadi dibuat tercengang dengan adanya limbah kain dan plastik.
Bagaimana tidak tumpukan limbah tersebut sampai menggunung dan bahkan ada dua titik.
Tak tinggal diam, Dedi lantas datang ke pabrik yang bertanggung jawab atas limbah tersebut.