Mengenal Badai Sitokin Covid-19, Dari Penyebab Hingga Gejala
Gejala badai sitokin yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh semua orang
Bagi setiap orang yang pernah terinfeksi virus Corona (Covid-19), perlu mewaspadai gejala badai sitokin. Sebab, kondisi ini ternyata bisa meningkatkan risiko kematian pada pasien.
Badai sitokin atau cytokine storm merupakan komplikasi pada pasien Covid-19 yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan memicu kematian. Badai sitokin adalah proses terjadinya pelepasan sitokin yang tak terkendali, sehingga menyebabkan sel darah putih bereplikasi.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Pada kondisi ini, sel imun tubuh justru menyerang jaringan sehat yang mengakibatkan peradangan. Perlu diketahui, badai sitokin bukanlah suatu penyakit. Namun, ini merupakan kondisi ketika respons imun bekerja secara berlebihan dalam melawan infeksi penyakit, sehingga menyebabkan masalah serius hingga kematian.
Gejala Badai Sitokin
Pada penderita Covid-19, badai sitokin akan menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah. Hal tersebut akan membuat Alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru akan dipenuhi oleh cairan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen.
Kondisi itulah yang menyebabkan mengapa penderita Covid-19 kerap mengalami sesak napas. Melansir dari laman alodokter, ada beberapa gejala badai sitokin yang bisa dikenali dan diwaspadai, seperti:
- Demam
- Kedinginan
- Kelelahan
- Badan terasa lesu
- Pembengkakan di tungkai
- Mual dan muntah
- Nyeri otot dan persendian
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Batuk
- Napas cepat
- Kejang
- Sulit mengendalikan gerakan
- Kebingungan dan halusinasi
- Tekanan darah sangat rendah
- Penggumpalan darah
Lalu, apa sebenarnya penyebab seseorang bisa mengalami badai sitokin?
Disebutkan bahwa badai sitokin kemungkinan besar disebabkan karena respons imun yang terlalu berlebihan dalam melawan infeksi virus Covid-19.
Dalam kasus badai sitokin di virus Covid-19, kemungkinan disebabkan karena tubuh terlalu banyak melepas sitokin proinflamasi sehingga mengakibatkan reaksi peradangan yang berlebihan.
Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa pada pasien Covid-19 badai sitokin dapat menyebabkan cedera paru-paru. Hal tersebut merupakan salah satu dampak dari badai sitokin yang dapat berkembang menjadi gangguan pernapasan akut (ARDS).
Kondisi ini bisa membuat saturasi oksigen pasien rendah sehingga menjadi penyebab utama kematian pada pasien Covid-19.
Kondisi kritis akibat badai sitokin ini tentu saja membutuhkan penanganan medis yang tepat. Di unit perawatan intensif (ICU), dokter biasanya akan melakukan penanganan berupa:
- Pemantauan tanda-tanda vital, meliputi tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan suhu tubuh, secara intensif
- Pemasangan mesin ventilator
- Pemberian cairan melalui infus
- Pemantauan kadar elektrolit
- Cuci darah (hemodialisis)
- Pemberian obat anakinra atau tocilizumab (actemra) untuk menghambat aktivitas sitokin
Tentu saja penyebab pasti dan juga cara penanganan yang tepat bagi para penderita badai sitokin masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Agar terhindar dari kondisi serius ini, masyarakat disarankan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan disiplin. Jika Anda atau keluarga sekitar mengalami gejala badai sitokin, segeralah lakukan isolasi mandiri dan hubungi petugas kesehatan setempat.