Bingung Sama Akal Sehat Ketua DPR Amerika Serikat, Kok Bisa Bilang Genosida Israel di Gaza Perang yang Adil
Berikut pernyataan Ketua DPR Amerika Serikat yang bilang genosida Israel di Gaza perang yang adil.
Berikut pernyataan Ketua DPR Amerika Serikat yang bilang genosida Israel di Gaza perang yang adil.
Bingung Sama Akal Sehat Ketua DPR Amerika Serikat, Kok Bisa Bilang Genosida Israel di Gaza Perang yang Adil
Genosida Israel di Gaza masih terus menjadi perhatian dunia.
Baru-baru ini beredar pernyataan dari Ketua DPR Amerika Serikat Mike Johnson yang membuat tercengang. Bagaimana tidak, Ia mengatakan bahwa perang yang dilakukan oleh Israel di Gaza merupakan perang yang adil. Padahal faktanya apa yang dilakukan Israel di Gaza adalah sebuah genosida.
Bagaimana pernyataan Ketua DPR Amerika Serikat Mike Johnson selengkapnya? Melansir dari akun Instagram cordovamediaid, Rabu (29/5), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pernyataannya itu berkaitan dengan genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza, Palestina.
Khususnya terkait Jaksa ICC yang sedang mengajukan surat perintah untuk menangkap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
Menurut Ketua DPR Amerika Serikat ini, perintah penangkapan terhadap Netanyahu tidak berdasar dan tidak sah.
"Saat ini, ICC (Pengadilan Kriminal Internasional) telah memilih menarget Israel dengan perintah penangkapan tidak berdasar dan tidak sah dan mereka berusaha untuk menyamakan perang Israel yang adil untuk eksistensinya dengan tindakan mengerikan, pembantaian 7 Oktober," ujar Mike Johnson, Ketua DPR AS Politisi Partai Republik.
Lebih lanjut, Mike juga mengatakan bahwa perintah tersebut tidak masuk akal.
"Bagi kami ini tidak masuk akal. Ini adalah badan Internasional. Kami tidak akan membiarkan mereka untuk menjadikan peperangan untuk merusak kedaulatan negara atau merampas otoritas negara-negara yang demokratis," sambungnya.
Instagram cordovamediaid
Mike juga menegaskan jika Amerika Serikat harus menghukum ICC jika tetap mengancam Netanyahu.
Bahkan, Ia juga mengatakan harus mengembalikan Kepala Jaksa ICC Karim Khan ke tempatnya. Sebab, Ia tahu bahwa Amerika Serikat lah yang akan menjadi target selanjutnya.
Instagram cordovamediaid
Ia juga mengungkapkan alasan pihaknya tidak pernah mendukung Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Sebab, menurutnya mereka adalah penghinaan terhadap kedaulatan Amerika Serikat secara langsung.
"Kita tidak menempatkan badan Internasional di atas kedaulatan Amerika dan Israel juga tidak melakukan hal itu," lanjutnya.
Instagram cordovamediaid
"DPR sedang meninjau seluruh opsi saat ini. Kami memiliki beberapa perundang-undangan yang sangat agresif yang akan kami dorong secepat mungkin.
"(Perundang-undangan) itu akan menjatuhkan sanksi dan jika ICC melangkah maju dengan perintah atau permintaan penangkapannya yang konyol. Ini akan menjadi permasalahan Internasional yang lebih besar," tutupnya.
Instagram cordovamediaid
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat menjadi salah satu negara yang gencar mendukung Israel.
Mereka bahkan seolah tutup mata dengan para korban yang berjatuhan atas kekejaman Israel di Gaza.Presiden Amerika Serikat, Joe Biden bahkan terus membela Netanyahu dengan dalih Israel ialah negara yang sedang mempertahankan kedaulatannya.
"Jelas Israel ingin melakukan semua yang mereka bisa untuk memastikan perlindungan warga sipil," kata Biden dikutip dari BBC. Padahal seperti diketahui, puluhan ribu warga sipil di Gaza, Palestina meninggal dunia akibat kekejaman Israel.
Mirisnya, korban meninggal tersebut kebanyakan anak-anak dan wanita.
Bukan hanya itu saja, dalih 'mempertahankan kedaulatan' yang digadang-gadang oleh Israel ini justru menghancurkan Palestina.
Rumah warga sipil, rumah ibadah, gedung PBB hingga rumah sakit pun tak luput dari serangan bombardir tentara Israel.
Saat dunia bahu membahu menolong warga Palestina yang tersisa, Amerika Serikat justru seolah-olah tutup mata.
Mereka diam saja ketika mengetahui bantuan kemanusiaan sulit masuk ke Palestina dan dicegat oleh warga Israel.
Amerika Serikat juga seolah tutup mata dengan fakta cara-cara keji Israel dari tahun 1948 menduduki tanah Palestina.
Mereka secara sadis membantai warga Palestina untuk memuluskan niatnya.
Serangan Israel ke Gaza dilakukan usai serangan Hamas 7 Oktober 2023 lalu. Padahal, para tentara Israel (IDF) disebut-sebut banyak membunuh warga mereka sendiri. Namun, mereka justru mengatakan bahwa warga Israel yang gugur adalah korban kekejaman Hamas.
Mirisnya, baru-baru ini Israel kembali melakukan serangan dahsyat yang penuh kekejian.
Bagaimana tidak, militer Israel melancarkan lebih dari 60 serangan udara di Rafah dalam 48 jam setelah Mahkamah Pidana Internasional memerintahkan penghentian operasi militer di wilayah selatan Jalur Gaza, seperti dilaporkan pengamat hak asasi manusia.
Selama invasi darat Israel di wilayah tersebut, puluhan peluru artileri dan tembakan terus-menerus juga diarahkan ke warga Palestina di Rafah, menurut organisasi HAM Euro-Med Monitor, seperti dilansir Al Jazeera.
"Tiga belas warga Palestina terbunuh dalam 48 jam setelah keputusan Mahkamah (Pidana Internasional), termasuk enam anggota keluarga Qishta, seorang ibu lanjut usia dan tiga anaknya—dua perempuan dan satu laki-laki—serta seorang putra dewasa dan dua anaknya," kata organisasi yang berbasis di Jenewa tersebut.