Mantan Mendag Bongkar HP Dijual Rp15-20 Juta di Indonesia, Biaya Produksi Cuma Rp150 Ribu
Eks Mendag bongkar biaya produksi satu unit iPhone yang ternyata sangat murah.
Persepsi tentang mahalnya produk-produk dari perusahaan komputer dan elektronik Apple Inc sepertinya melekat kuat di banyak orang hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Harga produk Apple yang mahal sebenarnya tidak hanya berdasarkan persepsi masyarakat semata. Tetapi juga bisa dilihat dari perbandingan harga dengan produk serupa di merk lain.
Padahal, biaya produksi pada produk Apple khususnya iPhone disebut cukup murah. Hal tersebut diungkap oleh mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Indonesia Gita Wirjawan.
Melansir dari akun Tiktok @pureblood.forever, membagikan cuplikan video wawancara merekam momen saat Gita mengungkap biaya yang harus dikeluarkan Apple untuk memproduksi satu unit iPhone.
"Nih kita punya handphone kan, harganya kalau iPhone agak-agak mahal. Saya mau tanya ke Anda. Menurut Anda ini biaya produksinya berapa? Ini dijual USD 1200 iya kan, Rp15 sampai Rp20 juta. Tebak biaya produksinya," tanya Gita.
"Kalau di fashion sih biasanya sepertiga (harga jual) yah (biaya produksi) HPP. Berarti Rp5 jutaan pak," jawab host dalam video.
Eks Mendag itu mengatakan, jika biaya produksi satu unit iPhone sangatlah murah. Hal tersebut ia ketahui setelah mengunjungi dua pabrik yang ada di dua negara.
"Saya itu sudah ke pabriknya (iphone) di Tiongkok sama Taiwan tiga kali saya sudah bicara dengan pimpinannya dan orang-orang di sekitarnya," kata Gita.
Lebih lanjut, kata Gita, jika Apple hanya mengeluarkan biaya Rp150 ribu untuk produksi satu unit iPhone. Jumlah modal yang dikeluarkan nilainya meroket jauh setelah iPhone dijual di pasaran.
"Jawabannya (biaya produksi) USD 10 (untung) 100 kali lipat lebih dong. Kenapa mereka bisa jualan barang sebagus ini USD 1200 itu lebih karena intelektual propertinya bukan karena hard labournya," ungkap Gita.
Gita menjelaskan, jika yang membuat mahal harga iPhone adalah intelectual property-nya. Sehingga produsen bisa menjual dengan harga tinggi namun tetap laku keras di pasaran.
"Hard labournya itu hanya dihargai USD 10 atau Rp150 ribu. Tapi sisanya dari Rp15 juta sampai Rp20 juta itu untuk daya pikirnya," tambahnya.
Diketahui, jika harga iPhone yang di jual di beberapa negara berbeda-beda. Di Indonesia sendiri, harganya pun bervariasi tergantung dengan tipenya.
Menilik dari website resmi iBox, harga termahal iPhone di Indonesia mencapai Rp31,999 juta untuk jenis iPhone 15 Pro Max 1TB.
Setelah dibagikan, pernyataan Gita pun langsung ramai jadi sorotan di media sosial dan mendapat beragam komentar dari warganet. Tak sedikit pula yang mempertanyakan pernyataan Gita.
"Yang mahal ilmunya bukan bahan baku ternyata," kata @Don***
"Yang dia maksud itu ongkos produksinya tidak termasuk material ya kawan2," komen @artis***
"Jangan lupa produksinya juga dalam kapasitas super besar, jadi modal per unit bisa lebih murah kali ya," komen @isme***
"Wkwkwkwk biaya desain, biaya RnD SOC dll, kamera dan perangkat hardware lain. plus pengembangan software. yakali modal cuma 160rb pasti lebih lah," kata @biken***
"Maksudnya ni lebih tepatnya otak chipset dsb yang buat iphone mahal," komen @kal***
Sosok Gita Wirjawan
Gita Irawan Wirjawan dikenal sebagai seorang wirausahawan, investor, pemusik, produser, politikus, dan negarawan yang berasal dari Indonesia.
Dia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal tahun 2009-2012. Gita juga mantan Menteri Perdagangan tahun 2011-2014 di dalam Kabinet Indonesia Bersatu II pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2014).
Gita merupakan pendiri Ancora Group yang berfokus pada penanaman modal di Indonesia. Ancora Capital adalah sebuah perusahaan pendanaan ekuitas swasta.
Mereka biasanya menanamkan modalnya di perusahaan yang sedang berkembang di segmen pasar menengah dalam sektor konsumen dan sumber daya alam.
Gita Wirjawan meninggalkan Ancora Group pada bulan October 2009 untuk memulai karier di pemerintahan sampai awal tahun 2014.
Dia mundur sebagai mendag untuk mengikuti Konvensi Partai Demokrat sebagai calon presiden. Pada bulan Juli tahun 2014, Gita Wirjawan memutuskan untuk kembali ke Ancora Group.