Mengerikan! Anggota Polisi di AS Dukung Genosida Israel di Gaza & Mahasiswa Pendukung Palestina Dibunuh
Berikut momen anggota polisi di Amerika Serikat dukung genosida Israel di Gaza.
Berikut momen anggota polisi di Amerika Serikat dukung genosida Israel di Gaza.
Mengerikan! Anggota Polisi di AS Dukung Genosida Israel di Gaza & Mahasiswa Pendukung Palestina Dibunuh
Sebuah video yang memperlihatkan anggota polisi di Amerika Serikat berada di tengah aksi dukungan Palestina, viral di media sosial.
Terlihat dalam video, anggota polisi ini mengaku mendukung genosida Israel di Gaza.
Mengerikannya lagi, Ia juga mendukung mahasiswa pendukung Palestina dibunuh.
- Kesaksian Perwira Tentara AS Biadabnya Israel Sengaja Membom Warga & Anak-Anak Gaza, Ungkap Keterlibatan Amerika
- Sambil Menangis, Gadis Gaza Ngaku Jenuh dengan Penderitaan 'Negara-Negara Arab Aku Tidak akan Maafkan'
- Sadisnya Israel Siksa Warga Palestina saat Ditahan Terungkap, dari Besi Panas Dimasukan ke Dubur hingga Digigit Anjing
- Perwira Polisi Datangi Mahasiswa Asal Gaza ke Kontrakan, Tersentuh Dengar Curhatan Sikapnya Disorot
Lantas bagaimana momen polisi ini mengungkapkan dukungannya yang mengerikan?
Melansir dari akun X (dulunya Twitter) @AJA_Egypt, Senin (27/5), simak ulasan informasinya berikut ini.
Banyak masyarakat luas dari berbagai negara di dunia pun menggelar aksi dukungan untuk Palestina. Namun baru-baru ini, anggota polisi di Amerika Serikat menjadi perhatian dunia.
Bagaimana tidak, Ia secara terang-terangan mengungkapkan dukungannya terhadap genosida Israel di Gaza. Selain itu, Ia juga mengatakan mendukung mahasiswa pendukung Palestina dibunuh.
Dalam video terlihat, anggota polisi yang mengenakan kacamata ini mengungkapkan dukungannya. Bukan ke Palestina, Ia justru mendukung genosida Israel di Gaza.
"I support genocide (Saya mendukung genosida)," ujarnya.
Bukan hanya itu, Ia juga mengaku mendukung mahasiswa pendukung Palestina untuk dibunuh. Ia mengatakannya langsung di depan para mahasiswa yang mendukung Palestina.
"And I support killing you (dan aku mendukung pembunuhanmu)," ungkapnya.
"'I support genocide and I support killing you.' A policeman refuses to protect students who support Palestine at New York University
('Saya mendukung genosida dan saya mendukung pembunuhan Anda.' Seorang polisi menolak melindungi mahasiswa yang mendukung Palestina di Universitas New York)," tulisnya.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang gencar mendukung Israel.
Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden membela PM Israel Netanyahu yang sedang berada dalam tekanan International Criminal Court (ICC).
Jaksa ICC Sedang mengajukan surat perintah untuk menangkap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
Biden mengatakan jika sikap ICC tersebut tidak bisa dibenarkan. Pasalnya, Israel adalah negara demokratis yang tidak bisa disetarakan dengan Hamas dalam kasus konflik kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Biden terus membela Netanyahu dengan dalih Israel ialah negara yang sedang mempertahankan kedaulatannya.
“Jelas Israel ingin melakukan semua yang mereka bisa untuk memastikan perlindungan warga sipil,” kata Biden dikutip dari BBC.
Bahkan melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Amerika Serikat mengancam akan mengambil tindakan terhadap keputusan ICC yang mereka anggap sebagai keputusan yang salah arah tersebut.
Sikap tersebut itu didukung oleh Biden dan bahkan keputusan dari ICC dikatakan sebagai tindakan yang keterlaluan.
Amerika juga akan memberikan ancaman kepada petinggi ICC terkait keputusan penangkapan tersebut.
The Illegitimate Court Counteraction Act atau Undang-undang Penanggulangan Pengadilan yang Tidak Sah dikatakan akan menargetkan pejabat ICC yang terlibat dalam kasus tersebut.
Amerika akan memblokir para pejabat ICC untuk masuk ke AS, mencabut visa AS yang dimiliki oleh para pejabat ICC, dan melarang mereka untuk melakukan transaksi properti apapun di dalam negeri, kecuali jika pengadilan menghentikan kasus tersebut.
Sebelumnya, Amerika Serikat juga menunjukkan dukungannya ke Israel.
Pada tahun 2023, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden meminta kongres untuk memberikan dana darurat USD 105 miliar. Dana ini nantinya akan digunakan untuk membantu Israel dan Ukraina.Pendanaan tersebut mencakup USD 10,6 miliar atau Rp169 triliun untuk mendukung keperluan militer Israel dan USD 61,4 miliar untuk bantuan bagi Ukraina.
Biden mengatakan, pengajuan dana ini akan menjadi investasi yang menguntungkan bagi keamanan Amerika Serikat selama beberapa generasi.
Biden menyatakan bahwa dana yang diajukan oleh Pemerintah Amerika Serikat kepada Kongres ini merupakan komitmen terbesar yang pernah diberikan Amerika Serikat untuk membantu menopang keadaan terkait keamanan Israel.